Emosi dan Luka
Emosi dan Luka
Aku tumbuh sambil melihat emosi kedua orangtuaku. Dalam beberapa hal aku sadar bahwa aku tumbuh dengan emosi itu. Aku benci itu. Padahal aku berusaha untuk belajar bagaimana mengelola emosi dengan baik ketika aku dihadapkan dalam beberapa kejadian yang membuat emosi itu muncul.
Seakan diingatkan kembali, hari ini emosi jelek bapak muncul kembali. Mengingatkanku akan masa lampau. Aku belajar bahwa emosi-emosi tersebut bisa keluar kemungkinan karena keadaan bapak yang sedang tidak stabil, yang mungkin aku tidak tahu apa itu. Atau, mungkin karena rasa lapar yang muncul di kala puasa, membuat bapakku emosian.
Sedih ku bukan karena alasan emosi bapak keluar. Tapi karena hal itu mengingatkanku akan emosi yang sama yang juga tumbuh dalam diriku.
Mengenai menikah, tentu aku juga menginginkan hal itu. Tapi dengan emosi yang tumbuh dalam diriku ini. Meski seberapa kuatnya pun aku coba belajar bertahan menghadapinya, emosi itu bisa muncul kapanpun disaat aku ter-trigger akan suatu hal yang tidak spesifik (bisa apapun tergantung situasinya).
Aku juga ingin hal itu. Tapi sepertinya pernikahan impianku terlalu sempurna untuk diriku yang tidak sempurna ini.
23.22 WIB
Pandeglang, 24-03-2023
Comments
Post a Comment