1 sept 2018

Begini kak, sebelumnua perkenalkan saya Nina. Berkuliah di Jatinangor Dan asal Banten. Maaf sebelumnya saya tidak tau bagaimana harus bercerita atau mulai dari mana.
Saya pikir permasalahan saya bermula dari hampir setahun yg lalu ketika saya mendapat tema untuk penelitian tugas akhir saya. Saya mendapat teman partner untuk tugas akhir saya, laki2 inisial Y. Kebetulan teman partner saya tsb memang terkenal agresif dengan jurusan saya ini, agresif disini maksudnya saya melihat dia seperti karena dia suka dengan kimia jadi dia lebih terkenal lebih ahli lah dibanding teman2 lain, meski saya dan teman yg lain kadang tidak mengerti dengan apa yg dia katakan. Saya Ada di jurusan kimia. Selain itu, dia juga salah satu anak yg berada di 5peringkat atas ipk tertinggi di angkatan jurusan saya. Saya juga sebenarnya Ada Di 10 peringkat teratas ipk tertinggi di jurusan saya. Sepertinya dari Kami mendapat tema yg sama hingga penelitian pun mengerjakannya seharusnya bersama2. Nah, ketika kita mengerjakan proposal usulan penelitian, kebetulan memang dia yang lebih dulu mencari2 referensi bahan2 untuk penelitian kami. Saya melihat dia seperti biasa, sebelum Kami menjadi partner, merasa dia memang suka dan rajin thdp hal2 seperti ini. Namun, sepertinya lama-kelamaan saya merasa risih dan merasa dia mungkin memang lebih expert dan pintar mengenai penelitian kami, sehingga saya merasa kurang percaya diri. Sebelumnya, saya memang sering merasa kurang PD, tp gara2 ini benar2 membuat saya merosot dalam hal rasa percaya diri. Sebelumnya, saya juga memang kurang dekat dengan anak laki2, tidak akrab, hanya sekedar mengobrol biasa, krn saya merasa kadang kurang nyaman, saya juga belum pernah berpacaran (saya mengutarakan ini bukan karena saya suka dengan partner saya). Awalnya juga saya pikir saya tidak masalah mempunyai partner dia, karena dia lebih rajin dan sepertinya lebih pintar dari saya untuk hal2 yg mengenai kimia/penelitian saya. Tp kesini2nya, selain karena memang saya merasa ada jauh dibawaaah sekali dengan dia dalam hal penelitian kami, saya juga merasa tidak nyaman berpartner dengan dia karena dia adalah laki2 membuat saya tidak nyaman leluasa berbicara mengenai penelitian kami, bahkan hal kecil sekalipun (ini juga sepertinya karena saya merasa dia jauuh lebih expert mengenai penelitian kami). Saya tahu, karena dia lebih bagus Akan pengetahuannya dalam penelitian ini, harusnya saya tanya saja padanya, tp saya benar2 merasa tidak nyaman. Jadilah selama semester 7 (periode juli-desember kemarin/tahun lalu), pencarian bahan2/referensi untuk proposal usulan penelitian saya molor hingga desember saya baru mengadakan presentasi up. Presentasi saya bersama dia sih memang, meski dia sebenarnya selesai lebih dulu membuat proposalnya. Proposal penelitian saya juga dibantu mengerjakan oleh dia.
Lalu semenjak awal tahun dimulailah penelitian kami. Sambil mengerjakan penelitian, kami juga harus mengerjakan untuk proposal tugas pustaka. Saya gatau semester ini merasa aneh dengan diri saya sendiri. Penelitian saya benar2 molor, beda sekali dengan dia yg sangat rajin. Ketika saya mau mengerjakan tugas pustaka selalu timbul ketakutan2 tersendiri. Rasa takut krn tidak bisa mengerjakan dengan baik, ahh pokoknya sampai2 saya ketika buka laptop dan hendak mengerjakan tugas pustaka saya selalu menangis Akan Rasa takut itu. Karena saya makin merasa tidak nyaman dengan diri saya sendiri, saya coba untuk mengalihkan diri saya ketika membuat laptop untuk menonton film/drama2 korea, atau sekedar membaca cerpen/novel. Tapi setelah melalukan itu, saya ttp saja ingin menangis ketika membuka laptop dan membuat saya tidak tenang dan fokus untuk mengerjakan tugas pustaka. Kebetulan saya juga sebelumnya memiliki insomnia. Nah, ketika saya susah untuk tidur itu, awalnya saya berpikir untuk mengerjakan tugas saya itu, karena sebelum2nya juga saya biasa seperti itu, tp saya susah fokus untuk mengerjakannya jadilah saya menonton saja. Hal ini berimbas pada pola tidur saya. lalu, biasanya setiap semester jarang sekali saya pulang kampung kerumah, kadang malah cuma 1 Kali/semester hanya ketika Ada liburan/acara keluarga yg penting, tp semester sekarang rasanya saya selalu ingin pulang, saya merasa saya Akan lebih tenang mengerjakan ketika dirumah, tp hal tersebut selalu terjadi hingga saya tidak bisa fokus. Terlebih ketika April-Mei Ada bbrp orang dari teman saya yg sudah lulus. Saya makin merasa tertekan dengan penelitian saya dan mengalihkan ke hal2 yg tidak penting seperti drama, film atau novel. Saya tau itu Salah, tp gimana ya saya selalu takut Dan ingin menangis ketika buka laptop. Saya benar2 takut.
Saya juga sebenarnya suda coba membicarakan ini pada psikolog Di jurusan psikologi di kampus, Karena saya merasa tidak berefek pd saya, jadi saya memutuskan untuk tidak melakukan konseling lagi dengan saya tidak menghubungi dosen konselornya. Saya juga bukan tipe anak yg seeing bercerita pada orangtua, keluarga ataupun teman. Saya termasuk anak introvert. Lagipula, saya juga bukan anak yg mudah untuk berbicara, rasanya susah sekali mengatakan hal2 yg Ada Di pikiran saya Dan apa yg terjadi pada saya, tidak nyaman juga. Tp meskipun begitu, ketika ujian saya mendapat nilai jelek saya selalu bercerita dan pasti menangis kepada ayah saya via telepon, tp semenjak Salah satu teman saya bilang jangan membuat orangtua khawatir dengan hal2 seperti itu, saya tidak melakukannya lagi, meski ingin. Saya juga sebenarnya tipe anak yg kalau dikasih tau dan menurut saya itu benar saya akan menuruti dengan sendirinya.
Pokoknya tuh, semester ini benar2 kacau dipikiran saya.
Sampai, partner saya akhirnya sekarang sudah sidang dan wisuda, pun demikian teman2 dekat saya.
Ditambah 2 kakek saya baik dari Ayah maupun ibu meninggalkan juga Di tahun ini. Rasanya benar-benar apa yaa, rasanya benar2 merasa bersalah tapi tak bisa apa2. Kakek dari Ayah saya meninggal di bulan Maret tgl 6, tepat 2 hari setelah saya ke Jatinangor kembali. Sedang kakek dari ibu saya meninggal tgl 28 Juni, juga tepat 4 hari setelah saya kembali ke Jatinangor. Nah, Karena itulah ketika kedua kakek saya meninggal, saya tidak pulang lagi kerumah Karena terkendala waktu perjalanan dan ongkos. Rasanya bukannya saya saja yg pergi, tp malah mereka, saya sangat merasa bersalah sekali Karena saya belum lulus disaat mereka pergi. Sebenarnya saya selalu merasa ingin pergi sajaa meninggalkan hal yg Ada disini, saya benar2 ingin menghilang Karena saya tidak tau bagaimana cara menghadapi Dan mengatakan permasalahan ini. Terkadang saya menampar wajah diri saya sendiri, saya juga bisa menggunakan gunting atau pisau untuk menyakiti diri saya sendiri hingga tangan saya lecet. Saya berpikir untuk menghilangkan diri saya sendiri, tp saya tau hal itu juga tidak benar Dan lagipula sebenarnya tidak mudah. Rasanya sangat mudah sekali untuk mengiris tangan hingga berdarah seperti yg saya lihat Di drama Hwayugi ketika tokoh utama perempuan mengiris tangannya untuk mengeluarkan darah untuk mendatangkan para hantu. Tapi untuk melakukan itu saya perlu menusukkan lebih jauh kedalam dan pastinya Akan terasa sangat sakit. Lagipula, masalah tidak akan selesai.
Ditambah, proposal pkm penelitian saya Lilo's untuk didanai. Saya tidak tahu harus merasa senang atau sedih kala mendapatkan itu. Teman2 saya pikir saya harusnya senang, mereka tidak tahu saja saya sedih Karena itu terlalu penelitian saya dimana penelitian saya saja saya sudah takut apalagi ini harus dipertanggungjawabkan pada dikti.
Oh iya, terkait insomnia saya saya pernah Coba untuk minum obat tidur, saya beli di apotek merk Lelap, setelah saya cari obat tidur apa saja yg ada di internet. Tapi saya hanya minum itu 4 Kali saja (1 strip) Dan tidak mencobanya lagi karena saya merasa hal itu tidak benar.
Oh iya, Tugas pustaka saya dibimbing oleh dosen pembimbing 2, perempuan, debut saja Ibu A dan penelitian saya dibimbing oleh dosen pembimbing 1, laki2, bapak I. Bapak I ini tipe dosen yg sebenarnya enak tp tergantung mahasiswanya, karena bapak tipe yang dikejar mahasiswa bukan mengejar mahasiswanya, saya jarang sekali berkonsultasi dengan beliau Karena permasalahan pada diri saya ini. Sedangkan Ibu A, sebenarnya baik teman2 yg lain juga pernah bilang seharusnya kalau dosennya perempuan lebih enak karena mudah diajak ngobrol juga apalagi oleh anak perempuan, tapi sayangnya saya justru takut ketika hendak berkonsultasi dengan beliau, saya takut, mungkin ini juga disebkan krn saya takut dimarahi I, saya ingat ketika kecil saya pernah dikurung dikamar gelap sianghari saya lupa kesalahan apa yg saya buat waktu itu, saya tipe anak takut Ibu, saya juga memang tidak berbicara hal2 kecil yg terjadi pada saya kepada ibu saya semenjak kecil, berbeda memang dengan anak lain bahkan adik saya sendiri, bahkan saya terkadang sangat iri dengan mereka ketika mereka mudah sekali bercerita kepada ibu atau orangtuanya.
Oh iya, berbicara tentang adik saya, adik saya juga lulus smp Di tahun ini. Saya tidak ikut menghadiri kelulusannya. Tapi hal ini juga menyebabkan perasaan yg lain pd diri saya, saya makin malu dan merasa bersalah pd orang tua saya krn hal ini.
Teman2 saya juga bukannya tidak peduli pada saya, pernah mereka bbrp kali mendatangi kosan saya. Saya tinggal sendiri Di kosan yang mahasiswa kimianya hanya saya sendiri. Saya bercerita pada mereka, menangis juga, plong memang tp itu tidak cukup untuk benar2 membuat ketakutan saya ketika buka laptop itu hilang atau mereda.
Saya sampai rasanya tidak ingin berkomunikasi dan bertatap muka dengan mereka, bahkan saya menonaktifkan autostart pada Line dan WA + memblokir semua nomor yg ada pada kontak dan nomor tidak dikenal juga.
Disisi lain, saya juga tertarik dengan dunia modelling, saya mulai coba2 untuk mengikuti lomba fashion show semenjak februari tahun lalu. Hal ini saya tidak ceritakan ketika saya melakukan bimbingan konseling sebelumnya. Selain drama, film atau novel, kadang juga saya mengalihkan diri saya untuk mengikuti acara2 seperti ini. Mulanya saya ketika ikut even2 lomba ini saya ajak teman saya, tp ketika masalah ini terjadi, saya pergi sendiri tanpa bercerita pada siapapun. Bahkan, padahal saya masuk 30 besar Azzura Model Hunt baru2 ini, seharusnya saya meneken kontrak selama bbrp bulan, tp Karena semenjak menjelang lebaran saya menonaktifkan autostart pd Line Dan WA, akhirnya kesempatan itu malah hilang begitu sajaa, padahal saya sangat menantikannya semenjak tahun lalu. Tapi, gara2 masalah ini saya benar2 ingin menghilang saja, saya baru2 ini juga menghapus bbrp foto bersama teman2 saya dan foto saya yg hanya saya sendiri yg ala-ala model, saya juga hapus foto bersama teman2 seorganisasi saya. Saya hanya menyisakan foto saya dan keluarga saya. Masih ada sih, foto yg bersama teman, itu hanya foto bersama teman kelompoknya praltikum saya (saya tidak hapus karena itu foto momen ketika praktikum terakhir sepanjang perjalanan kuliah kami) dan foto bersama teman2 SMP kala saya SMP untuk mengingat memorial SMP saya.
Oh iya, 2minggu yg lalu juga saya menghadiri acara wisuda teman saya yg berkuliah di ITB, kebetulan saya dan teman dekat SMA saya hadir. Kami semua berempat berkuliah di universitas berbeda di Bandung, kecuali saya di Sumedang. Kami bertemu kembali setelah 4 tahun tidak bertatap muka, pdhl kuliah di kota yg sama. Hari itu adalah wisuda pertama diantara Kami. Ketika Kami saling berbicara, ternyata mereka mengalami kendala juga yg akibatnya sama seperti saya, yaitu molor lulus, bahkan Ada yg bilang kalau dia kemungkinan besar akan wisuda desember. Sebenarnya hal ini cukup menenangkan saya dan membuka pikiran saya (meskipun saya merasa sebenarnya ini juga tidak benar mengingat saya membandingkan dengan mereka) bahwa tidak apa2 yg terjadi pada saya ini dan akan kembali pada yg semestinya lagi. Ahh.. padahal saya dan teman2 saya pernah membuat mimpi untuk 2018 bisa melakukan studi lanjut ke luar negeri. Tapi tahun ini rasanya benar2 saya tidak tau harus mengatakan apa lagi. Oh iya, bahkan karena kakek saya meninggal bbrp hari setelah tanggal ultah saya, saya memutuskan untuk tahun selanjutnya tidak boleh ada yg mengucapkan selamat ulang tahun lagi pada saya. Saya ingin melupakan tanggal ulang tahun saya, ini lucu sebenarnya karena banyak password yg justru saya pakai berdasarkan tgl lahir saya.
Lalu, beberapa waktu lalu, pagi ini ketika saya buka instagram stories saya melihat artikel dari beautyjournal berjudul "Apa itu Distimia?" Karena penasaran akhirnya saya buka link itu dan membacanya. Entah kenapa, saya merasa saya memiliki ciri2 yg termaksud dalam artikel tsb. Lalu akhirnya saya memutuskan untuk membuka aplikasi riliv ini semenjak bbrp minggu lalu saya install Dan memutuskan untuk berkonsultasi.
Jadi saya ingin bertanya kira2 baiknya bagaimana dan apa yang saya harus lakukan?
Lalu, bagaimana tahapan untuk konsultasi via psikolog dalam aplikasi ini? Oh iya Dan juga, ketika berkonsultasi via aplikasi, apakah nantinya saya akan berkonsultasi dengan satu psikolog saja atau nantinya justru mungkin bergantian tergantung dengan psikolog yang sedang online? Terimakasih sebelumnya karena chat yang panjang ini.

Comments

Popular Posts