TEKA TEKI RASULULLAH: Find Out Rasulullah Habits (24 Jam Rasulullah) #1
TEKA TEKI RASULULLAH : Find Out Rasulullah Habits (24 Jam Rasulullah)
Oleh Ustadz Arafat
PENGANTAR
Ada 24 pertemuan, dimana setiap pertemuan akan membahas 1 jam aktivitas Rasulullah SAW hingga 24 jam. Semoga bisa menjadi jalan kita untuk meneladani Rasulullah.
1) Rujukan utama yang digunakan : kitab Al-Yaumun Nabawi yang dikarang oleh Syech Abdul Wahab At-Turairi, beliau adalah seorang Da'i/ulama dri kota Mekah. Softcopy kitabnya tidak dibagikan karena berbahasa arab, tapi kalau meminta nanti dikasih (wa.me/628988000500).
2) Pembahasan ini mengacu pada JAM ke jam berikutnya, padahal di zaman Rasulullah yang hidup di abad ke-7 Masehi belum mengenal JAM, listrik, kendaraan. Pada zaman itu masih serba tradisional. Jadi, yang kita sebutkan sebagai JAM di sepanjang pelajaran itu hanya permisalan/perumpamaan/pendekatan saja, bukan berarti nabi melakukan aktivitas sesuai jam (misal jam 6 ngapain, jam 7 ngapain gitu). Hanya dibuat seolah-olah kalau ditarik pada jaman sekarang, mungkin jatuhnya jam 6, jam 7 begitu.
Orang-orang Arab zaman dahulu, mereka tidak memiliki jam, lalu apa yang mereka gunakan untuk petunjuk waktu? Dulu mereka menggunakan matahari sebagai patokan, ada istilah-istilah khusus pada keadaan matahari di posisi tertentu.
☀️Matahari terbit : SYURUK/ waktu ISYROK
☀️Matahari tepat diatas kepala kita/siang bolong : Waktu ZAWAL
☀️Matahari Terbenam : GHURUB / Waktu MAGHRIB, dst.
3) Selain itu, mereka juga pandai menentukan/mengira-ngira durasi. Kalau kita ditanya waktu kapan pertengahan pagi (antara jam 6-12), kita pasti melihat jam di ± angka jam 9. Kalau pada zaman Rasulullah, orang-orangnya bisa menentukan waktu pertengahan antara waktu isyrok dan waktu zawal itu tepatnya kapan.
PUKUL 1 MALAM
Di jam ini, Rasulullah masih dalam keadaan tahajudnya. Beliau sudah mengerjakan shalat tahajud selama 2 jam yang dimulai pukul 23.00, dan masih akan mengerjakan shalat tahajud pada 2 jam berikutnya hingga pukul 03.00.
Rasulullah bangun untuk shalat malam sekitar pukul 23.00 (patokannya, sejak awal Rasul menerima wahyu surat al-muzammil ayat 3).
Nabi memang terbiasa bangun pada pertengahan malam. Kalau ditarik pada zaman sekarang, kira-kira jam berapa pertengahan malam itu? Orang arab zaman dulu menyebut waktu malam (Al-Lail) ketika matahari sudah terbenam/maghrib sampai dengan waktu fajar / subuh. Kalau maghrib pukul 6 (18.00), subuh pukul 04.30, maka panjangnya waktu malam selama 10,5 jam, maka pertengahan malam yaitu dari pukul 18.00 sampai 5,25 jam berikutnya yakni ± sekitar pukul 23.15.
Nabi bangun sekitar pukul 11 malam lalu melakukan tahajud sekitar 4 jam, dan berhenti pukul 3 malam.
Kebiasaan nabi ketika tahajud:
1) Jumlah rakaat tahajudnya yang biasa dikerjakan adakalanya 11/13 rakaat. Sebagaimana dikatakan oleh Sayyidah Aisyah ra, melihat baginda nabi shalat dihitung rakaatnya, dan ternyata 11 rakaat. Atau juga sebagaimana dikatakan oleh Sayidatunna Maimunah ra, beliau melihat tahajud rasulullah dan menghitungnya 13 rakaat. Tetapi, meski tidak biasa, terkadang beliau juga mengerjakan tahajud lebih banyak atau lebih sedikit dari jumlah tersebut. Kalau beliau ingin membaca ayat-ayat yang kanjang mungkin jatuhnya 7/9 rakaat, atau kalau ingin memperpendek ayat mungkin sampai 23 rakaat.
2) Beliau mengerjakan tahajud umumnya di rumah, tetapi tidak jarang/sekali-kali saja pula beliau mengerjakan tahajud di masjid sehingga sahabat rasulullah bisa melihat bagaimana Rasul tahajud dan bagaimana shalatnya nabi.
3) Selalu dibuka dengan 2 rakaat yang ringan (Rokataini khofifah tain), shalat pada rakaat pertama dan kedua hanya membaca Al-Fatihah.
4) Selalu diakhiri dengan shalat witir, terkadang 1 atau 3 rakaat.
5) Maka paket tahajudnya nabi bisa lebih dari 5 rakaat (2 pembuka-3 penutup). Kalau shalat inti tahajud (shalat yang panjang) Rasul 2 rakaat, total shalat nabi 7 rakaat (2-2-3). Kalau intinya 4 rakaat maka totalnya 9 rakaat (2-4-3), dst.
6) Kalau seandainya beliau mengerjakan 9 rakaat, dimana inti tahajudnya sebanyak 4 rakaat, maka beliau mengerjakan 4 rakaat sebanyak 4 jam (23.00-03.00), dimana 1 rakaat rasul berdiri selama ± 1 jam, berarti surat yg dibacanya sangat panjang.
Maka ketika sayyidah Aisyah melihat Rasul SAW tahajud dan melihat kaki Rasul bengkak, maka Aisyah bertanya kepada Rasul, "wahai Rasulullah apa harus seperti ini padahal engkau sudah diampuni dosa-dosa mu yang susdahnya ataupun sebelumnya", maka Rasul menjawab "apa tidak boleh aku menjadi hamba yang bersyukur".
Maksud Aisyah bertanya kenapa shalat tahajudnya harus panjang sekali, padahal dosa-dosa Rasul sudah diampuni yg artinya Rasul tidak sedang dalam posisi memohon ampunan dosa, kan kalau lagi punya keinginan wajarlah berdoa, lalu mengapa, maka dijawab "Wahai Aisyah panjang shalat ini memang bukan sebagai hamba yang sedang memohon melainkan sebagai hamba yang sedang bersyukur".
Kalau sedang memohon/meminta sesuatu kita mengerjakan ibadah dengan panjang, maka ketika sedang bersyukur seharusnya lebih panjang lagi, karena level orang yang sedang bersyukur diatasnya orang yang sedang memohon, jadi ya memang pantas tahajud beliau sedemikian panjangnya karena selevel dengan orang bersyukur.
PUKUL 2 DINI HARI
Pada jam ini, beliau masih dalam keadaan tahajudnya hingga pukul 3. Nabi Muhammad melakukan shalat tahajud selama 4 jam dengan penuh kekhusyu'an, penuh kesyahduan, terkadang berlinang air mata.
Diceritakan oleh salah seorang sahabat saat bahwa suatu malam melihat nabi shalat malam/tahajud, sahabat ini melihat beliau menangis di saat sedang berdiri membaca surat dan lama sekali menangisnya seolah-olah akan datang fajar, seolah-olah ga ruku-ruku, sebab beliau begitu menghayati dan meresapi kandungan ayat tersebut.
Rasulullah adalah manusia yang tidak pernah bosan berdiri dalam rangka beribadah kepada Allah, berdiri untuk shalat.
Nabi mengatakan Zu'ilat qurrota 'ain fiishollah, dijadikan bagiku shalat itu sebagai penghibur hatiku. Jadi shalat merupakan penghibur , liburan hati, rekreasi hati, wisata hati bagi Rasul.
Rasul pagi siang sore sibuk melayani kaum muslimin, sibuk mendidik umat, satu-satunya waktu yang tenang adalah malam, ketika beliau bertemu dengan Allah SWT.
Sifat tahajud nabi : beliau syahdu, tenang, tuma'ninah sekali dalam shalat. Dan berdirinya beliau itu adalah yang paling lama dibandingkan rukun shalat yg lain karena beliau membaca ayat-ayat Al-Quran yang panjang.
Kesimpulan dari hukum fiqih bahwa rukun shalat yang paling afdhol/ yang paling baik menurut sebagian ulama fikih adalah berdiri, sebagiannya mengatakan ketika bersujud.
Kemudian keadaan yang paling baik untuk membaca Al-Quran adalah ketika shalat. Pahala yang terbesar saat baca Al-Quran adalah didalam shalat.
Dimana Rasulullah SAW biasa mengerjakan shalat sunnah, shalat tahajud?
Diatas merupakan gambar denah rumah Rasul periode Madinah, rumah Aisyah, yang diambil dari museum peninggalan rasulullah, Museum Darul Madinah yang terletak di samping Masjid Nabawi saat ini.
Rumah Rasulullah seukuran ± 5x4 m², dibagi dua, untuk ruang tamu dan ruang tidur yang luasnya sama. Ruang tamu menjadi tempat Rasulullah menerima tamu laki-laki. Ruang kamar menjadi tempat tidur beliau dengan istrinya.
Nomor 1 adalah pintu depan yang langsung menghadap masjid nabawi, tembok yang ada pintu nomor 1 menempel dengan masjid. Jadi, para sahabat laki-laki yang ingin bertemu harus ke masjid terlebih dulu. Dan ada sekat sehingga para tamu tidak melihat ruang pribadi Rasul dan istrinya.
Nomor 2 adalah pintu belakang, untuk para shahabiyah atau tamu wanita, para tamu diterima dalam ruang kamar dengan nabi berada di ruang tamu.
Panah ke kiri merupakan sudut tempat ibadah shalat sunnah nabi sekaligus arah kiblat, disitu pula tempat beliau sakit hingga wafatnya, dan sekarang menjadi makam nabi. Ini menunjukkan ada sudut khusus digunakan untuk shalat sunnah, jadi usahakan di rumah kita ada area khusus dimana kita mengerjakan shalat sunnah, tidak perlu terlalu lebar dan di sudut itu kita jaga kebersihannya.
PUKUL 3 DINI HARI
Pukul 3 malam, Nabi Muhammad menyudahi tahajudnya, beliau kemudian berganti pakaian dan kembali ke pembaringan untuk tidur. Rasul punya pakaian khusus untuk shalat dan pakaian khusus untuk aktivitas sehari-hari.
Pola Rasulullah SAW beliau tidur, lalu bangun untuk shalat tahajud, dan tidur kembali sampai dengan adzan subuh atau sampai dengan datangnya waktu fajar.
Rasulullah mengambil kebiasaan tersebut dari kebiasaan Nabi Daud. Kata Nabi : sebaik-baiknya shalat ialah shalatnya Nabi Daud alaihi salam, dan sebaik-baiknya puasa adalah puasanya Nabi Daud AS.
Bagaimana shalatnya Nabi Daud? Shalat tahajudnya nabi daud, pertama beliau akan tidur dulu, lalu bangun dipertengahan malam, dan kemudian beliau akan melaksanakan shalat sampai kira-kira durasi shalatnya itu setara dengan sepertiga malam (±3,5 jam), dan kemudian Nabi Daud akan tidur kembali pada seperenam malam yang terakhir. Kalau diambil pendekatan waktu (jam), maka seperenam itu jatuhnya pukul 3 malam sampai terbitnya fajar ± pukul 4.30.
Hikmahnya? Untuk memberikan tenaga kepada tubuh dan mendapatkan tidur yang berkualitas setelah beribadah panjang, maka beliau berlaku adil terhadap dirinya sendiri, tehadap nikmat tubuhnya, maka beliau tidur pada waktu tersebut.
Dan juga dengan tidur pada ⅙ malam yg terakhir itu akan memberikan kesegaran tersendiri ketika bangun shalat subuh. Sebaik-baiknya shalat tentu shalat subuh lebih afdhol, lebih utama, dibandingkan kalau begadang sepanjang malam (shalat tahajud tanpa jeda tiba2 datang waktu subuh, sehingga belum sempat tidur walau sebentar).
Itulah yang diinginkan oleh Rasul, yakni ingin menghadap Allah untuk shalat fardhu dengan persiapan yang semaksimal mungkin.
Atau kalau tidak tidur, sesekali Rasul memberikan/memanfaatkan ⅙ malam terakhirnya untuk kebahagiaan istri beliau, menjalin kasih sebagaimana seorang suami kepada istrinya.
Seperenam malam terakhir disebut juga waktu mendekati fajar.
Allah berfirman dalam QS An-Nur ayat 58, bahwa waktu mendekati fajar itu merupakan salah satu diantara tiga waktu aurat, dimana pada waktu-waktu itu biasanya seorang suami dan istrinya sedang terbuka auratnya. Kapan sajakah itu? Sebelum subuh, begitu pula ketika tengah-tengah siang hari, dan juga setelah shalat isya.
Manfaatnya seorang suami bertemu istrinya di akhir malam/mendekati subuh, maka suami istri dapat tidur dalam keadaan suci, bukan dalam keadaan junub, karena junubnya kan diakhir malam cuma sebentar, abis itu datang waktu fajar, mandi janaba, selesai, bisa shalat fajar, shalat subuh.
Mana yg paling afdhol ketika suami berkumpul dengan istrinya apakah diawal atau di akhir malam? Ulama fikih mengatakan yaitu di akhir malam, sehingga mereka dapat tidur dalam keadaan suci.
Walaupun bukan merupakan suatu perbuatan dosa, boleh juga di awal malam, nanti kalau memang ingin menunda mandi, bisa berwudhu dulu sebelum tidur, untuk mengangkat kemakruhan tidur dalam keadaan junub atau janaba.
PUKUL 4 PAGI
Kita samakan persepsi waktu shalat yang digunakan dalam pembahasan ini, karena waktu shalat kan berubah-ubah. Patokan waktu shalat:
Waktu subuh = pukul 4.30
Waktu dzuhur = 12.00
Waktu ashar = 15.00
Waktu maghrib = 18.00
Waktu isya = 19.00
Ketika pukul 4 Rasul SAW masih dalam keadaan tidurnya yang kedua sejak pukul 3. Tidur sampai terdengar adzan subuh ± pukul 4.30, ketika Bilal bin Rabah mengumandangkan adzan di Masjid Nabawi dengan suaranya yang lantang dan keras, dan membangunkan seluruh kaum muslimin di Madinah.
Kebiasaan Rasul ketika tidur : beliau bersalin pakaian untuk tidur, bersiwak kemudian meletakkan siwak tersebut disamping kasur/alas tidurnya.
Pukul 04.30 Rasul bangun. Kebiasaan pertama kali yang beliau lakukan usai tidurnya adalah meraih siwaknya, bersiwak, kemudian membaca doa bangun tidur, berganti pakaian, mengambil air wudhu atau beliau mandi kalau memang ada kebutuhan untuk mandi, kemudian beliau melaksanakan shalat sunnah fajar di rumahnya.
Shalat sunnah fajar dilakukan setelah adzan subuh. Diceritakan oleh Aisyah shalat sunnah fajar ini adalah shalat sunnah yang paling diperhatikan oleh Nabi dibanding shalat sunnah yang lain, yang lebih ditekankan sekali untuk dikerjakan dibandingkan shalat-shalat sunnah lainnya.
Surat yang dibaca :
🌼Beliau membaca Al-Kafirun untuk rakaat pertama dan Al-Ikhlas untuk rakaat kedua.
🌼Di riwayat lain : Alam-nasyroh untuk rakaat pertama, alam-taro (Al-Fiil) untuk rakaat kedua.
Dua rakaat shalat sunnah fajar ini yang disebut oleh nabi, "dua rakaat shalat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan seisinya"
Artinya, bahwa pahala dari shalat sunnah fajar nanti diakhirat ketika yaumul mizan, ditimbang pahala-pahala kita,maka kita akan melihat beratnya pahala tersebut lebih berat daripada dunia dan seisinya, timbangannya betul-betul membantu berat amal kebaikan kita.
Setelah shalat sunnah fajar, beliau membaca doa khusus setelah shalat sunnah fajar.
Shalatnya sangat ditekankan, doanya juga sangat diperhatikan oleh baginda nabi shallahu alaihi wasallam.
Ketika tahajud beliau berdiri lama sampai bengkak kedua kaki beliau, tapi begitu shalat sunnah fajar beliau melakukannya dengan cukup cepat (membaca al-fatihah dan ayat surat dengan cepat), bukan tergesa-gesa.
Shalat sunnah fajar, terkadang bisa lebih cepat dari 2 rakaat ringan pembuka shalat tahajud, sampai-sampai sayyidah aisyah berkata, ini Rasul baca al-fatihah engga sih, dilihatnya cepat sekali.
Hikmahnya? Beliau ingin menunjukkan keseimbangan bahwa ada saatnya shalat sunnah itu panjang pada waktunya, dan ada saatnya shalat sunnah kita itu singkat pada waktunya. Kita harus menjadi muslim yang adil.
Setelah shalat fajar, membaca doa fajar, beliau masih ada didalam rumahnya selama setengah jam, apa yang beliau lakukan? Menyapa istrinya atau orang-orang sekitarnya, bercakap-cakap hal-hal ringan dan membahagiakan pada pagi hari itu.
Dalam posisi istri beliau, kita akan merasa dihargai, sangat dimuliakan, kalimat oertama yang menyapa kita adalah sayyidil mursalin nabi yang paling baik, rasulbyang paling sempurna.
Setelah setengah jam, kemudian Bilal akan menjemput beliau mengatakan ya rasulullah, as-sholatu faghommah, wahai Nabi shalat sudah siap untuk dimulai. Nabi mengimami shalat subuh.
Adzan pukul 4.30, shalat subuh pukul 5.00, beda ± 30 menit, setengah jam, kenapa? Pada zaman dahulu itu belum ada listrik, belum ada lampu atau penerangan, pukul 4.30 suasana saat itu masih cukup gelap (belum ada penerangan), penerangan di malam hari masih menggunakan obor tradisional orang-orang arab yang terbuat dari jerami diikat dengan cara-cara tertentu, sedehana. Keadaan subuh masih gelap, maka memerlukan waktu agar shahabat nabi datang ke masjid satu demi satu, dari yang rumahnya dekat sampai rumahnya jauh dari masjid perlu waktu sekitar 5-30 menit. Tugas bilal untuk memantau yang shalat di masjid, kalau sudah komplit datang semua, baru bilal menjemput rasulullah untuk mengimami shalat subuh.
Semua shahabat melaksanakan shalat berjamaah, tidak datang pasti karena sakit atau meninggal.
DOA FAJAR (doa yang istiqomah dan disiplin dibaca oleh Rasulullah setelah shalat sunnah fajar, ini diambil dari kitab Amalul Yaum, yang merupakan kumpulan zikir dan sunnah Rasulullah dan menjadi pegangan amalan harian ustadz selama belajar di Yaman)
Link PDF: https://drive.google.com/file/d/11FC3do_FVxZy2lgtQfq2FKLAxQ4kjqx4/view?usp=drivesdk
Rekaman khusus Doa Fajar oleh Ustadz Fahim Al-Hafidz
https://youtu.be/k_iTZo26054
Arti dari doa fajar tersebut:
https://telegra.ph/DOA-FAJAR-04-18
PUKUL 5 PAGI
Sayyidina Bilal menjemput Rasulullah ketika seluruh sahabat sudah hadir. Jadi Beliau tau di rumah istri yang mana Rasulullah sedang bermalam. Kurang lebih pukul 5, Bilal menjemput Rasulullah, dan berjalan bersama menuju ke masjid.
Sampai di masjid langsng dikumandangkan iqomah, dan dimulailah shalat subuh berjamaah.
Rasulullah melaksanakan shalat subuh dengan membaca ayat Al-Qur'an sebanyak ± 60-100 ayat, rakaat dua juga demikian. Di shalat subuh Rasulullah sering membaca surat Al-Waqiah sebagaimana yg diingat oleh sahabat, dimana 60-100 panjangnya seukuran dengan surat Al-Waqiah.
Jadi para ulama menyimpulkan bahwa shalat subuh yang dilaksanakan rasulullah melihat dari panjang ayatnya, ± satu rakaat sepuluh menit, maka selesai shalat subuh rata-rata 20 menit.
Selesai shalat subuh berjamaah, Nabi Muhammad duduk dalam keadaan bersila, membalikkan badan 180 derajat ke arah belakang sehingga bisa melihat seluruh sahabat/makmum dan sahabat bisa melihat wajah rasulullah. Atau terkadang nabi hanya memutar duduknya 90 derajat, dimana nabi hanya melihat sahabat di sebelah kanan beliau, begitu pula sahabat yang berada di posisi kanan area masjid bisa melihat wajah nabi.
Sahabat sering bercerita kalau ada posisi shaf kosong sebelah kanan, kami pasti duduk di sebelah kanan tersebut karena nabi tidak selalu memutar posisi duduknya 180 derajat, hanya 90 derajat ke arah kanan, agar bisa melihat wajah Rasulullah.
Kemudian Rasulullah membaca dzikir pagi hari bersama-sama dengan suara yang cukup kencang dan dikeraskan, baik oleh nabi maupun para makmum di dalam masjid. Ini menjadi pertanda rumah-rumah di sekitar masjid atau orang-orang yg sedang berada diluar masjid, mereka bisa mendengar suara dzikir tersebut, dan kalau mereka sudah mendengar dzikir tersebut pertanda shalat subuhnya sudah selesai.
Setelah itu Rasulullah berbincang-bincang/ beramah-tamah dengan para sahabat, tetapi sebelumnya biasanya akan ada anak-anak atau para pelayan yg membawa kendi-kendi berisi air di luar masjid dan nabi menyuruh kendi-kendi itu agar dibawa masuk. Lalu mereka letakkan kendi-kendi tersebut di depan posisi duduk nabi, dan kemudian Nabi Muhammad mencelupkan jarinya kedalam kendi-kendi tersebut, lalu mereka boleh pulang. Tujuannya, mereka ingin persediaan minum untuk keluarga pada hari itu itu sudah dicelupkan jarinya rasulullah, mengambil keberkahan dari baginda nabi. Ini berdasarkan Hadist Riwayat Muslim, insyaAllah shahih.
Setelah mereka pulang, barulah para sahabat mengatur posisi duduknya melingkari rasulullah, pada saat itu suasana sudah cukup terang. Sudah lebih dari 45 menit/1 jam setelah adzan subuh. Kemudian Nabi melihat/memandang satu persatu wajah sahabat, pandangan Rasulullah menyapu seluruh sahabat yg hadir dari kanan ke kiri, depan kebelakang, untuk mengingat-ingat siapa sahabat yg tidak hadir shalat subuh di hari itu. Nabi ingatannya tajam. Ini bukti perhatian Rasulullah kepada para sahabat.
Terkadang nabi duluan yg bertanya, seperti diantara kalian ada yang lagi sakit engga, sehingga shalat subuh tidak hadir, nanti pagi-pagi saya akan menjenguknya. Atau ada yg meninggal dunia, ada berita meninggal, saya belum mendengarnya, coba cerita, nanti saya akan bertakziah kepada jenazah tersebut.
Luar biasa ramah-tamahnya di pagi hari itu Nabi menyambut pagi hari dengan memperhatikan keadaan para sahabat. Maka majelis pada saat itu adalah majelis yang tidak terlalu serius, majelis yg cukup santai, dimanfaatkan untuk mempererat tali silaturahim antara nabi dengan para sahabat.
Atau ada kalanya nabi juga bertanya, seperti siapa semalam yang bermimpi, atau mimpi apa semalam gitu, coba ceritain dong sama saya, kurang lebih begitu. Pada saat itu, tentu sahabat akan dengan senang hati menceritakan apa yang dilihat dalam mimpi mereka tadi malam.
Dalam hadis banyak sekali diantaranya ada Sayyidina Abdullah bin Salam, beliau bercerita Yaa Rasulullah semalam saya bermimpi sedang melihat taman bunga yang hijau, ditengah-tengah taman itu ada tiang yang panjang sekali menjulang dari permukaan tanah sampai ke ujung langit, kemudian saya tengok ke atas ternyata diatas didekat tiang ada tali, kemudian ada suara yang memanggil saya, Yaa Abdullah pegang itu tali, lalu saya bilang saya ga bisa talinya terlalu tinggi, tiba-tiba ada yg menarik baju saya, diangkatlah saya ke atas, abdullah terbang diangkat bajunya, akhirnya kepegang juga itu tali, begitu kepegang, saya malah bangun.
Maka Rasulullah tersenyum, kemudian Beliau mentakwilkan mimpi tersebut, Wahai Abdullah taman itu adalah agama islam, tiang yang engkau lihat memanjang menjulang dari permukaan tanah sampai ke langit itu adalah tiangnya islam, sedangkan engkau memegang tali didekat tiang tersebut, itu insyaallah pertanda engkau akan tetap berada tetap terikat dengan agama islam sampai engkau meninggal dunia. Dan terbukti Sayyidina Abdullah wafat sebagai seorang muslim sampai akhir hayatnya.
Di majelis pagi hari nabi jarang sekali menyampaikan hal-hal yang serius, karena nanti ada waktunya di majelis siang, atau majelis dhuha. Di majelis siang barulah Rasulullah mengajarkan para sahabat tentang syariat-syariat atau tentang ayat-ayat yang baru turun, atau peraturan-peraturan baru yang datang dari Allah swt.
Ketika matahari sudah keluar/muncul, berarti sudah masuk waktu isyrok atau syuruk, matahari sudah keluar bulat sempurna keluar ke atas permukaan bumi sekitar pukul 6, maka nabi menyudahi ramah-tamahnya, dan melaksanakan shalat sunnah isyrok 2(dua) rakaat di masjid, dan kemudian nabi pulang.
Maka selama subuh sampai matahari terbit beliau tetap berada di masjid. Di negara-negara Asia rata-rata untuk menunjukkan waktu isyrok ± 1,5 jam setelah adzan subuh, yaitu ± pukul 06.00.
PUKUL 6 PAGI
Pukul 6 pagi sudah masuk waktu isyrok, Rasulullah melaksanakan shalat sunnah isyrok didalam masjid, setelah itu beliau keluar dari masjid dan mengunjungi satu per satu rumah istri-istri beliau (ummahatul mukminin).
Nabi memiliki 9 istri, kemudian setiap pagi semuanya dikunjungi tidak ada yang terlewat satupun. Satu persatu disapa, ditanya kabar, dipantau persediaan makanannya, kadang beliau menyampaikan ilmu, atau menjawab pertanyaan-pertanyaan dari istri-istri beliau, selayaknya percakapan suami kepada istri yang biasa.
Kunjungan nabi ke rumah ummahatul mukminin menunjukkan keadilan Nabi, begitu adilnya nabi dengan kedudukannya sebagai seorang suami.
Kunjungan dari satu rumah ke rumah istri lain mungkin 10-15 menit/tempat. Nah terakhir beliau akan singgah di kediaman istri beliau sesuai jadwal di hari itu.
Foto Masjid Nabawi yang indah dan megah di zaman sekarang.
Posisi Rumah-Rumah Ummahatul Mukminin
Kediaman Rasulullah dan Ummahatul Mukminin berada di sisi Masjid Nabawi, berikut denahya dijelaskan dalam bentuk video:
https://youtu.be/JN1CFbiy17g
Awalnya Masjid nabawi dibangun seukuran 50x50m² ±2500 m² atau ¼ hektar.
Ketika hijrah periode Madinah, Rasulullah sudah memiliki 2 istri yaitu Saudah binti Zam'ah dan Aisyah binti Abu Bakar. Dibangunlah 2 bangunan, hujroh milik Aisyah (kotak pink fanta) dan Saudah (kotak pink muda) di sisi bagian belakang Masjid Nabawi.
Masjid ini atapnya ditutup sebagian di bagian arah kiblat (masih ke arah Baitul Maqdis) hanya untuk imam dan shaf pertama (garis orange), dan bagian belakang/bawah (garis coklat) disebut juga sebagai shuffah, hanya atap yang melindungi dari panas agar tidak kepanasan.
Shuffah ini adalah tempat tinggal bagi para sahabat rasulullah yang fakir miskin (Ahlushuffah), tidak memiliki rumah dan tempat tinggal di Madinah, umumnya kaum Muhajirin karena berhijrah dari Mekkah meninggalkan harta bendanya, jumlah terkadang lebih dari 100 orang, dan dijamin (penghidupan, kebutuhan makanan) oleh Rasulullah sampai mereka mandiri, punya pendapatan, dan punya tempat tinggal sendiri.
Dua (2) tahun setelah tinggal di Madinah, terjadi pergantian arah kiblat yang awalnya ke Baitul Maqdis pindah ke Masjidil Haram. Maka posisi imam dan shuffah bergantian, dan posisi hujroh Aisyah menjadi di depan.
Nabi membuat pintu di samping rumah Aisyah, pintunya sudah ada sebelumnya cuma sekarang posisinya jadi didepan dekat mimbar nabi, pintu yang menempel di masjid nabawi ini merupakan kamar tidur Rasulullah (kotak biru muda). Raudhoh, yaitu antara kamar nabi sampai dengan mimbar Rasulullah.
Kemudian terjadinya perang uhud, banyak sahabat nabi yang gugur dan meninggalkan janda, salah satunya Hafshah binti Umar bin Khattab, kemudian dinikahkan oleh Rasul, lalu dibuatkan rumah/bangunan didepan rumah Aisyah, hujrotul hafshah (kotak abu tua).
Pada tahun yg sama, tahun kedua setelah hijrah, Nabi menikahkan putrinya Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib, lalu dibuatkan rumah (kotak maroon) dibelakang rumah Aisyah.
Disamping rumah fatimah dibangun rumah Ummul Masakin (kotak hijau terang), Sayyidatunna Zainab binti Huzaimah, yg mendapat julukan ibunya orang-orang miskin karena sangat dermawan. Beliau tidak lama menjadi istri Rasulullah, karena 2 bulan setelah itu meninggal dunia.
Setelah itu Nabi menikah dengan Ummu Salamah, Sayyidatunna Hindun binti Abu Umayyah, yang menempati kediaman Sayyidatunna Zainab (kotak hijau terang).
Rasulullah menikah lagi dengan Sayyidatunna Zainab binti Jahsyi, setelah beliau diceraikan oleh anak angkat nabi, Sayyidina Zeid. Rumah/hujrohnya ada disebelah hujroh Ummu Salamah (kotak ungu).
Sampai disini adalah posisi Hujroh ummahatul mukminin yang disepakati oleh para ulama, masih ada 4 rumah istri nabi. Sisanya para ulama berselisih pendapat, ada yang mengatakan masih menempel disamping Masjid Nabawi sejajar dengan rumah Fatimah, atau ada juga yang mengatakan di belakang masjid nabawi (dibelakang garis coklat).
Sekarang kita mengambil pendapat yang menyebutkan posisinya berada sejajar dengan rumah Fatimah.
Lalu Nabi menikah lagi dengan Sayiyidatunna Juwairiyah, anak dari kepala kabilah Yahudi Bani Mustolik, yang masuk Islam lalu dinikahkan dengan Rasulullah. kemudian dibangunkan juga hujroh Juwairiyah (kotak kuning).
Rasulullah lalu menikah lagi dengan Romlah binti Abu Sufyan, atau dikenal sebagai Ummu Habibah, dan dibangunkan hujrahnya masih sejajar dengan Hujroh Fatimah (kotak abu muda).
Kemudian Nabi Muhammad menikah lagi dengan Sayyidatunna Sofiyah, yang merupakan keturunan Nabi Harun, dan dibangun lagi dibelakang hujroh Romlah (kotak cream).
Kemudian nabi menikah lagi dengan Sayyidatunna Maimunah, dibangun lagi dibelakangnya hujroh Romlah (kotak biru tua).
Kediaman semua istri nabi Semuanya menempel di masjid. Tanda X adalah bangunan hammam, kamar kecil atau toilet. Pada waktu itu mereka belum sampai teknologinya untuk membangun toilet yang menyatu didalam rumah, jadi dulu toiletnya diluar rumah hanya ada satu untuk semua rumah.
Sedikit tambahan hujroh Aisyah disini nantinya akan menjadi makamnya Nabi Muhammad, karena beliau sakit dan dikuburkan disini, dan untuk masjid Nabawi sekarang dibangun kubah hijau, kubah hudroh, serta ada perluasan sekarang hingga ±10 hektar.
PUKUL 7 PAGI
Aktivitas pukul 7 pagi, Rasulullah masih berada dalam kunjungannya kepada istri-istri Beliau, kediaman ummahatul mukminin. Mungkin 10-15 menit beliau baru keluar dari masjid (setelah shalat sunnah isyrok), dan baru keluar menuju kediaman ummahatul mukminin. Ulama mengatakan Rata-rata nabi bersinggah ke satu kediaman itu sekitar ±10-15 menit, sehingga total mengunnungi kesembilan istri Beliau itu ±selama 2 jam (dari pukul 6) dan selesai sekitar pukul 08.00 setiap paginya.
Kalau Nabi Muhammad bertemu waktu Dhuha ketika berada di kediaman salah satu ummahatul mukminin, maka dimana rasulullah berada pada waktu itu beliau akan shalat Dhuha di sana. Maka Nabi shalat Dhuha di kediaman istri Beliau. Waktu Dhuha ±15-20 menit setelah mengerjakan isyrok, jadi kalau adzan subuhnya pukul 4.30, maka isyroknya jam 6 dan dhuha jam 6.30. Dhuhanya nabi itu 4/6/8 rakaat, tergantung situasi dan kondisi.
Apa yang dikerjakan oleh Rasulullah selama berkunjung pada pagi hari?
Beliau akan bertanya, menanyakan kabar, percakapan selayaknya suami-istri umumnya. Sering juga para istri-istri nabi menggunakan kesempatan bertemu dengan Rasul ini dengan sangat baik dengan menggali ilmu dari nabi, seputar syariah-syariah agama islam baik yang baru atau yang lama diturunkan, kemudian para ummahatul mukminin ini akan bertanya dan nabi akan menjawabnya.
Salah satu hikmah dari mengapa allah perintahkan nabi untuk memiliki banyak istri adalah agar setiap istri beliau bisa memeras ilmu sebanyak-banyaknya dari nabi. Para istri nabi, semua punya minat dan latar belakang yang berbeda maka pastilah pertanyaan yang akan dispaikan kepada nabi berbeda-beda sesuai dengan kecederungan para istri nabi masing-masing.
Sehingga dengan banyaknya istri, banyak pula pertanyaan yg diajukan, semakin banyak pula ilmu yang keluar dari pribadi Nabi Muhammad SAW.
Seandainya kalau Nabi hanya memiliki 1 istri, maka pertanyaannya tidak berkembang. Tapi kalau dari kepala yg berbeda + latar belakang istri nabi yang berbeda-beda semua, ada yg berasal dari Mekkah, dari Yahudi, ada pula dari golongan kaum bangsawan seperti Zainab binti Jahsy dari Kabilah Bani Quraisy darah biru, ada yg dari kalangan orangtua seperti Saudah, ataupun dari kalangan anak-anak remaja seperti Aisyah.
Jadi seolah-olah nabi adalah guru, dan para istri seperti muridnya. Guru yang memiliki banyak murid pasti ilmunya akan lebih banyak keluar, lebih banyak diperas ilmunya daripada guru yang hanya memiliki 1 orang murid.
Aktivitas lainnya lagi, terkadang pada pagi hari itu istri-istri Rasulullah berkumpul di kediaman salah satu rumah ummahatul mukminin, walau tidak setiap hari.
Ada hadist dimana Saudah berkumpul di kediaman Aisyah, mereka menunggu kedatangan Nabi pada pagi hari itu, jadi daripada melihat Nabi yang datang hanya sekitar ±15 menit ke satu kediaman, lebih baik mereka berdua (Saudah dan Aisyah) berkumpul di rumah Aisyah agar bisa lebih lama bertemu denga nabi, jadi sekitar ±30 menit. Dari sini dapat disimpulkan kalau para istri Rasulullah rukun dan bekerja sama.
Didalam sebuah hadist disebutkan juga bagaimana romantisnya Rasulullah, bagainana sifat Beliau yg bersahaja kepada istrinya selayaknya seorang suami kepada istrinya.
Diceritakan waktu itu Aisyah sedang membuat bubur tepung yang kental, kemudian ditawarkan lah kepada Saudah, Wahai Saudah nih bubur saya baru bikin mau nyoba engga?, maka Saudah mengatakan saya ga mau ah. Tetapi Aisyah tetap, cobain dong siapa tau enak. Sayyidah Saudah tetap menolak sampai Aisyah pun mencolek bubur kental tersebut dengan ujung jarinya dan kemudian di lumuri ke pipinya Saudah. Dan hal ini dilakukan didepan nabi. Kemudian Saudah yang sudah dilumuri bubur menengok kepada nabi, untuk minta persetujuan, nih mau di balas apa engga, nabi hanya tersenyum dan mengangguk, yang artinya kalo mau balas ya balas aja. Maka Saudah juga mencolek bubur yg ada di Aisyah dan kemudian balik melumuri pipi Aisyah dengan bubur seujung kukunya.
Jadi rumah tangga Rasulullah penuh canda, penuh kebahagiaan, penuh kegembiraan. Meskipun tugas-tugas kenabian dan kerasulan begitu berat, tapi tidak menghalangi beliau untuk menghidupkan keluarga dengan penuh kebahagaan.
Atau juga, adakalanya sahabat-sahabat yang perempuan, para shahabiyah, sudah menunggu di kediaman salah satu ummul mukminin untuk bertanya perihal masalah-masalah agama.
Contohnya salah satu hadist ketika serorang shahabiyah bernama Ummi Zulaim menunggu kedatangan Nabi di rumah Ummu Salamah, begitu Nabi tiba, lalu bertanya Ya Rasulullah bagaimana kalau seorang perempuan bermimpi dengan aktivitas yang romantis apakah wajib untuk mandi junub ketika bangun tidur?. Nabi pun menjawab oh iya wajib kalau memang basah ketika bangun tidur. Shabiyah tersebut kemudian bertanya lagi memangnya perempuan basah? Setau saya lelaki saja. Nabi pun menjawab lagi oh tentu saja oeremouan juga sama seperti laki-laki mengeluarkan cairan reproduksi (sel telur), kalau tidak basah bagaimana mungkin sseorang anak akan memiliki sifat seperti ibunya, yang berarti ada campur tangan antara ayah dan ibunya.
Dari sini maka didapat ilmu kalau ketika mimpi basah, baik laki-laki maupun perempuan, maka wajib mandi janabah.
Kalau para sahabat laki-laki mau bertanya, mereka sudah ada waktu/majelisnya di masjid, dan bisa bertanya sepuas-puasnya, tinggal menunggu saja. Kalau perempuan bisa bertanya langsung kepada Nabi, bisa juga bertanya kepada istri-istri Nabi yang sudah mendapatkan ilmunya yang berasal dari Nabi, ataupun menitipkan pertanyaan pada para istri Nabi.
PUKUL 8 PAGI
Rasulullah sudah selesai menyinggahi satu persatu kediaman Ummul Mukminin. Di pukul 8 pagi, tempat ke-10 yang Beliau kunjungi adalah Masjid Nabawi. Nabi hanya sebentar saja ke masjid untuk melihat dan memantau kondisi para ahlusshuffah atau para sahabat yang sedang berada di masjid, hanya sekitar 5-10 menit.
Kemudian Rasulullah akan pulang dan menetap agak lama ke rumah salah satu Ummul Mukminin sesuai jadwal di hari itu, agak lama sekitar ±2 jam (jam 8-10).
Rasulullah memiliki jadwal yang sangat adil untuk istri-istri Beliau.
Keadilan pertama, setiap pagi seluruh istri pasti dikunjungi, kesembilan-sembilannya.
Keadilan kedua, setiap istri memiliki jadwal menetap yang sama rata, kecuali jadwal menetap dari Sayidatunna Saudah RA. Saudah memberikan jadwal menetapnya untuk Aisyah dengan kerelaan keridhoan sendiri, Beliau mengatakan kepada Nabi, Ya Rasulullah kalau nanti tiba jadwal hari-hari saya, maka saya relakan Engkau berada dibkediaman Sayidatunna Aisyah. Kalau semua istri nabi mendapatkan 1 kali jadwal, maka Aisyah mendapat jadwal 2 kali.
Jadi Rasulullah hanya mengunjungi Saudah di pagi hari namun untuk menetap, Nabi menetap di kediaman Aisyah. Hal ini karena saudah melihat kalau Nabi bersama Aisyah maka waktunya akan lebih produktif, lebih efektif untuk mengajarkan Aisyah untuk menyampaikan ilmu yang Rasul miliki, untuk meneruskan kembali pengetahuan Beliau, dibandingkan ketika Nabi bersama Saudah sebab usia Saudah yang sudah 58.
Saudah menikah dengan Nabi pada usia 55, 3 tahun kemudian hijrahlah Nabi ke Madinah, sehingga ketika ikut hijrah Saudah sudah 58. Sementara Aisyah pada saat itu berusia 9 tahun, dan merupakan wanita yang paling cerdas dari bangsa Arab, bahkan Ulama mengatakan dari seluruh perempuan di muka bumi. Itulah sebabnya Allah memerintahkan Nabi untuk menikah dengan Aisyah, meski usianya baru 9 tahun, karena hanya Aisyah yang bisa merekam dengan sangat lengkap ilmu-ilmu yang akan disampaikan oleh Rasulullah.
Sebelum hijrah dan masih ada di Mekkah, Nabi hanya mengkhitbah (hanya mengikat) Aisyah di usianya yang baru 6 tahun. Tapi begitu Rasulullah hijrah (3 tahun kemudian), itulah waktunya Aisyah untuk tinggal bersama Rasulullah, memang kebutuhannya untuk itu, utamanya untuk menerima ilmu.
Ketika Radulullah wafat, Aisyah berusia sekitar 18 tahun atau 19 tahun. Maka meski baru usia segitu, Aisyah sudah full dengan ilmu dari Rasulullah. Maka Sayyidah Aisyah menggantikan posisi Nabi dalam meneruskan ilmu-ilmu yang didapat dari Nabi. Tidak heran makanya Aisyah menjadi perempuan yang paling banyak meriwayatkan hadist dari Rasulullah.
Inilah rahasianya mengapa Aisyah menikah dini di usia 9 tahun, ya karena mau bagaimana lagi, ga ada waktu lagi, begitu hijrah mau ga mau Aisyah sudah harus dipersiapkan untuk merekam ilmu pengetahuan rasulullah. Allah maha tahu, kapan Rasulullah akan diwafatkan, kapan yang paling tepat bagi Nabi menikahi Aisyah, karena perintah menikah Nabi adalah atas perintah Allah.
Apa yg dilakukan Rasulullah ketika berada di rumah?
Nabi bisa beristirahat.
Nabi juga tidak pernah malu untuk membantu segala keperluan dan pekerjaan rumah tangga istrinya, membersihkan dan merapihkan rumah.
Ada seotang sahabat bertanya pada Aisyah, apa yg dikerjakan oleh Nabi kalau sedang di rumah? Maka aisyah menjawab, biasa saja seperti kalian kalau sedang ada di rumah, Nabi juga sama begitu, kalau sendalnya putus dijahit sendiri, kalau ada baju yang robek ditambal sendiri, kemudian juga mengisi air bak mandi sehingga penuh dan bisa dipakai oleh istri-istrinya, kalau sedang dapat rezeki yang bisa dibelanjakan, Nabi akan berangkat ke pasar, membeli bahan makanan secukupnya untuk kebutuhan istri di rumah.
Rasulullah tidak pernah malu, Beliau memandang dirinya seperti orang lain, seperti sahabatnya, tidak pernah merasa menjadin pemimpin, tidan memiliki kasta yang paling tinggi yang harus dihormati dan harus dihargai. Nabi jauh sekali dari sifat seperti itu.
Atau, ketika Beliau sudah menetap di rumah pada pukul 8, maka Nabi menerima tamu. Ini juga jam khusus bagi para sahabat untuk bertamu/ berkonsultasi secara pribadi, dan para sahabat rata-rata sudah tau jadwal Rasulullah di kediaman mana. Beda kalau ingin menemui Rasul secara umum di khalayak ramai, para Sahabat bisa menunggu di masjid.
Pintu rumah nabi selalu terbuka untuk semua orang, kaya miskin tua muda, siapapun kaum muslimin. Setelah masa-masa perjanjian Hudaibiyah, lebih ramai lagi Sahabat yang berkunjung karena perkembangan umat islam semakin luas, ada yg dari luar Madinah, ada dari Yaman, Syam. Dimana para tamu laki-laki duduk di ruang tamu, dan kalo perempuan di kamar sebelahnya.
Ada sebuah hadist ketika Rasulullah menerima tamu Sayyidina Abu Bakar di kediaman Aisyah, Beliau menerima tamu dalam keadaan gamisnya Nabi terbuka hingga betis, dan Nabi tidak merapihkan pakaiannya. Kemudian tamu berikutnya datang Sayyidina Umar duduk di ruang tamu, dan nabi masih kelihatan betisnya, mereka pun berbincang bertiga. Kemudian datang lagi tamu berikutnya, Sayyidina Utsman mengucapkan salam, maka Nabi merapikan gamisnya, Utsman pun masuk, dan mereka berbincang ber empat. Pulang para tamu, Aisyah bertanya, Yaa Rasulullah tadi Abu Bakar ayah saya datang tapi Engkau tidak merapihkan pakaian sehingga betis kelihatan, tapi mengapa begitu Utsman yang datang Engkau merapikan pakaian? Nabi pun menjawab Aku malu sama Utsman, jadi betisku Aku tutupi.
Kenapa nabi malu kepada Utsman bin Affan? Kata Nabi, sesungguhnya malaikat itu malu kepada Utsman, maka Aku pun malu kepada orang yang malaikat saja malu kepadanya, maka Aku pun malu kepada Beliau.
Link Ebook Find Out Rasulullah Habits karya Ustadz Arafat
TEKA TEKI RASULULLAH: Find Out Rasulullah Habits (24 Jam Rasulullah) #2
Comments
Post a Comment