Kesan Baca Novel DIlan 1990 - Part 2
Tadi aku baru selesai baca novel ini sampai akhir.
Kalau aku ceritain isinya kayaknya kepanjangan.
Dari judul ke 5-25 bab dibuku ini (lanjutan hari kemarin, ga deng hari ini juga, cuma pas dini hari bacanya hehe) menceritakan tentang Milea yang mulai penasaran sama sosoknya Dilan, hingga akhirnya berani bertanya-tanya kepada Wati, sepupunya Dilan yang merupakan temas sekelas Milea. Tentang Dilan yang ternyata sering juara 1 dikelasnya (WOW!) lalu ikut seleksi di sekolah nha untuk ikut cerdas cermat di TVRI, namun gagal terseleksi disekolah. Lucu sih pas dicerita ini, kelompoknya Dilan yang seharusnya bisa mengejar ketertinggalan poinnya(untuk bisa menang cerdas cermat mewakili sekolah mereka) di babak rebutan, malah menjawab konyol ketika menjawab pertanyaan dari babak rebutan hingga akhirnya poin dikurangi dan otomatis gagal terseleksi. Akhirnya kelompok lain yang mewakili sekolah mereka untuk mengikuti cerdas cermat di TVRI yang berada di Jakarta, Milea pun ikut sebagai pendukung sekolah mereka sekaligus mengenang kernduannya akan Jakarta. Karena Dilan tidak ikut, Milea pun akhirnya mengatakan kepada Beni-yang saat itu masih berstatus sebagai pacar Milea- kalau dia akan pergi ke Jakarta karena ada kegiatan itu. Lalu terjadilah peristiwa di Jakarta, dimana Nandan dan Milea kepergok makan berdua oleh Beni hingga Beni mengatakan bahwa Milea adalah pelacur. Padahal yang tidak Beni ketahui, Milea tidak hanya berdua tapi bertiga dengan Novi, yang kala itu ada keperluan sebentar keluar hingga meninggalkan Nandan dan Milea berdua. Dari peristiwa itu Milea mulai memutuskan hubungannya dengan Beni.
Ada juga Kang Adi, mahasiswa Teknik Industri ITB semester 5 (kala itu), yang menjadi pembimbing belajarnya Milea dan Airin setiap malam Minggu. Ternyata itu hanyalah kedok Mas Adi yang ingin dekat dengan Milea. Kemudian diceritakan juga tentang Dilan yang berseteru dengan Pak Supritno hingga membuat Dilan diskors. Lalu Bunda-nya Dilan yang bertemu dengan Milea dan Wati di sekolah, lalu mengajak mereka berdua makan. Dari situlah Milea dekat dengan Bunda.
Oh ya, ada juga saat dimana Dlan menghilang dan ilea penasaran kemana DIlan Lalu ketika Milea berulang tahun (ini sebelum putus dari Beni kejadiannya), yang lain memberikan kado yang biasa seperti bunga (dari beni) dan boneka panda (dari Nandan). Tapi Milea justru mengharapkan ucapan ulang tahun yang pertaa Dilan. Tak disangka, Dilan justru memberikan sebuah kado yang berisi TTS yang sudah dia isi dengan cover seorang wanita yang dia modif seolah-olah wanita di coverr itu mengucapkan pesan ulang tahun dari Dilan untuk Milea. Sebuah kado yang tidak biasa. Tentunya diberikan dengan cara yang tidak biasa pula.
Ada juga cerita dimana Bunda bercerita kalau Dilan mengatakn pada Bunda bahwa Milea adalah pacarnya. Padahal belum ada kata cinta yang terucap secara langsung dari Dilan, meski memang hubungan keduanya (dan Milea pun merasa seperti itu) sseperti sudah pacaran. Oh iya, aku lupa ada juga yang menarik nih, dan menurut aku ini paling sweet yang dilakukan Dilan di novel ini. Yaitu, ketika Milea sakit, lalu dia justru mengirimkan Bi / Nenek Asih untuk memijit Milea, dimana kala itu teman sekelasnya Milea sedang menjenguknya. Yang lucu, disini Bi Asih datang diantar Dilan, namun Dilan malah pergi, yang kemudian setelah beberapa lama dia datang juga ke rumah Milea, tepat ketika teman-teman Milea hendak bergegas pulang.
Di akhir-akhir cerita Milea melakukan kebiasaan yang tidak biasa dilakukan olehnya, yaitu bersikap posesif dan memaksa Dilan untuk pergi jalan-jalan dengannya, semata-mata agar Dilan tidak ikut menyerang SMA lain. Di bagian akhir cerita, akhirnya Dilan mengatakan kalau dia mencintai Milea dan mereka pun resmi berpacaran.
Kesan aku :
Sebelumnya aku mau mengucapkan terimakasih buat Devi yang telah merekomendasikan novel ini.
Setelah membaca ceritanya hingga akhir, aku menyadari bahwa Dilan ini memang sosok yang menarik, ini ketika aku tahu kalau Dia ternyata sering juara 1 di kelasnya. Aku pikir dia hanya siswa biasa.
Dia juga ternyata suka membaca sastra, dan juga menulis puisi. Yups, aku kagum.
Dengan kepintaran dan kecerdasan itu dia justru tidak bersikap sombong, justru menutupinya dengan berteman dengan geng motor yang justru membuat orang lain (seperti kesan Milea saat melihat sosok Dilan pertama kali) melihat kalau dia hanya siswa biasa, seperti preman (dari caranya berpakaian) bahkan ada juga yang mengatakan dia menggunakan obat-obatan terlarang, minum-minum dll. Yang aneh sebenarnya, ada ya ternyata orang seperti sosok Dilan ini. Yang saking sukanya dengan sastra, hingga kosakata kesehariannya pun mengikuti. Pokoknya setiap dia bercanda dengan Milea, ataupun mengobrol dengan Bibi ataupun orang lain, membuatku tak bisa lepas dari tawa yang keluar begitu saja.
Sosok Milea, yang ternyata disukai oleh banyak tokoh laki-laki didalam cerita, pasti memang nampak cantik seperti yang dikatakan oleh Bunda-nya Dilan. Setiap tutur kata yang tercerita didalam novel, memang menggambarkan bahwa ini merupakan kisah cinta nyata dari sosok Milea. Terlihat dari ada beberapa tokoh yang dia ceritakan saat ini telah meninggal. Terlebih ada artikel yang mengatakn ada surat yang ditulis oleh Dilan asli di sebuah blog. Untuk Milea, yang katanya saat ini sebenarnya sudah menikah dengan orang lain bukan dengan Dilan. Entah kenapa. Sepertinya akan diceritakan dinovel berikutnya, karena aku belum baca hehe.
Overall au suka ceritanya. Tapi agak aneh karena semasa SMA jujur aku tidak pernah mempunyai sedikitpun cerita yang dimiliki oleh Milea ini. Yang membuat aku bertanya-tanya, ini beneran cerita anak SMA? Kalau bener, wah ngeri juga ya ternyata, geng motor itu beneran ada, serang-serangan antar SMA, kebenciaan terhadap seseorang karena orang itu disukai oleh orang yang disuka (seperti yang dilakukan oleh Susiana yang suka kepada Dilan), dsb. Mungkin juga karena kehidupan SMA ku tidak seperti itu. Lagipula kehidupan setiap orang kan memang berbeda ya, terlebih sudutpandang dari setiap orang yang merasakannya pun pasti berbeda.
Oh iya, poin plus dari novel ini adalah gambar-gambar yang diselipkan untuk menggambarakan suasana yang diceritakan. Juga ada gambar-gambar para tokoh didalam cerita diawal memasuki judul/ab pertama novel. Aku suka sekali dengan ini. Aku jadi tahu bagaimana gambaraan keadaan cerita kala aku membacanya.
Okay, aku akan memutuskan membaca novel berikutnya karena penasaran dengan kisah percintaan antara Milea dan Dilan ini...
Jatinangor, 16 Februari 2018
5.29 pm
Kalau aku ceritain isinya kayaknya kepanjangan.
Dari judul ke 5-25 bab dibuku ini (lanjutan hari kemarin, ga deng hari ini juga, cuma pas dini hari bacanya hehe) menceritakan tentang Milea yang mulai penasaran sama sosoknya Dilan, hingga akhirnya berani bertanya-tanya kepada Wati, sepupunya Dilan yang merupakan temas sekelas Milea. Tentang Dilan yang ternyata sering juara 1 dikelasnya (WOW!) lalu ikut seleksi di sekolah nha untuk ikut cerdas cermat di TVRI, namun gagal terseleksi disekolah. Lucu sih pas dicerita ini, kelompoknya Dilan yang seharusnya bisa mengejar ketertinggalan poinnya(untuk bisa menang cerdas cermat mewakili sekolah mereka) di babak rebutan, malah menjawab konyol ketika menjawab pertanyaan dari babak rebutan hingga akhirnya poin dikurangi dan otomatis gagal terseleksi. Akhirnya kelompok lain yang mewakili sekolah mereka untuk mengikuti cerdas cermat di TVRI yang berada di Jakarta, Milea pun ikut sebagai pendukung sekolah mereka sekaligus mengenang kernduannya akan Jakarta. Karena Dilan tidak ikut, Milea pun akhirnya mengatakan kepada Beni-yang saat itu masih berstatus sebagai pacar Milea- kalau dia akan pergi ke Jakarta karena ada kegiatan itu. Lalu terjadilah peristiwa di Jakarta, dimana Nandan dan Milea kepergok makan berdua oleh Beni hingga Beni mengatakan bahwa Milea adalah pelacur. Padahal yang tidak Beni ketahui, Milea tidak hanya berdua tapi bertiga dengan Novi, yang kala itu ada keperluan sebentar keluar hingga meninggalkan Nandan dan Milea berdua. Dari peristiwa itu Milea mulai memutuskan hubungannya dengan Beni.
Ada juga Kang Adi, mahasiswa Teknik Industri ITB semester 5 (kala itu), yang menjadi pembimbing belajarnya Milea dan Airin setiap malam Minggu. Ternyata itu hanyalah kedok Mas Adi yang ingin dekat dengan Milea. Kemudian diceritakan juga tentang Dilan yang berseteru dengan Pak Supritno hingga membuat Dilan diskors. Lalu Bunda-nya Dilan yang bertemu dengan Milea dan Wati di sekolah, lalu mengajak mereka berdua makan. Dari situlah Milea dekat dengan Bunda.
Oh ya, ada juga saat dimana Dlan menghilang dan ilea penasaran kemana DIlan Lalu ketika Milea berulang tahun (ini sebelum putus dari Beni kejadiannya), yang lain memberikan kado yang biasa seperti bunga (dari beni) dan boneka panda (dari Nandan). Tapi Milea justru mengharapkan ucapan ulang tahun yang pertaa Dilan. Tak disangka, Dilan justru memberikan sebuah kado yang berisi TTS yang sudah dia isi dengan cover seorang wanita yang dia modif seolah-olah wanita di coverr itu mengucapkan pesan ulang tahun dari Dilan untuk Milea. Sebuah kado yang tidak biasa. Tentunya diberikan dengan cara yang tidak biasa pula.
Ada juga cerita dimana Bunda bercerita kalau Dilan mengatakn pada Bunda bahwa Milea adalah pacarnya. Padahal belum ada kata cinta yang terucap secara langsung dari Dilan, meski memang hubungan keduanya (dan Milea pun merasa seperti itu) sseperti sudah pacaran. Oh iya, aku lupa ada juga yang menarik nih, dan menurut aku ini paling sweet yang dilakukan Dilan di novel ini. Yaitu, ketika Milea sakit, lalu dia justru mengirimkan Bi / Nenek Asih untuk memijit Milea, dimana kala itu teman sekelasnya Milea sedang menjenguknya. Yang lucu, disini Bi Asih datang diantar Dilan, namun Dilan malah pergi, yang kemudian setelah beberapa lama dia datang juga ke rumah Milea, tepat ketika teman-teman Milea hendak bergegas pulang.
Di akhir-akhir cerita Milea melakukan kebiasaan yang tidak biasa dilakukan olehnya, yaitu bersikap posesif dan memaksa Dilan untuk pergi jalan-jalan dengannya, semata-mata agar Dilan tidak ikut menyerang SMA lain. Di bagian akhir cerita, akhirnya Dilan mengatakan kalau dia mencintai Milea dan mereka pun resmi berpacaran.
Kesan aku :
Sebelumnya aku mau mengucapkan terimakasih buat Devi yang telah merekomendasikan novel ini.
Setelah membaca ceritanya hingga akhir, aku menyadari bahwa Dilan ini memang sosok yang menarik, ini ketika aku tahu kalau Dia ternyata sering juara 1 di kelasnya. Aku pikir dia hanya siswa biasa.
Dia juga ternyata suka membaca sastra, dan juga menulis puisi. Yups, aku kagum.
Dengan kepintaran dan kecerdasan itu dia justru tidak bersikap sombong, justru menutupinya dengan berteman dengan geng motor yang justru membuat orang lain (seperti kesan Milea saat melihat sosok Dilan pertama kali) melihat kalau dia hanya siswa biasa, seperti preman (dari caranya berpakaian) bahkan ada juga yang mengatakan dia menggunakan obat-obatan terlarang, minum-minum dll. Yang aneh sebenarnya, ada ya ternyata orang seperti sosok Dilan ini. Yang saking sukanya dengan sastra, hingga kosakata kesehariannya pun mengikuti. Pokoknya setiap dia bercanda dengan Milea, ataupun mengobrol dengan Bibi ataupun orang lain, membuatku tak bisa lepas dari tawa yang keluar begitu saja.
Sosok Milea, yang ternyata disukai oleh banyak tokoh laki-laki didalam cerita, pasti memang nampak cantik seperti yang dikatakan oleh Bunda-nya Dilan. Setiap tutur kata yang tercerita didalam novel, memang menggambarkan bahwa ini merupakan kisah cinta nyata dari sosok Milea. Terlihat dari ada beberapa tokoh yang dia ceritakan saat ini telah meninggal. Terlebih ada artikel yang mengatakn ada surat yang ditulis oleh Dilan asli di sebuah blog. Untuk Milea, yang katanya saat ini sebenarnya sudah menikah dengan orang lain bukan dengan Dilan. Entah kenapa. Sepertinya akan diceritakan dinovel berikutnya, karena aku belum baca hehe.
Overall au suka ceritanya. Tapi agak aneh karena semasa SMA jujur aku tidak pernah mempunyai sedikitpun cerita yang dimiliki oleh Milea ini. Yang membuat aku bertanya-tanya, ini beneran cerita anak SMA? Kalau bener, wah ngeri juga ya ternyata, geng motor itu beneran ada, serang-serangan antar SMA, kebenciaan terhadap seseorang karena orang itu disukai oleh orang yang disuka (seperti yang dilakukan oleh Susiana yang suka kepada Dilan), dsb. Mungkin juga karena kehidupan SMA ku tidak seperti itu. Lagipula kehidupan setiap orang kan memang berbeda ya, terlebih sudutpandang dari setiap orang yang merasakannya pun pasti berbeda.
Oh iya, poin plus dari novel ini adalah gambar-gambar yang diselipkan untuk menggambarakan suasana yang diceritakan. Juga ada gambar-gambar para tokoh didalam cerita diawal memasuki judul/ab pertama novel. Aku suka sekali dengan ini. Aku jadi tahu bagaimana gambaraan keadaan cerita kala aku membacanya.
Okay, aku akan memutuskan membaca novel berikutnya karena penasaran dengan kisah percintaan antara Milea dan Dilan ini...
Jatinangor, 16 Februari 2018
5.29 pm
Comments
Post a Comment