Fikih Muslimah #3 : Bab 3
┏━━━━━━━━━━━━━━━━━┓
π ππππππ π
ππππ
ππππππππ π
┗━━━━━━━━━━━━━━━━━┛
π πππ«π’ ππ’πππ :
ππ-π ππππ ππ-ππππππππ
(π ππππ πππππππ)
Ψ¨Ψ³Ω
Ψ§ΩΩΩ Ψ§ΩΨ±ΨΩ
Ω Ψ§ΩΨ±ΨΩΩ
Ψ§ΩΨΩ
Ψ―ΩΩΩ ΩΨ§ΩΨ΅ΩΨ§Ψ© ΩΨ§ΩΨ³ΩΨ§Ω
ΨΉΩΩ Ψ±Ψ³ΩΩ Ψ§ΩΩΩ
ΩΨΉΩΩ Ψ§ΩΩ ΩΨ΅ΨΨ¨Ω ΩΩ
Ω ΩΨ§ΩΨ§Ω، Ψ£Ω
Ψ§ Ψ¨ΨΉΨ―:
akhawaati fillaah, semoga rahmat Allaah dicurahkan untukku, dan
untuk kalian semua.
alhamdulillaah 'alakulli khaal..
mari kita lanjutkan kajian fiqih muslimah seputar Haidh & Nifas. yang in syaa Allaah akan membahas: " Bab 3 & Bab 4 "
selamat mengikuti, mohon dibaca berulang kali, atau dicatat kembali, dalam buku catatan khusus
Pelajaran Fiqih.
jika kita sungguh-sungguh Belajar meskipun Lewat Whatsapp Group, maka akan Bertambah Ilmu Kita, dan akan benar Ibadah Kita, Aamiin.
▬▬▬▬▬πΉππΉ▬▬▬▬▬
π πππ ππππππ π
πππππππ πππππ πππππ
pada umumnya adalah,
enam atau tujuh hari.
π· Berdasarkan sabda Nabi
Ψ΅ΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΨΉΩΩΩ ΩΨ³ΩΩ
kepada Hamnah bintu Jahsy,
ΨͺΨΩΨΆΩ ΩΩ ΨΉΩΩ Ψ§ΩΩΩ Ψ³ΨͺΨ© Ψ£ΩΨ§Ω ، Ψ£Ω Ψ³Ψ¨ΨΉΨ©، Ψ«Ω Ψ§ΨΊΨͺΨ³ΩΩ ΩΨ΅ΩΩ Ψ£Ψ±Ψ¨ΨΉΨ© ΩΨΉΨ΄Ψ±ΩΩ ΩΩΩ Ψ§، Ψ£Ω Ψ«ΩΨ§Ψ«Ψ© ΩΨΉΨ΄Ψ±ΩΩ ΩΩΩ Ψ§، ΩΩ Ψ§ ΩΨΩΨΆ Ψ§ΩΩΨ³Ψ§Ψ‘ ΩΩΨ·ΩΨ±Ω ΩΩ ΩΩΨ§Ψͺ ΨΩΨΆΩΩ ΩΨ·ΩΨ±ΩΩ.
"Jadikanlah haidh-mu dalam ilmu Allah selama enam hari atau tujuh hari, lalu mandilah dan shalatlah selama dua puluh empat atau dua puluh tiga hari, sebagaimana kaum wanita biasa haidh dan suci, berdasarkan waktu haidh mereka dan waktu suci mereka."
(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
π πππ ππππππππ
ππππ ππππππππππ ππππ ππππ πππππ πππ πππ ππ
beberapa perkara yang haram dilakukan karena haidh dan nifas:
❶ JIMAK
(BERHUBUNGAN SUAMI ISTRI)
◽Berdasarkan firman Allaah ta'ala:
ΩَΨ§ΨΉْΨͺَΨ²ِΩُΩΨ§ Ψ§ΩΩِّΨ³َΨ§Ψ‘َ ΩِΩ Ψ§ΩْΩ
َΨِΩΨΆِ ۖ
ΩَΩَΨ§ ΨͺَΩْΨ±َΨ¨ُΩΩُΩَّ ΨَΨͺَّΩٰ ΩَΨ·ْΩُΨ±ْΩَ ۖ
"Maka jauhilah istri-istri pada masa haidh, dan janganlah kalian mendekati mereka hingga mereka suci" (QS. Al-Baqarah: 222)
Ketika turun ayat ini, Nabi
Ψ΅ΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΨΉΩΩΩ ΩΨ³ΩΩ
bersabda,
Ψ§Ψ΅ΩΨΉΩΨ§ ΩΩ Ψ΄ΩΨ¦ Ψ₯ΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΨ§Ψ.
"Lakukan segala sesuatu kecuali jimak." (HR. Muslim)
❷ TALAK
◽ Berdasarkan firman Allaah ta'ala,
ΩَΨ·َΩِّΩُΩΩُΩَّ ΩِΨΉِΨ―َّΨͺِΩِΩَّ
"Maka talaklah mereka pada waktu mendapati 'iddahnya (pada waktu suci)." (QS. Ath-Thalaq: 1)
▫ Dan sabda Nabi
Ψ΅ΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΨΉΩΩΩ ΩΨ³ΩΩ
kepada Umar Ψ±ΨΆΩ Ψ§ΩΩΩ ΨΉΩΩ ketika putranya Abdullaah menalak istrinya pada waktu haidh
Ω Ψ±Ω ΩΩΩΨ±Ψ§Ψ¬ΨΉΩΨ§.
"Perintahkan dia agar merujuknya." (Muttafaqun alaih)
❸ SHALAT
▫ Berdasarkan sabda Nabi
Ψ΅ΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΨΉΩΩΩ ΩΨ³ΩΩ
kepada Fathimah bintu Abi Hubaisy Ψ±ΨΆΩ Ψ§ΩΩΩ ΨΉΩΩΨ§
ΩΨ’Ψ°Ψ§ Ψ£ΩΨ¨ΩΨͺ Ψ§ΩΨΩΨΆΨ© ΩΨ―ΨΉΩ Ψ§ΩΨ΅ΩΨ§Ψ©.
"Jika datang haidh, maka tinggalkan shalat." (Muttafaqun 'alaih)
❹ PUASA
▫ Berdasarkan sabda Nabi
Ψ΅ΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΨΉΩΩΩ ΩΨ³ΩΩ
,
Ψ£ΩΩΨ³ Ψ₯ΨΨ―Ψ§ΩΩ Ψ₯Ψ°Ψ§ ΨΨ§ΨΆΨͺ ΩΩ ΨͺΨ΅Ω ΩΩΩ ΨͺΨ΅Ω؟ ΩΩΩ: Ψ¨ΩΩ.
"Bukankah salah seorang dari kalian jika haidh tidak puasa dan tidak shalat? Mereka menjawab, 'Benar' " (HR. Bukhari)
❺ THAWAF
▫ Berdasarkan sabda Nabi
Ψ΅ΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΨΉΩΩΩ ΩΨ³ΩΩ
kepada Aisyah Ψ±ΨΆΩ Ψ§ΩΩΩ ΨΉΩΩΨ§ ketika dia sedang haidh,
Ψ§ΩΨΉΩΩ Ω Ψ§ ΩΩΨΉΩ Ψ§ΩΨΨ§Ψ¬ ΨΊΩΨ± Ψ£ΩΨ§ ΨͺΨ·ΩΩΩ Ψ¨Ψ§ΩΨ¨ΩΨͺ ΨΨͺΩ ΨͺΨ·ΩΨ±Ω.
"Kerjakan apa saja yang dilakukan oleh orang yang haji, kecuali jangan kamu thawaf sampai kamu suci." (Muttafaqun 'alaih)
❻ MEMBACA AL-QURAN
π Ini adalah pendapat mayoritas ulama dari kalangan sahabat, tabi'in, dan orang-orang yang datang setelah mereka.
πΉ Tapi jika seorang wanita PERLU membaca, misalnya:
▪dia perlu muraja'ah (mengulangi) apa yang telah dihafalnya agar tidak lupa, atau
▪mengajar anak-anak wanita di sekolah, atau
▪bacaan wiridnya (ketika dzikir pagi sore, dzikir akan tidur, dll)
Maka hal itu dibolehkan baginya. Dan jika dia tidak ada hajat/keperluan, maka tidak boleh membaca, sebagaimana sebagian ulama berpendapat demikian.
(lihat Asy-Syarhul Mumti' oleh Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin, 1/291-292)
❼ MEMEGANG MUSHAF AL-QURAN
◽ Berdasarkan firman Allaah ta'ala,
ΩَΨ§ ΩَΩ َΨ³ُّΩُ Ψ₯ِΩَّΨ§ Ψ§ΩْΩ ُΨ·َΩَّΨ±ُΩΩَ
"Tidak ada yang menyentuhnya, kecuali hamba-hamba yang disucikan." (QS. Al-Waqi'ah: 79)
❽ MASUK MASJID DAN BERDIAM
DI DALAM MASJID
▫ Berdasarkan sabda Nabi
Ψ΅ΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΨΉΩΩΩ ΩΨ³ΩΩ
ΩΨ§ Ψ£ΨΩ Ψ§ΩΩ Ψ³Ψ¬Ψ― ΩΨ¬ΩΨ¨ ΩΩΨ§ ΨΨ§Ψ¦ΨΆ.
"Saya tidak menghalalkan masjid untuk orang junub dan wanita haidh." (HR. Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah)
▫Dan juga karena Nabi
Ψ΅ΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΨΉΩΩΩ ΩΨ³ΩΩ
menjulurkan kepala beliau kepada Aisyah Ψ±ΨΆΩ Ψ§ΩΩΩ ΨΉΩΩΨ§ ketika Aisyah di dalam kamarnya (sedangkan Rasulullaah Ψ΅ΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΨΉΩΩΩ ΩΨ³ΩΩ
di dalam masjid), lalu Aisyah menyisir rambut beliau, sementara Aisyah dalam keadaan haidh, dan Nabi Ψ΅ΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΨΉΩΩΩ ΩΨ³ΩΩ
sedang i'tikaf
di dalam masjid.
Juga diharamkan bagi wanita haidh lewat di dalam masjid, jika dikhawatirkan akan mengotorinya dengan darah haidnya, tapi jika aman dari mengotorinya dengan darah haidnya, maka tidak haram untuk sekedar lewat saja di dalam masjid.
Ψ¨Ψ§Ψ±Ω Ψ§ΩΩΩ ΩΩΩΩ..
Comments
Post a Comment