Maaf untuk Ucapan Mama Hari Ini

Maaf atas segala tindakan dan setiap peningkatan kecilku yang aku capai yang mungkin tidak terlihat oleh kalian.

Maaf, karena aku tahu kalian ingin peningkatan yang bisa kalian lihat, tapi setelah waktu yang panjang itu, mungkin kalian tidak melihat progress apa-apa pada diriku.

Maaf juga, sewaktu kalian berbicara aku hanya diam.

Diamnya aku semata-mata ingin kalian melepaskan stress dengan mengeluarkan kata-kata itu.

Diamnya aku juga, karena aku tidak bisa mendengarkan hal yang sudah aku pikirkan keluar melalui kata-kata yang kalian ucapkan.

Diamnya aku juga, karena justru apa yang kalian ucapkan justru akan membuat aku semakin down dan justru mengurungkan hal-hal yang aku rencanakan. Kecuali mungkin, ucapan kalian ada yang tidak terlintas dibenakku, barulah ucapan itu tidak akan membuatku down.

Maaf, mungkin aku terlalu bersyukur atas keadaanku saat ini, sehingga belum ada keinginan untuk bisa mencapai progress yang lebih tinggi yang ingin kalian segera lihat.

Maaf juga, karena aku terlalu takut pada Tuhan ku untuk berpacaran, padahal bangun shubuh pun masih sering harus dibangunin.

Maaf atas beberapa rencanaku yang aku urungkan karena aku pernah mendengar salah satu dari kalian selalu berkata tidak punya uang. Padahal niat yg aku ingin ucapkan kala itu juga sebenarnya bukan maksudku untuk meminta pada kalian.

Maaf, atas segala tindakan diamku yang lebih terlihat oleh kalian, daripada cara berpikirku yang hanya ada dalam otakku.


Maaf kalau selama waktu yang lama ini aku menjadi beban yang berat. Padahal aku sudah mencoba untuk tidak merepotkan. Mi gkin benar, usaha percobaanku selama ini tidak terlihat oleh kalian bukan karena kalian yang melihat, atau mungkin itu memang tidak ada sehingga kalian tidak dapat melihatnya?

Kalau aku menangis, keadaanku akan down lagi, dan mungkin aku akan menunda niatku lagi untuk menstabilkan emosiku.

Maaf, kalau di rumah cuma sendiri, rasanya emang maunya diam di kamar belajar desain ini itu atau nonton ini itu atau baca ini itu. Rasanya perlu energi lebih, dibandingkan kalau ada temen dimana energi orang itu bisa ikut tersalurkan padaku. Oleh karena itu, aku lebih suka menginap di rumah ua.

Iya, belajar desain ini itu, yg emang hasilnya ga pernah kalian lihat. Ataupun yang menurut kalian gaada manfaatnya. Maaf.

Maaf, karena masih di rumah, padahal niatnya udah mau ke rumah ua, tapi karena bapak sakit dan perlu hubunginnya lewat whatsapp, jadi malah berpikir harus di rumah dulu, biar minimal bisa bantu buat hubungin si fajar.

Wahh... Maaf sepertinya aku harus menstabilkan keadaanku kembali.


Padahal ga berniat untuk buat postingan pertama yang bikin sendiri down. Tapi pas banget di hari ini perkataannya jadi seperti itu. Aku tau itu salah satu untuk melepaskan stressnya. Mungkin dengan cara ini aku juga bisa melepaskan stressku, daripada berbicara balik dengan intonasi yang ketus yang akan lebih nampak marah daripada berpikir atau merenungi perkataan itu.

Kalau setelah menulis ini, setelah mendengarkan perkataan itu aku nampak biasa saja, tolong, percayalah kalai itu bukan karena aku tidak berpikir tetapi justru itu aalah salah satu caraku untuk tidak membuat firiku semdiri semakin down. Maaf, mungkin dari tulisan ini aku akan lebih terlihat sebagai pribadi yang egois di mata kalian yang membaca.


Di pagi menjelang siang, di cuaca yang sedikit cerah dan berawan.

10.46 AM.

Pandeglang, 19 Feb 2022


Ps : padahal semalem udah semangat karena punya temen baru yg bisa diajak diskusi, latar belakang pernah belajar psikolog juga, pumya niatan juga tentang reusable menspadnya. Punya niatan buat nulis lagi, buat lanjutin idenya tentang @mocanku. Eh, malah begini lagi jadinya. Kadang heran sama diri sendiri, tapi mungkin ini emang salah satu akibatnya pasca depresi.


SemangArt nina!


Comments

Popular Posts