Tulisan : Pacaran, Taaruf, Kasih Sayang, Pernikahan

 

𝙋𝘼𝘾𝘼𝙍𝘼𝙉 & 𝙏𝘼'𝘼𝙍𝙐𝙁


By:𝙍𝙪𝙙𝙞-𝙍𝙚𝙘𝙤

PACAR PENUH DUSTA DAN KEBOHONGAN

```Lebih baik hati ini di SAKITI dengan KEJUJURAN

dari pada DIBAHAGIA KAN  dengan penuh janji angan angan KEBOHONGAN             

𝓐𝓵𝓯𝓲𝔂𝓪𝓱-𝓡𝓮𝓬𝓸-𝓕𝓪𝓭𝓱𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱

Pacaran Ternyata Penuh Dusta dan kebohongan
Pacaran ternyata penuh dengan kedustaan.

Orang yang pacaran akan selalu mengelabui pasangannya.

Ketika masa-masa pacaran, si kekasih akan selalu berdandan cantik di hadapan pacarnya, berkata lemah lembut, bersenyum manis dan belang jeleknya ditutup-tutupi.

Yang pacaran akan merasa tidak pede jika nampak sesuatu yang jelek dari dirinya.

Kalau dikatakan pacaran sebagai jalan untuk mengenal pasangan sebelum nikah,

kenyataanya penjajakan tersebut jauh berbeda dengan saat telah menikah.

Saat telah menikah, satu sama lain tidak mesti berpenampilan cantik atau ganteng saat di rumah.

Tidak mesti pula terus-terusan bertemu dalam keadaan harum atau wangi.

Bahkan dalam pernikahan ada pasangan yang berkata kasar,
yang hal ini tidak dijumpai saat pacaran dahulu.

Padahal Islam sudah memberi jalan bahwa mengenali pasangan bisa dari empat hal:

(1) kecantikan,
(2) martabat (keturunan),
(3) kekayaan atau
(4) baik atau tidak
agamanya.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

“Perempuan itu dinikahi karena empat faktor yaitu agama, martabat, harta dan kecantikannya. Pilihlah perempuan yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi”.

(HR. Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1446).

Mengenal calon pasangan sudah cukup lewat empat hal tersebut.

Keempat hal tadi bisa diketahui dari keluarga dekat atau dari teman dekat si pasangan.

Jadi, tidak mesti lewat lisan si pasangan secara langsung.

Jika sudah ada cara yang Islam gariskan, masihkah mencari cara lain untuk mengenal pasangan....???

Lantas apa mesti mengenal calon pasangan lewat pacaran......????

Ketahuilah bahwa nikah adalah tanda ingin serius,

sedangkan pacaran hanya ingin terus dipermainkan.

Jangan heran jika ada yang sudah pacaran bertahun-tahun, namun pernikahan mereka tidak sampai setahun jadi bubar.

Coba lihat saja para sahabat Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam,

tidak pernah menempuh jalan pacaran ketika mencari pasangan.

Sekali ta’aruf, merasa cocok, sudah langsung menuju pelaminan.

Tidak seperti para pemuda saat ini yang menjalani pacaran hingga 10 tahun untuk bisa saling mengenal lebih dalam.

Padahal para sahabat adalah sebaik-baik generasi sepeninggal Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mesti dicontoh.

Lihat saja apa yang terjadi ketika Fathimah dinikahi ‘Ali bin Abi Tholib atau Ruqoyyah yang dinikahi sahabat mulia ‘Utsman bin ‘Affan,

mereka tidak melewati proses penjajakan pacaran.

Imam Ahmad berkata dalam Ushulus Sunnah,

“Hendaklah kita berpegang teguh dengan ajaran para sahabat radhiyallahu ‘anhum serta mengikuti ajaran mereka.”

Lihat pula si mbah kita dahulu. Mereka juga tidak mengenali calon pasangan mereka dengan pacaran.

Akan tetapi, keluarga mereka tetap langgeng dan punya banyak keturunan.

Apa gunanya pacaran Jika Anda ingin dikelabui terus-terusan,

maka monggo itu pilihan Anda dan akhirnya Anda yang tanggung sendiri akibatnya.   

Bisa di kata kan hasil pernikahan 99 %  dalam kehidupan tanpa ada ke bahagiaan  .

Yang ada penderitaan datang siler beganti..

yang mana akhir rumah tangga nya putus di tengah jalan .

Betul apa yang di ajarkan Agama..

jika sifat dan jiwa empat empa nya ..tidak bisa terpenuhi.

Pilih dari nasab keturunan nya dan Agama nya..

jika keturunan dan agama tidak benar atau bagus sepanjang kehidupanya akan menempuh kesuraman dan penderitaan !!! 

Allah yah fadhuna...

Saudaraku intinya apa yang dilarang oleh Alloh SWT adalah untuk kebaikan hamba-NYA.

Layak orang tua melarang anaknya melakukan sesuatu, pasti jika diteruskan ada madhorrot di baliknya.

Dan yang diperintahkan oleh Alloh pun untuk kebaikan kita.

Jangan pernah memilih sesuatu yang membahayakan diri kita sendiri.

Semoga Allah  beri taufik dan hidayah.```

•••

Pacaran itu Haram gak Sih

```𝓐𝓵𝓯𝓲𝔂𝓪𝓱-𝓡𝓮𝓬𝓸-𝓕𝓺𝓭𝓱𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱

Dalam Islam sendiri istilah pacaran itu tidak pernah ada dan tidak pernah dikenal. Itulah sebabnya tidak ditemukannya dalil yg berbunyi “Janganlah kalian pacaran” atau “Pacaran itu haram” ataupun semacamnya.

Selain itu kita juga tidak akan menemukan bab yg membahas khusus mengenai pacaran di kitab-kitab ulama terdahulu, Karena apa?? Ya,Karena memang dalam islam tidak pernah dikenal istilah PACARAN

Lalu apa yang menjadikan pacaran menjadi haram???

Hal itu karena, pacaran itu di dalamnya terdapat aktivitas" yg melanggar dan menggiring pelakunya untuk melakukan Zina

Kita pacaran engga ngapa-ngapain, Lagian pacarannya kita jg pacaran Syar'i kok.
Beneran “.
Mana ada pacaran Syar'i..Jgn mengada" dan membuat hukum sendri.Jgn mau ditipu soal ta'aruf yg berkedok PACARAN
(Bohong dosa loh ya)

Zina itu ada Tingkatannya.Yaitu:

1.  Zina Ain (Zina mata)
memandang lawan jenis dengan perasaan senang. Ketika pacaran biasanya suka saling tatap-tatapan gitu kan?? (fakta lapangan)

2. Zina Qolbi  (Zina hati)
memikirkan atau menghayalkan lawan jenis dengan perasaan senang kepadanya. (Hayo??Masih Mau nyangkal gk nih)
'
3. Zina lisan
(Zina ucapan)  membincangkan lawan jenis dengan perasaan senang kepadanya. Nah ini, si pelaku biasanya gak ada bosennya ngebahas tentang pacarnya, dimanapun dan kapanpun. Smpai gk sadar,sedang menduakan Allah

4. Zina Yadin (Zina tangan)
memegang tubuh lawan jenis dengan perasaan senang kepadanya. Nah,biasanya ini adalah tingkatan zina yg bisa menjerumuskan pelakunya kepada Zina sebenar-benarnya zina, yakni Zina kemalu'n Naudzubillah mindzalik.

Jadi, gimana sih hukum pacaran itu?

Pacaran itu menjadi haram karena aktivitasnya menjurus pada perbuatan Zina.
Sedangkan dalam Islam sendiri, jangankan melakukan Zina, Mendekatinya saja pun sudah dilarang

Sebagaimana firman Allah :
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”
(QS. Al Isra’: 32)

Memang tidak semua pelaku pacaran melakukan zina.(katanya)

Namun dari aktivitas"nya itu sudah termasuk zina sebagaimana yg sudah kita bahas di atas. Nah, aktivitas" itu pun sudah termasuk ke dalam perkara yg mendekati zina.

Selain itu, pacaran dikatakan melanggar perintah Allah karena selain mendekati zina, pacaran pun telah melanggar perintah Allah tentang larangan berkhalwat.

Apa sih berkhalwat itu?
'
Berkhalwat disini maksudnya adalah berdua-duaan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.

Hal ini jelas dilarang, sebagaimana sabda dari Rasulullah :
“Tidak boleh seorang laki-laki berduaan dengan perempuan kecuali dengan ditemani mahramnya”
(HR. Bukhari no. 5233 dan Muslim no. 1341).

Nah, berduaan pun itu sudah melanggar perintah Allah lho

Sedangkan dalam pacaran
Selalu Berduaa kan ?

Hmmm itu sudah menjadi hal yang sangat mungkin bahkan dianggap sebagai suatu keharusan bagi para pelaku pacaran.
Jangan ditiru yaa

Nah dari penjelasan di atas, sudah cukup jelaskan bahwa pacaran itu memang tidak pernah ada dan dikenal dalam islam?

So, pacaran itu jelas dilarang!!
Ya, begitu sempurnanya islam hingga perasaan cinta pun telah Allah atur sedemikian rupa hukum-hukumnya.

Lalu ketika kita jatuh cinta, itu kita hrus gimana??
Cinta itu kan fitrah, masa dilawan?
Bolehkah pacaran tapi islami?

Jatuh cinta itu manusiawi. Perasaan cinta itu memang fitrah
Namun bukan berarti alasan itu menjadikan kita sbg hamba-Nya yang tak taat Menjadikan kita melanggar perintah dan larangan-Nya yg sudah jelas baik untuk kita

Lalu apa pacaran islami dibolehkan??
Hmm pacaran, dengan apapun kita menamainya, bagaimanapun kita mengemasnya, jika melanggar perintah Allah tetap saja hal itu tidak dibenarkan. Islam telah mengatur mengenai langkah apa yg harus diambil ketika kita jatuh cinta

Jika telah mampu, maka menikahlah, bila belum mampu maka shaum(berpuasa)lah. Peliharalah pandangan, karena hal itu akan lebih menjaga hati kita sahabat.
(buka Surah An-nur :31-32)

Ketika kita jatuh cinta janganlah perasaan itu dilawan, melainkan kendalikanlah. Karena jika kita melawannya tentu kita tidak akan mampu melawannya

Tak ada satupun yg melarang kita untuk jatuh cinta, memendam rasa atau suka pada seseorang, itu memang fitrah kita sebagai manusia. Jika Allah melarang cinta itu ada, mana mungkin kita bisa ada saat ini?

Sekali lagi, Allah tidak melarang kita untuk jatuh cinta. Namun Allah menjaga kita dari rasa itu dengan aturan-Nya. Allah menyuruh kita menundukan pandangan, karena Allah tahu mata kita lemah dan mudah dibutakan rasa.
Allah menyuruh kita untuk shaum jika belum siap, karena Allah tahu kelemahan kita adalah sulit melawan hawa nafsu kita

Jika kita jatuh cinta, kembalikanlah pada-Nya. Biarlah Allah yang genggam hati kita. Karena sejatinya Allah lah pemilik jiwa dan Maha Pemilik Cinta.

Jika Belum bisa menemukan Jodoh Di Dunia, in syaa allah Allah kasih kita Jodoh Di Akhirat kelak in syaa allah

Prbanyaklah berdo'a dan ber amal sholeh agar kelak ditemukan dengan jodoh yg trbaik karena jodoh kita adalah cerminan dr diri kita

Semoga bermanfaat```

•••

5 CARA MUDAH DAPATKAN JODOH SHOLEH YANG BAIK SALAH SATUNYA AWALI DENGAN TA'ARUF

```𝓐𝓵𝓯𝓲𝔂𝓪𝓱-𝓡𝓮𝓬𝓸-𝓕𝓪𝓭𝓱𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱

Apakah yang dimaksud dengan jodoh menurut Islam? Tentu saja kita semua mendambakan mempunyai pasangan yang sholeh atau sholehah. Kenapa? Karena dengan nya, kita akan selamat di dunia dan di akhirat. Sesuai dengan Sabda Rasul :

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah.”(HR. Muslim).

Lantas pertanyaan berikut nya adalah, bagaimana sih cara nya agar kita mendapatkan pasangan atau jodoh yang baik dan sholeh/sholehah?

1. Pastikan kita memiliki niat yang benar

“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan sesuai apa yang diniatkan, barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang akan didapatkan atau wanita yang akan dinikahi maka hijrahnya sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari Muslim).

Coba perhatikan hadist diatas. Jika niat kita benar, maka kita pun akan mendapatkan sesuai dengan apa yang kita niatkan. Jika kita berniat mencari jodoh karena lillahi ta’ala, semata hanya karena Allah, maka Allah pun akan mentakdirkan kita bertemu dengan seseorang yang memiliki niat yang sama.

Itulah hal pertama yang harus kita perhatikan. Lalu apa yang kedua?

2. Teori Burung Merpati dan Burung Beo

Pernah melihat burung merpati? Jika ya, coba perhatikan ketika burung merpati terbang di angkasa.

Burung merpati pasti terbang bersama burung merpati lain nya. Tidak mungkin burung merpati terbang bersama-sama dengan jenis burung lain nya!

Lantas apa hubungan nya dengan jodoh?

Jika anda menginginkan jodoh yang sholeh atau sholehah, maka pastikan dulu bahwa diri anda pantas mendapatkan jodoh yang sholeh dan sholehah? Cara nya bagaimana?

Jika anda menginginkan pasangan anda baik dalam agama nya, maka pastikan anda pun baik agama nya. Sholatnya tepat waktu, setiap hari membaca ayat suci quran, sholat dhuha dan sholat tahajud nya tidak pernah tinggal.

Sudahkah kita memperbaiki ibadah dan akhlak kita? Jangan berharap mendapatkan seorang Imam layaknya Ali ibn Abi Thalib jika engkau tidak berperilaku dan berakhlak seperti Fatimah RA.

3. Taaruf dan kenali dia secara dalam

Setiap orang memiliki hak untuk saling berkenalan satu sama lain sebelum memutuskan untuk menikah. Oleh sebab itu, kenalilah setiap calon pasangan yang mendekati mu atau yang sedang engkau dekati.

Pastikan bahwa kita memiliki perasaan nyaman dan yakin bahwa dia adalah pasangan yang kita inginkan.

Hal ini sangat penting sekali. Karena sudah banyak pasangan yang menikah karena terburu-buru, padahal mereka berdua kurang nyaman satu dengan yang lain nya. Akhirnya banyak pernikahan yang kandas karena hal sepele ini.

Oleh sebab itu, pastikan kita mengenali nya secara dalam. Kita mengenali keluarga nya. Dan sangat diperbolehkan jika kita meminta referensi dari teman nya.

Misal : Kita bertanya kepada teman dekat nya. Apakah calon kita ini benar-benar seorang yang sholeh / sholehah? Bagaimana akhlak nya? Bagaimana cara ia memperlakukan kedua orang tua nya? dan seterusnya.

Hal ini kita lakukan agar penilaian yang kita lakukan tidak subjektif atas dasar penilaian kita sendiri. Karena pasti syetan mengganggu kita juga pada masa taaruf ini. Seperti “Sudahlah terima saja. Dia pasti baik orang nya”.

Oleh sebab itu berhati-hati lah. Jalani proses nya dengan baik dan tidak terburu-buru. Dan pastikan kita harus melakukan hal yang ke empat ini. Apa itu?

4. Inilah Senjata utama orang beriman

Dan apabila hamba hamba KU bertanya kepadamu tentang Aku maka jawablah,bahwasanya Aku adalah dekat Aku mengabulkan permohonan orang orang yang mendo’a apabila ia berdo’a kepada Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” ( QS Al Baqoroh : 186 ).

“Mintalah kepada Allah akan kemurahan-Nya, karena sesungguhnya Allah senang apabila dimintai (sesuatu).” (HR Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud).

Doa adalah senjata nya orang yang beriman. Setelah kita berikhtiar semampu kita, maka sempurnakanlah ikhtiar ini dengan Doa kepada Allah.

Mintalah kepada Allah baik di pagi hari maupun petang. Di saat lapang maupun sempit. Jangan ragu atau malu meminta sesuatu apapun kepada Allah. Jika bukan kepada Allah, lantas kepada siapa lagi kita memohon pertolongan?

5. janganlah berputus asa dalam berusaha dan berdoa. Jodoh adalah hal yang gaib, ini merupakan rahasia Allah yang tidak seorang pun dapat mengetahui siapa dan kapan ia akan datang. Oleh karenanya teruslah istiqomah dalam berusaha dan berdoa untuk mendapatkan jodoh yang sholeh dan baik.

Demikian Yang Ana Sampaikan
Semoga bermanfaat dan Berguna Bagi Kaum yang berpikir... ```

•••

𝘿𝙄 𝙆𝙐𝙏𝙄𝙋 𝘿𝘼𝙍𝙄 𝙆𝙄𝙎𝘼𝙃 𝙎𝙀𝙊𝙍𝘼𝙉𝙂 𝘼𝙍𝙏𝙄𝙎 𝙋𝘼𝘾𝘼𝙍𝘼𝙉

```𝓐𝓵𝓯𝓲𝔂𝓪𝓱-𝓡𝓮𝓬𝓸-𝓕𝓪𝓭𝓱𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱

Yang seperti Prilli ini aneh. Dia tahu kalau pacaran itu dilarang agama, tapi dia tetap saja pacaran dengan alasan kalau putus akan menyakitkan pacarnya, padahal menyakiti orang itu haram. Akhirnya dengan alasan itu teruslah dia pacaran.

Logika seperti itu aneh bin ajaib. Bagaimana bisa dia memilih terus berbuat maksiat dengan alasan seperti itu? Dengan logika yang sama, seorang pemabuk akan terus mabuk dengan alasan menjaga perasaan kawannya kalau tak dibarengi mabuk; seorang PSK akan terus melacur dengan alasan takut membuat pelanggannya kecewa; dan seterusnya.

Sebuah larangan harus dijauhi apapun resikonya. Mau ada yang sakit hati, kecewa, atau apalah itu tak  masuk hitungan. Justru yang sakit hati, kecewa dan segala macam itulah yang bermasalah. Kenapa dia bisa sakit hati pada orang yang berhenti bermaksiat. Di dunia ini yang sakit hati ketika seorang manusia berhenti bermaksiat hanya satu, yaitu setan.

Ada suatu kisah di masa Rasulullah yang berkaitan dengan masalah ini. Suatu saat, seorang pemuda bernama Sa'ad bin Malik masuk Islam. Ibunya marah besar padanya hingga berkata:

"Hai Sa'ad, apa yang kau perbuat ini? Kau harus meninggalkan agamamu itu atau aku akan berhenti makan dan minum hingga mati sehingga kamu akan dicela orang sebagai pembunuh ibumu sendiri".

Sa'ad berada dalam pilihan sulit antara bermaksiat super besar dengan cara murtad atau membiarkan ibunya mati karena ulahnya. Apa yang dia lakukan? Ternyata Sa'ad tetap memilih islam. Akhirnya ibunya tak makan sehari semalam hingga kelihatan drop. Hari berikutnya tetap tak makan hingga betul-betul sampai pada batasnya. Akhirnya Sa'ad berkata pada ibunya:

"Ketahuilah Bu, Demi Allah andai engkau punya seratus nyawa lalu engkau bunuh diri menghilangkannya satu demi satu, aku takkan meninggalkan agama ini sedikitpun. Kalau ibu mau, silakan makan saja atau teruslah tak makan."

Jawaban tegas Sa'ad itu tentu menyakitkan bagi ibunya, tapi bagaimana lagi, Ibunya sendiri yang salah dengan memberi pilihan seperti itu. Melihat ketegasan anaknya, si Ibu akhirnya makan.

Keputusan Sa'ad ini ternyata dibenarkan oleh Allah dengan diturunkannya surat Luqman ayat:15, sebagaimana dituturkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya.

Kesimpulannya: Tak ada opsi untuk memilih maksiat dengan alasan takut menyakiti orang lain.

Semoga bermanfaat```

•••


Percampuran antara laki-laki dan 𝓹𝓮𝓻𝓮𝓶𝓹𝓾𝓪𝓷

```𝓐𝓵𝓯𝓲𝔂𝓪𝓱-𝓡𝓮𝓬𝓸-𝓕𝓪𝓭𝓫𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱

Ada sebagian muslim di masa ini yang masih antipati terhadap pendidikan sekolah formal. Salah satu alasannya karena dalam kebanyakan model sekolah terdapat percampuran antara laki-laki dan perempuan sedangkan percampuran ini diharamkan. Kebanyakan yang berpendirian seperti ini adalah kalangan pesantren. Sebenarnya apa sih percampuran itu dan apakah percampuran selalu haram? Meskipun saya berasal dan hidup dalam dunia pesantren serta cinta terhadap nilai-nilai pesantren, namun kalau mau jujur tampaknya para ulama tak satu suara perihal ini.

Harus diakui, sejumlah besar ulama salaf mempunyai pendapat yang sangat ketat perihal ini. Golongan pertama ini membuat garis demarkasi yang sangat rigid yang memisahkan antara dunia laki-laki dan perempuan. Seluruh interaksi laki-laki yang melibatkan perempuan atau sebaliknya dianggap sebagai fitnah (musibah keimanan). Berada di tempat yang sama diharamkan,  melihat juga diharamkan, bahkan suara perempuan pun dianggap aurat. Mereka sendiri hidup dalam dunia di mana perempuan hanya terkungkung dalam ruang domestik; mengurus rumah, suami dan anak saja. Dalam milieu demikian pendapat para ulama itu muncul. Milieu yang sama mencoba diduplikasi oleh pesantren sebagai ujung tombak ajaran para ulama.

Pendapat di atas, terlepas begitu beratnya untuk masa kini, hemat saya tetap harus dihargai sebagai bagian dari khazanah Islam. Suka atau tidak, itulah ciri khas dunia Islam sejak dulu. Di akhir zaman di mana perzinahan dianggap wajar ini, pendapat yang masih dipraktikkan di pesantren salaf ini terbukti menjadi benteng terakhir yang ampuh menahan rusaknya zaman. Namun apakah sekaku itu sehingga belajar satu ruangan dengan lawan jenis dilarang mutlak, seluruh pertemuan antara laki-laki dan perempuan dilarang mutlak? Ternyata banyak juga ulama yang punya pendapat lebih luwes.
Imam Nawawi misalnya, dalam kitab al-Majmu’ beliau menolak pendapat ulama lain yang melarang perempuan untuk ikut shalat jumat bersama para lelaki dengan alasan menimbulkan ikhtilath (percampuan lain jenis). Beliau berkata:

ليس كَمَا قَالَ فَإِنَّهَا لَا يَلْزَمُ مِنْ حُضُورِهَا الْجُمُعَةَ الِاخْتِلَاطُ بَلْ تَكُونُ وَرَاءَهُمْ وَقَدْ نَقَلَ ابْنُ الْمُنْذِرِ وَغَيْرُهُ الْإِجْمَاعَ عَلَى أَنَّهَا لَوْ حَضَرَتْ وَصَلَّتْ الْجُمُعَةَ جَازَ وَقَدْ ثَبَتَتْ الْأَحَادِيثُ الصَّحِيحَةُ الْمُسْتَفِيضَةُ أَنَّ النِّسَاءَ كُنَّ يُصَلِّينَ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ في مَسْجِدِهِ خَلْفَ الرِّجَالِ وَلِأَنَّ اخْتِلَاطَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ إذَا لَمْ يَكُنْ خَلْوَةً لَيْسَ بِحَرَامٍ (المجموع شرح المهذب: 4/ 484)

“Tidak seperti yang ia katakan, sesungguhnya hadirnya perempuan di salat Jumat itu tidak musti ikhtilat tetapi perempuan itu bisa berada di belakang laki-laki. Ibnu Munzir dan lain-lain menukil sebuah kesepakatan ulama bahwa apabila wanita hadir dan sholat Jumat, maka diperbolehkan. Telah valid berbagai Hadits Shahih yang menyatakan bahwa para perempuan sholat dibelakang Rosulullah di mesjidnya di belakang barisan para lelaki dan karena sesungguhnya ikhtilat (percampuran)wanita dan laki-laki selamat tidak berdua-duaan tidaklah dilarang”. (al-Majmu’)

Jadi menurut mujtahid mazhab Syafi’I ini, bercampurnya lelaki dan perempuan tak mengapa selama tidak berdua-duaan (khalwah). Dari kalangan Imam Mazhab, ternyata juga dapat kita jumpai kasus di mana berkumpulnya lawan jenis dalam kondisi normal diperbolehkan. Imam Malik pernah ditanya bagaimana hukumnya seorang wanita makan bersama orang lain yang bukan mahram atau bersama budak lelakinya? Para ulama Hanafiyah menceritakan kisahnya demikian:

فِي الْمُوَطَّأِ: هَلْ تَأْكُلُ الْمَرْأَةُ مَعَ غَيْرِ ذِي مَحْرَمٍ، أَوْ مَعَ غُلَامِهَا.؟ قَالَ مَالِكٌ: لَا بَأْسَ بِذَلِكَ عَلَى وَجْهِ مَا يُعْرَفُ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَأْكُلَ مَعَهُ مِن الرِّجَالِ، وَقَدْ تَأْكُلُ الْمَرْأَةُ مَعَ زَوْجِهَا وَمَعَ غَيْرِهِ مِمَّنْ يُؤَاكِلُهُ. ابْنُ الْقَطَّانِ: فِيهِ إبَاحَةُ إبْدَاءِ الْمَرْأَةِ وَجْهَهَا وَيَدَيْهَا لِلْأَجْنَبِيِّ؛ إذْ لَا يُتَصَوَّرُ الْأَكْلُ إلَّا هَكَذَا، وَقَدْ أَبْقَاهُ الْبَاجِيُّ عَلَى ظَاهِرِهِ. (التاج والإكليل لمختصر خليل: 2/ 181)

Dalam kitab Muwattha’, Imam Malik pernah ditanya bagaimana hukumnya seorang wanita makan bersama orang lain yang bukan mahram atau bersama budak lelakinya? Beliau berkata: “Tak mengapa (boleh) selama dengan cara yang maklum bagi wanita itu untuk makan bersama mahram beserta lelaki lain. Kadang, seorang wanita makan bersama suaminya beserta orang lain yang diajak makan. Syaikh Ibnu Qatthan berkata: Di dalam pernyataan itu ada kebolehan bagi wanita untuk menampakkan wajah dan tangannya terhadap pria lain sebab tidak mungkin makan kecuali dengan cara ini. Syaikh Al-Baji membiarkan riwayat ini sesuai makna lahiriahnya (tidak ditakwil lagi). (at-Taj wal Iklil Limukhtashari Khalil).

Jadi, menurut keterangan Imam Malik dan ulama Hanafiyah di atas, ternyata diperbolehkan bagi seorang perempuan untuk makan bersama pria lain selama ditemani mahramnya (suami, saudara laki-laki, ayah dan seterusnya). Dalam kasus jamuan makan lainnya, Imam Bukhari meriwayatkan kisah sahabat berikut:

لَمَّا عَرَّسَ أَبُو أُسَيْدٍ السَّاعِدِيُّ دَعَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابَهُ فَمَا صَنَعَ لَهُمْ طَعَامًا وَلاَ قَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ إِلاَّ امْرَأَتُهُ أُمُّ أُسَيْدٍ بَلَّتْ تَمَرَاتٍ فِي تَوْرٍ مِنْ حِجَارَةٍ مِنَ اللَّيْلِ فَلَمَّا فَرَغَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الطَّعَامِ أَمَاثَتْهُ لَهُ فَسَقَتْهُ تُتْحِفُهُ بِذَلِكَ

“Tatkala Abu Usaid As-Sa’idi menikah, dia mengundang Nabi Muhammad saw. dan para sahabat beliau. Dia tidak membuat makanan untuk mereka, dan tidak menghidangkan makanan kepada mereka. Hanya saja istrinya, Ummu Usaid, di malam harinya merendam kurma di dalam bejana dari batu. Maka ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah selesai makan, Ummu Usaid melarutkannya untuk beliau, lalu memberikan minum kepada beliau dengannya, dia menyuguhi beliau dengan itu”.

Imam Ibnu Hajar dalam Fathul Bari mengomentari hadis tersebut sebagai berikut:

وَفِي الْحَدِيثِ جَوَازُ خِدْمَةِ الْمَرْأَةِ زَوْجَهَا وَمَنْ يَدْعُوهُ وَلَا يَخْفَى أَنَّ مَحَلَّ ذَلِكَ عِنْدَ أَمْنِ الْفِتْنَةِ وَمُرَاعَاةِ مَا يَجِبُ عَلَيْهَا مِنَ السِّتْرِ. (فتح الباري لابن حجر: 9/ 251)

“Dalam hadis itu ada kebolehan seorang wanita melayani suaminya dan orang yang diundang oleh suaminya. Tetapi jelas bahwa kebolehan ini ketika aman dari godaan hal yang haram serta menjaga penutupan aurat yang wajib atas wanita tersebut”

Pendapat seperti ini tergolong luwes bila dibandingkan pendapat golongan pertama yang melarang mutlak makan bersama atau menyuguhkan makanan seperti ini dengan berbagai alasan. Padahal, seringkali seorang perempuan muslimah tak bisa menghindari makan bersama ipar, sepupu, tamu suami dan lain-lain yang bukan mahramnya atau menyuguhkan makanan untuk mereka semua. Kenyataannya, sangat memungkinkan bertemu atau melakukan kegiatan bersama lain jenis tanpa menimbulkan hal negatif yang dilarang agama.

Uraian yang kurang lebih sama juga diterangkan panjang lebar oleh Syaikh Abdullah al-Harrari, seorang muhaddits ternama di abad kedua puluh. Saya rasa penjelasannya menarik untuk dikutip secara utuh di sini. Berikut ini penjelasan beliau beserta dalilnya:

فاختلاط الرجال بالنساء على ضربين ضرب محرم وهو ما ذكره ابن حجر وهو ما كان مع التضام والتلاصق وكذلك اذا كان في حال الخلوة لأن الرسول صلى الله عليه وسلم قال وما اختلى رجل بامرأة إلا كان ثالثهما الشيطان أما إن لم تكن خلوة ولا تضام ولا تلاصق ولا كشف عورات ولا غير ذلك من الحرام فإن الاختلاط جائز ويدل على ذلك حديث مسلم لا يدخلن أحدكم على مغيبة إلا ومعه رجل أو رجلان والمغيبة هي التي غاب عنها زوجها قوله إلا ومعه رجل أو رجلان يدل على جواز الخلطة غير المحرمة وهذا محل إجماع ففي زمن رسول الله صلى الله عليه وسلم والخلفاء الراشدين الأربعة ومن بعدهم النساء والرجال يطوفون في وقت واحد ويسعون في وقت واحد حتى إنه يحصل تضام وتلاصق غير متعمد وهذا لا إثم فيه إنما الإثم في التضام والتلاصق المتعمدين. وقد ثبت في صحيح ابن حبان حديث المرأة الحسناء وهو أنه كانت امرأة حسناء كانت تصلي خلف الرسول في المسجد خلف الصحابة ولم يكن يضرب ستر في ذلك الوقت بين الرجال والنساء فكان بعض الصحابة يتأخر في الصف حتى ينظر إليها من تحت إبطه في الركوع فنزل قوله تعالى: (ولقد علمنا المستقدمين منكم ولقد علمنا المستأخرين) ومع ذلك لم يضرب رسول الله سترا وبقي الأمر كذلك عند المسلمين إلى ما قبل نحو عشرين سنة وخير الهدي هدي محمد .(صريح البيان في الرد على من خالف القرءان للشيخ عبد الله الهرري)

“Percampuran antara laki-laki dan perempuan ada dua macam; ada yang diharamkan yaitu sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Hajar, ketika berdempetan dan bersentuhan badan begitu juga ketika berdua-duaan sebab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berkata: “tidaklah seorang laki-laki berduaan bersama seorang perempuan kecuali setan menjadi pihak ketiganya”. Adapun bila tidak berdua-duaan dan juga tidak berdempetan, bersentuhan badan atau membuka aurat dan lain-lain yang diharamkan maka percampuran tersebut diperbolehkan. Yang menjadi dasar hal ini adalah Hadits Muslim: “tidak boleh salah satu dari kalian masuk ke rumah wanita yang sendirian kecuali bersama seorang atau dua laki-laki lain. Wanita yang sendirian maksudnya adalah wanita yang suaminya sedang pergi. Sabda Nabi “kecuali beserta seorang atau dua orang laki-laki” ini menunjukkan percampuran yang tidak dilarang. Ini adalah poin yang disepakati semua ulama.

Di masa Rasulullah saw., empat Khulafaur Rasyidin dan masa setelah mereka, para perempuan dan laki-laki bertawaf dalam waktu bersamaan dan sa'i dalam waktu bersamaan pula hingga terjadi berdempetan dan sentuhan badan yang tidak disengaja, hal ini tidaklah berdosa. Yang berdosa adalah berdempetan atau sentuhan badan yang disengaja. Telah valit dalam Kitab Shahih Ibnu Hibban sebuah hadits tentang wanita cantik yang bermakmum pada Rasul di belakang para sahabat dan saat itu tidak terdapat satir antara laki-laki dan perempuan sehingga sebagian sahabat sengaja berada di shaf belakang hingga bisa melihat wanita tersebut dari bawah ketiaknya ketika ruku'.  Kemudian turunlah firman Allah: "Kami benar-benar mengetahui orang yang datang terlebih dulu dari kalian dan yang datang kemudian" (QS. Al-Hijr 24). Meski demikian Rasulullah tidak membuat satir dan keadaannya tetap seperti itu di kalangan kaum muslimin hingga hampir 20 tahun. Dan, petunjuk terbaik adalah petunjuk Nabi Muhammad”. (Sharihul Bayan fir Raddi 'ala man Khalafa al-Qur'an).

Dari berbagai kutipan di atas kita tahu bahwa interaksi dengan lawan jenis selain mahram tak selalu diharamkan oleh para ulama golongan kedua di atas. Hanya saja perlu diperhatikan batasan-batasannya;
1. Jangan sampai berduaan, harus ditemani mahram atau orang lain yang berprilaku baik.
2. Jangan bersentuhan, berhimpitan atau berdesakan,
3. Aurat harus dijaga agar tetap tertutup.
4. Tidak ada fitnah (godaan bermaksiat), misalnya pacaran, memandang dengan syahwat dan sebagainya.

Di antara ulama kontemporer yang berfatwa senada dengan ini adalah Syaikh Yusuf al-Qardlawi dan Syaikh Abdul Karim Zaidan.

Mereka melandasi fatwanya dengan berbagai hadis yang menjelaskan bahwa di masa Nabi dan awal Khulafa’ur Rasyidin para sahabat perempuan bebas berinteraksi ke luar rumah, mendatangi majelis Rasul atau khalifah untuk belajar, menangani urusan logistik dan pengobatan dalam perang yang dilakukan para sahabat laki-laki, menjamu tamu pria, dan sebagainya. Terlalu panjang bila hadis-hadis tersebut saya nukil di sini, silakan dilacak sendiri.

Namun tentu saja bila membaca perspektif ulama golongan pertama yang ketat, selalu saja ada alasan untuk membantah semua fakta tersebut sebab menurut mereka zaman now sudah begitu rusaknya sehingga semua pintu kebolehan harus ditutup rapat. Tentu kita boleh tidak sependapat dengan pendapat ketat yang sulit dipraktikkan ini, dengan tanpa mengurangi rasa hormat pada ulamanya. Pendapat kedua jelas lebih masuk akal bagi mereka yang hidup di masa ini. Adapun mereka yang saat ini keukeuh pada pendapat ketat ulama golongan pertama, kebanyakan tidak bisa konsisten menerapkannya di masa ini. Biasanya mereka ketat ketika mengomentari orang lain tetapi tetap saja dengan santainya belanja di pasar, antri di mall, naik angkutan umum dan sebagainya yang sulit sekali dihindari.

Semoga 𝘽𝙚𝙧𝙢𝙖𝙣𝙛𝙖𝙖𝙩```

Jangan lupa Follow Ig kami @Rudi Reco

```❌WARNING HALAL DI SHARE, DILARANG MERUBAH MENGEDIT LOGO NAMA GROUP PENULIS ATAUPUN MENGGANTI GAMBAR/VDEIO YANG TERTERA PDA ARTIKEL TANPA SEIZIN PENULIS KARENA TERMASUK PENCURIAN TANPA ADAB

سَلْسَبِيلة//رودي//روضة//فضيلة

۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞```

®┈•┈••✾•◆❀💌❀◆•✾••┈•┈®


                 [[UIS]]

•••

PERNIKAHAN IBADAH TERPANJANG

CORETAN SENJA✍️

Pernikahan adalah ibadah, dan setiap ibadah bermuara pada cinta-Nya sebagai tujuan. Sudah sewajarnya setiap upaya meraih cinta-Nya dilakukan dengan sukacita."

Pernikahan adalah ibadah terpanjang dalam hidup kita pernikahan bisa jadi ladang pahala untuk meraih ridho- Nya atau Mala sebaliknya jika kita tidak tau ilmunya. Sering terjadi pertengkaran yang kadang sampai berujung perceraian.

Menikah adalah ibadah terpanjang dan terlama karena dengan menikah engkau akan menyempurnakan setengah perjalanan agama dan kehidupanmu."

Janganlah bergantung dan berharap finansial pada seseorang , kecuali hanya  pada ALLAH.

Pernikahan seperti mosaik yang kita buat dengan pasangan kita, jutaan momen kecil yang menjadi kisah cinta.”

Tiada janji terindah yang didengar oleh wanita dari lisan laki-laki, kecuali janji akad pernikahan.
Menikah adalah sebuah proses menerima kekurangan pasangan yang tidak engkau temui ketika ta'aruf dengannya.
Dan ingatlah apapun yg kamu berikan kepada pasanganmu setelah menikah itu adalah IBADAH...!

وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {مَا أطْعَمْتَ زَوْجَتَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ}.

Dari Al-Miqdam bin Ma’di Kariba, Rasulullah SAW bersabda: “Apa yang kamu nafkahkan kepada istrimu, maka bagimu hal itu adalah sedekah.” (HR Ahmad dan Ath-Thabarani).

              𝒍𝒊𝒏𝒂   
       𝑭𝒂𝒎𝒊𝒍𝒚 𝑫𝒂𝒌𝒘𝒂𝒉

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
•••

®┈•┈••✾•◆❀﷽❀◆•✾••┈•┈®


𝙆𝘼𝙎𝙄𝙃 𝙎𝘼𝙔𝘼𝙉𝙂

By:𝙍𝙪𝙙𝙞-𝙍𝙚𝙘𝙤

KETIKA ENGKAU MEMPRAKTEKKAN CINTA KASIH DAN WELAS ASIH

```𝓐𝓵𝓯𝓲𝔂𝓪𝓱-𝓡𝓮𝓬𝓸-𝓕𝓪𝓭𝓗𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱

بِسْـــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمٰنُ وُدًّا

innallaziina aamanuu wa 'amilush-shoolihaati sayaj'alu lahumur-rohmaanu wuddaa

"Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka)."
(QS. Maryam 19: Ayat 96)

Ketika engkau mempraktikkan cinta kasih dan welas asih, engkau adalah orang pertama yang mendapat untung.
: Setiap hari, hari-hari yang engkau lalui, hatimu dipenuhi warna warni kehidupan yang penuh hikmah.

Ketika engkau mempraktikkan cinta kasih dan welas asih, engkau adalah orang pertama  yang mendapat untung.
: Dihatimu tidak ada kedengkian, kebencian, permusuhan, tidak ada dendam dan tidak ada noda hitam.

Ketika engkau mempraktikkan cinta kasih dan welas asih, engkau adalah orang pertama yang mendapat untung.
: Hatimu dan pikiranmu akan penuh kedamaian, kesejukan dan ketentraman.

Ketika engkau mempraktikkan cinta kasih dan welas asih, engkau adalah orang pertama yang mendapat untung.
: Engkau akan dihargai, dihormati, terus menerus mendapat pujian dan engkau akan menjadi contoh keteladanan.

Ketika engkau mempraktikkan cinta kasih dan welas asih, engkau adalah orang pertama yang mendapat untung.
: Hatimu akan dipenuhi cinta dan engkau akan menjadi kekasih semua orang.

Ketika engkau mempraktikkan cinta kasih dan welas asih, engkau adalah orang pertama yang mendapat untung.
: Inilah jalan Allah yang sedang engkau tempuh dan engkaupun akan menjadi kekasih Allah.

Jika engkau telah tiada, tetapi percayalah engkau tidak akan pernah mati, namamu akan hidup selamanya, engkau selamanya akan dikenang dan menjadi panutan, karena selama hidup yang engkau praktikkan adalah cinta kasih dan welas asih.

Ketika engkau mempraktikkan cinta kasih dan welas asih, maka engkau tidak akan pernah mati.

۞ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ ْعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ‎ وَعَلَى الِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ ۞```

•••

KASIH SAYANG

```𝓐𝓵𝓯𝓲𝔂𝓪𝓱-𝓡𝓮𝓬𝓸-𝓕𝓪𝓭𝓱𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱

Kasih/Sayang adalah ajaran Islam paling essensial. Ini gagasan kemanusiaan universal. Aku kira semua agama juga mengajarkan hal ini melalui bahasa yg berbeda2 .

لا يدخل الجنة إلا رحيم. قيل يارسول الله كلنا رحيم. قال ليس أن يرحم احدكم صاحبه انما الرحمة أن يرحم الناس . رواه البزار . فعليك برحمة الخلق اجمع فانهم عبيد الله وان عصوا . (الفتوحات المدنية فى الشعب الايمانية، الشيخ نووى بنتن . ص ١٨) .

Tidak masuk sorga, kecuali orang yg mengasihi ". Para sahabat mengatakan : "Duhai Nabi, kami sudah saling mengasihi". Nabi: " Bukan hanya seseorang mengasihi temannya, melainkan mengasihi semua manusia .

Maka sayangilah semua ciptaan Allah. Karena mereka adalah hamba2 Allah, meskipun mereka melakukan perbuatan berdosa .

Dalam redaksi yg lain disebutkan :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَا يَضَعُ اللَّهُ رَحْمَتَهُ إِلَّا عَلَى رَحِيمٍ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كُلُّنَا يَرْحَمُ، قَالَ: لَيْسَ بِرَحْمَةِ أَحَدِكُمْ صَاحِبَهُ، يُرْحَمُ النَّاسُ كَافَّةً) .

Demi Yang jiwaku di dalam genggaman-Nya. Allah tidak meletakkan Rahmat (Kasih-Nya) kecuali kepada orang yg mengasihi. Para sahabat mengatakan : "kami semua saling mengasihi". Nabi mengatakan : bukan hanya seseorang mengasihi temannya, tetapi juga mengasihi semua orang .

Pada kesempatan yg lain Nabi menyerukan agar semua orang saling mengasihi :

ارحموا من فى الارض يرحمكم من فى السماء .

Kasihilah siapapun yg ada di bumi, niscaya akan dikasihi yg ada di langit

Buya DR KH Husein Muhammad

From:Buya Husein sareng Gus Mus.
mugi beliau sekalian ugi sedoyo keluargi tansah pinaringan yuswo ingkang panjang.. ingndalem kebahagiaan lan keberkahan.. Aamiin ya Rabb .

Lahumul Faatihah .
Allahumma Sholli 'alaa Sayyidinaa Muhammad Wa 'alaa Aali Sayyidinaa Muhammad```

•••


BERSIKAP KASIH SAYANG, PADA YANG TAK BERAKAL SEKALIPUN

```𝓐𝓵𝓯𝓲𝔂𝓪𝓱-𝓡𝓮𝓬𝓸-𝓕𝓪𝓭𝓱𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱

"Allah yang Maha Penyayang berkenan melimpahkan kasih sayang-Nya kepada mereka yg bersikap penyayang, maka dari itu sayangilah penduduk bumi agar kalian disayangi oleh penduduk langit" . (Al-Hadits)

Makna hadits ini ialah:

Mereka yg menyayangi penduduk bumi, baik itu manusia maupun binatang yg tidak diperintahkan membasminya, adalah disayangi oleh Allah. Karena itu sayangilah siapa saja titah Allah yg mungkin engkau sayangi, walaupun ia tak berakal. Dengan cara mengasihi dan mendoakan agar mereka memperoleh limpahan rahmat dan ampunan Allah.

Dengan cara kalian memperoleh kasih sayang para malaikat, dan juga kasih sayang Allah yg justru limpahannya akan meratai penduduk langit di mana lebih banyak jumlahnya dibanding penduduk bumi ini. Walaupun dgn alasan menyayangi sesama hamba, namun tetap tidak diperbolehkan mendoakan kaum Muslimin semoga diampuni segala dosa mereka, juga mendoakan orang melarat agar memperoleh 100 juta, selagi tidak tampak adanya kemungkinan diperoleh hal tersebut. Sebab yang demikian itu bertentangan dengan Nash Syara'

Alkisah :

Pernah Imam al-Ghazaliy ditemui dalam suatu mimpi, lalu kepada beliau ditanyakan, "Bagaimana perlakuan Allah terhadap tuan?", lalu beliau menjawab dgn critera begini: Terlebih dulu, Allah menempatkan aku di tengah2 anugerah-Nya. Lalu Allah menanyai saya "Lantaran apa Aku membawamu ke sisi-Ku ?". Akupun menyebutkan berbagai amal perbuatanku, sehingga Allah memotong dgn firman-Nya, "Aku tidak menerima itu semua. Yang Aku terima ialah satu kebajikanmu, di mana pada suatu hari engkau tengah menulis kemudian ada seekor lalat hinggap pada penamu untuk minum dawatnya; dan dengan kasih sayang, engkaupun berhenti sejenak sampai lalat tsb memperoleh kesegaran".

Kemudian Allah memerintahkan "Bawalah hamba- Ku ini ke surga!".

Kisah di atas dapat pembaca buka di Kitab Nashaihul 'Ibad karya Syaikh Nawawi al-Bantani terjemahan oleh Drs. H. Aly As'ad```

•••

CERITA INSPIRATIF: CERMINAN KASIH SAYANG

```𝓐𝓵𝓯𝓲𝔂𝓪𝓱-𝓡𝓮𝓬𝓸-𝓕𝓪𝓭𝓱𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱

بِسْـــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم

Ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.

Wanita itu berkata: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut".
Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang?"

Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar".
"Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suami mu kembali", kata pria itu.
Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini". Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam.
"Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama", kata pria itu hampir bersamaan.

"Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.
Salah seseorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, dan "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama Kasih-sayang. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu."
Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. "Ohho...menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si KEKAYAAN masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan."
Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "Sayangku, kenapa kita tak mengundang si KESUKSESAN saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita."

Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si KASIH-SAYANG yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Kasih-sayang."

Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si KASIH-SAYANG ini ke dalam. Dan malam ini, si KASIH-SAYANG menjadi teman santap malam kita."
Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa diantara Anda yang bernama Kasih-sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini."

Si KASIH-SAYANG bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho..ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta.
Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si KEKAYAAN dan si KESUKSESAN. "Aku hanya mengundang si KASIH-SAYANG yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu berdua ikut juga?"

Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si KEKAYAAN, atau si KESUKSESAN, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si KASIH-SAYANG, maka, kemana pun Kasih-sayang pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Kasih-sayang, maka kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta.

Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami berdua ini buta. Dan hanya si KASIH-SAYANG yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini.

Semoga bermanfaat```

•••

ENERGI KASIH SAYANG

```𝓐𝓵𝓯𝓲𝔂𝓪𝓱-𝓡𝓮𝓬𝓸-𝓕𝓪𝓭𝓱𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱

Tidaklah seseorang memiliki kasih sayang, kecuali Allah Swt. akan menghiasinya dengan kemuliaan.
Dan tidaklah seseorang berlaku bengis, kecuali Allah akan mencabut rasa kasih sayang dari dirinya dan mencampakkannya ke tempat yang hina.

Suatu hari Umar bin Khathab berjalan2 di seputar Madinah.
Saat itu, dia melihat seorang anak sedang memainkan seekor burung pipit.

Timbullah rasa iba dalam hati Umar, dia pun membujuk si anak untuk menjual burung pipit mainannya.
Anak itu setuju. Segera setelah bertransaksi, Umar melepaskan burung itu ke udara.

Setelah beliau wafat, seorang sahabat mimpi berjumpa dgn Umar. dia bertanya, “Bagaimana Allah memperlakukan Anda?”
Umar menjawab, “Allah mengampuni dan memuliakanku”.
“Karena apa? Apakah karena kedermawananmu, keadilanmu ataukah karena kezuhudanmu?”.
“Ketika manusia menguburkanku dan mereka pulang, tinggallah aku sendirian di dalam kubur. Maka datanglah dua malaikat. Akalku hilang dan aku pun gemetar ketakutan. Mereka mendudukkanku untuk menanyaiku.

Saat itulah terdengar suara, ‘Wahai Malaikat, tinggalkanlah hamba-Ku ini! Tidak usah kalian tanya atau kalian takut-takuti dia, sebab Aku menyayanginya dan akan Aku bebaskan siksaan daripadanya. Karena dia adalah seorang yang mengasihi seekor burung pipit waktu di dunia.
Maka di akhirat Aku menyayanginya’,” jawab Umar.

Di dunia ini berlaku HUKUM KEKEKALAN ENERGI, bahwa sebuah energi tidak akan pernah hilang, ia hanya sekadar berubah bentuk.

Air misalnya, dari dulu hingga sekarang jumlahnya selalu tetap, hanya bentuknya saja yg berubah-ubah.

Hukum ini berlaku pula pada manusia. Setiap energi yg dihasilkan, entah itu positif (amal saleh) maupun negatif (dosa), nilainya tidak akan pernah hilang. Jika kita menolong yg kesusahan, maka energi positif tersebut akan kekal dan kembali kepada kita.

Bentuknya bisa sama, ditolong kembali oleh yang lain saat kita kesusahan.

Atau dalam bentuk berbeda, berupa pujian, ketenangan atau kepuasan jiwa, dsb.Itulah yg terjadi pada Umar bin Khathab.

Walau hanya menolong seekor pipit, Allah Swt. membalasnya dengan pahala berlimpah.
Umar telah memberikan kasih sayangnya kepada makhluk kecil dan Allah Swt. membalasnya dgn kasih sayang serta kemuliaan yg teramat besar.

“Tidaklah seseorang memiliki kasih sayang terhadap sesama, kecuali Allah Swt. akan menghiasinya dgn kemuliaan. Dan tidaklah seseorang berlaku bengis terhadap sesamanya, kecuali Allah akan mencabut rasa kasih sayang dari dirinya dan mencampakkannya ke tempat yg hina,” demikian sabda Rasulullah Saw```

•••

HINDARI KEBENCIAN TEBARKAN RAHMAT KASIH SAYANG

```𝓐𝓵𝓯𝓲𝔂𝓪𝓱-𝓡𝓮𝓬𝓸-𝓕𝓪𝓭𝓱𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱

Allah subhanahu wa ta'ala, menciptakan manusia dgn penuh cinta dan kasih sayang. Sejak awal keberadaannya, seseorang dilingkupi rasa cinta. Karena itu, sudah seharusnya manusia merefleksikan keberadaan diri dgn penuh cinta. Cinta dan kasih sayang merupakan salah satu kebutuhan yg sangat mendasar dalam hidup dan kehidupan manusia.

Itu salah satu alasan besar, mengapa semua agama khususnya Agama Islam, mengajarkan bahwa tujuan dari keberadaan kita ialah untuk menebar Rahmat, kasih sayang kepada sesama manusia dan makhluk lainnya. Karena, sumber keberadaan kita sbg manusia dilandasi dgn modal cinta, kita juga harus merefleksikan cinta kepada sesama, juga kepada Tuhan. Cinta dan kasih sayang kepada sesama yg terbingkai dalam cinta murni kepada Sang Khalik, Allah subhanahu wa ta'ala.

Seorang muslim dgn muslim lainnya adalah bersaudara, sehingga tidak sepantasnya ada kebencian yg mengakar dalam diri mereka, permusuhan yg berkepanjangan, dan sifat dengki yg menggerogoti akhlak mereka. Islam adalah rahmat atau dalam bahasa masyhurnya yaitu kasih sayang. Jadi tiada hari tanpa kasih sayang, dan pengamalan kasih sayang tsb merupakan amalan hingga ajal menjemput. Oleh karena itu perhatikanlah beberapa ayat Alquran dan sabda rasul yg berkaitan dgn bahaya dan larangan saling membenci, bermusuhan dan dengki.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Orang² beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujurat : 10)

Sejak lahir, manusia bahkan sudah seharusnya mendapat cinta dan kasih sayang yg berkaitan dgn relasi atau interaksi manusia. Misalnya, bayi baru lahir mendapatkan cinta kasih dari orangtuanya yg merawatnya.

Allah subhanahu wa ta'ala sangat arif dalam memahami hamba-Nya dgn beragam level. Pada level anak, cinta kepada Tuhan masih disertai iming² pahala dan jaminan masuk surga. Pada level yg lebih tinggi, refleksi kecintaan manusia kepada Tuhan bukan karena pahala dan surga, melainkan karena rasa cinta itu sendiri, sebab Allah pun memberikan cinta tanpa pamrih. Pada tataran level tsb, seseorang akan melakukan apa yg disukai Allah subhanahu wa ta'ala, termasuk perintah²-Nya.

Jadi, cinta itu dasar berkehidupan. Sehingga, manusia secara psikologis, pasti memiliki kebutuhan untuk diterima, diakui, mencintai dan dicintai, merupakan salah satu dari beberapa kebutuhan mendasar agar tetap bisa hidup eksistensinya.

Tanpa cinta dan kasih sayang, hal² negatif dapat terus mengintai kehidupannya. Hal yg bersifat negatif, lebih banyak merugikan manusia itu sendiri.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian, termasuk hasil pengamatan faktualitas, orang² yg mengumbar kebencian, termasuk di media sosial, cederung lebih depresif, kasar dan secara kepribadian lebih banyak mengalami kecemasan dan kebencian. Bahkan, kebencian itu tak hanya terhadap orang lain, tetapi bisa juga terhadap dirinya sendiri, karena memiliki patologi kejiwaan, penyakit benci dan membenci.

Kalau orang² yg lebih dominan menebarkan kata² atau hal yg sifatnya positif, netral, dan penuh cinta kasih, secara kepribadian lebih terbuka dgn pengalaman, tidak kaku, jadi terbuka dgn berbagai hal yg berbeda.

Untuk itu, menumbuhkan cinta dan kasih sayang bisa dimulai dgn berbuat baik dan menebar hal² yg positif dan bermanfaat. Pernahkah kita bertanya pada diri sendiri, adakah gunanya saling membenci, sehingga kurang rasa cinta dan kasih sayang ?

Bila kita yg melihatnya dari kacamata agama (teologi), maka maraknya radikalisme (agama, Islam) itu bersumber dari kebencian, permusuhan, pertikaian oleh kelompok tertentu. Mereka  memegang teguh pemahaman kaca mata kuda dan takfiri (saling mengafirkan) dalam menyelesaikan setiap perbedaan pendapat, keyakinan yg berujung pada cara main hakim sendiri, hingga menghilangkan nyawa orang lain yg tak berdosa sbg tiket utama masuk surga atau paling selamat menurut nafsunya.

Tentunya, jika kita menjalankan hidup penuh dgn cinta, kasih sayang, welas asih yg bersumber dari ajaran agama, niscaya konflik akan berkurang dan tidak ada peperangan atas nama agama (kepercayaan) apapun, yg melukai hati nurani dan kemanusiaan ini. Padahal, segala bentuk kebencian tidak akan pernah berakhir, jika dibalas dgn kebencian, kecuali bisa terputus mata rantai kekerasan itu dengan cinta kasih. Pasalnya, setiap ada konflik, kekerasan atau peperangan atas nama agama, itu selalu dibangun di atas kebencian dan kekerasan.

Dalam lingkaran itu segala bentuk perbedaan-perbedaan kurang ditoleransi, dan diberlakukanlah doktrin; Orang-orang yang tidak seperti kita, tidak layak bergabung di dalam kelompok kita. Dari sini muncullah dikotomi antara ”kita” dan ”mereka”. Kita, bukan mereka, dan mereka, bukan kita.

Memudarnya sifat cinta dan kasih sayang yg menjadi fondasi dasar atas kehadiran tindakan radikalisme. Pasalnya, unsur kasih sayang tanpa syarat dan cinta kasih yg diperlihatkan ajaran Islam melalui sifat rahman dan rahim Allah subhanahu wa ta'ala dan tujuan diutusnya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam di dunia ini.

Teologi Kebencian

Klaim kebenaran tunggal, atas pemahaman agama melahirkan kecenderungan sangat kuat selalu menolak kebenaran kelompok lain, termasuk sesama Muslim. Dakwah tarbiah yg dicanangkan model mereka, membangun segregasi antara kita (minna) dan mereka (minhum) yg teramat kental, di mana mereka sbg pihak yg mewakili Al-Haq dan selainnya mewakili Al-Bathil atau kaum jahiliah agama. Identifikasi ini gencar dilakukan oleh mereka dan tidak boleh dihindari, ini fakta di ruang masyarakat agama.

Dan sikap² tsb, sudah menggejala secara terang²an. Mengaku paling benar atas orang lain, yg muncul dari perasaan pemahaman tunggal inilah, merasa seakan terancam dan terkepung oleh kesesatan, sehingga dianggap selain dirinya dan kelompoknya adalah musuh Islam, dgn reaksi memusuhi, membenci, mencurigai (paling tidak mewaspadai orang lain). Muncullah yg namanya Teologi Kebencian.

Teologi kebencian ini tidak hanya ditujukan kepada non-Muslim, termasuk pada kelompok muslim lain yg mereka curigai sbg kaki tangan musuh. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kalangan tarbiah tsb cenderung mudah menuduh kalangan Islam yg berbeda fikrah (pikiran) dan strategi perjuangan sbg antek² musuh Islam. Kecurigaan ini acap kali diarahkan pada kelompok yg berparadigma rasional-progresif yg mengusung ide² humanisme, pluralisme, multikulturalisme, rasionalisme dan dianggap cenderung tidak setuju pada formalisasi syariat.

Jika kita membiarkannya, maka akan tercerabutnya sikap cinta, kasih sayang, tolong-menolong, welas asih pada ranah agama, belum lagi tantangan atas ketidakberdayaan umat dalam menghadapi arus modernitas dan globalisasi yg begitu massif.

Oleh karena itu, kita harus ingat, kebencian tidak akan pernah berakhir jika dibalas dgn kebencian. Ia hanya akan berakhir jika diselesaikan dgn cinta kasih. Lupakanlah orang yg pernah menyakiti kita, agar kita bisa mengosongkan energi negatif itu dari ruang hati, dan mengisinya kembali dgn hal² positif dan konstruktif. Agar peradaban Islam tidak diisi oleh budaya kekerasan dan kebencian, agama akan hancur jika dia jadikan alat kepentingan klaim² kebenaran tunggal.

Kiranya, ini adalah sunnah, karena meneladani Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tentang pentingnya berprasangka baik, menebar cinta kasih, kebaikan. ”Jaganlah kalian saling membenci, saling mendengki, saling menghindar, dan saling memutuskan silaturahmi. .(HR. Muttafaq Alaihi). ”Manusia akan tetap berada di dalam kebaikan selama dia tidak punya rasa benci.”(HR. Imam Ath-Thabrani rahimahullah)

Dampak Kebencian

Dalam diri manusia ada tiga macam kekotoran batin, yaitu : ketamakan atau keserakahan, kebencian dan kebodohan spiritual batin atau kebodohan agama. Tiga macam kekotoran batin ini menjadi akar dari kejahatan. Selama manusia masih menjalani kehidupan, maka tiga macam kekotoran batin ini akan senantiasa membelenggunya.

Sifat kebencian memang halus, tidak nampak ketika belum berwujud menjadi sebuah perbuatan. Namun jika tidak disadari sejak awal, kebencian tsb akan menjadi bom waktu yg akan menjadi ledakan besar kalau tiba waktunya.

Kebencian, ibarat sepercik api yg bisa membakar lahan² yg kering, dalam waktu sangat singkat akan menghanguskan ladang dan hutan yg berhektar².

Kebencian yg muncul dalam diri seseorang, tanpa sadar akan memunculkan kemarahan, kejengkelan, iri hati, ataupun rasa dendam. Kebencian ini akan membuat seseorang melampiaskan kebencian tsb melalui pikiran, ucapan, dan perbuatan yg tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga dapat merugikan dirinya sendiri.

Kebencian akan membuat diri seseorang jauh dari kedamaian, ketenangan, maupun kebahagiaan. Karena seseorang yg menyimpan kebencian, dalam dirinya tidak mungkin hidupnya akan damai, tenang, dan bahagia.

Kebencian memiliki sifat alami penderitaan. Kebencian hanya akan padam dgn cinta kasih. Untuk itu marilah kita pancarkan cinta kasih dalam diri, setiap saat, kepada semua makhluk agar batin kita terbebas dari kebencian.

Jangan biarkan kedamaian, ketenangan, maupun kebahagiaan kita berkurang, bahkan hilang, hanya karena kebencian, kemarahan, kejengkelan, iri hati, ataupun rasa dendam muncul dalam batin.

Sungguh tak ada alasan bagi kita untuk membenci orang lain terutama dgn orang yg seiman. Karena jangankan untuk membenci, kita malah tidak berhak berprasangka buruk sedikit pun kepada orang lain. Apabila terdapat sesuatu yg tidak disukai dari orang lain, maka kita dituntut untuk memaafkan dan tidak menampakkan rasa kesal, marah dan kebencian.

Dalam Alquran surat Ali ‘Imran ayat 33-34, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ  وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yg luasnya seluas langit dan bumi yg disediakan untuk orang² yg bertakwa. (yaitu) orang² yg menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang² yg menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang² yg berbuat kebajikan.”

Selain itu kebencian dapat mengundang datangnya keburukan² yg lain. Kebencian membuat kita melupakan kebaikan seseorang terhadap kita, menjadikan kita mengungkit kebaikan kita terhadapnya, mengingat semua kesalahannya, dan melupakan kesalahan kita kepadanya.

Kebencian juga membuat kita tidak peduli dgn nasehat kebenaran, karena melihat darimana asalnya nasehat tsb. Apabila nasehat kebenaran itu datang dari orang yg kita benci, kita cenderung tidak akan menerima. Ada banyak keburukan yg timbul karena berawal dari kebencian, sehingga dapat kita maklumi apabila kebencian ini dapat menghalangi ampunan Allah subhanahu wa ta'ala.

Tidak Ada Manfaatnya

Maka, dari semua penjelasan diatas, tidak ada satupun manfaat dari kebencian. Jadi mengapa harus benci ? Jika ada orang atau sekelompok orang apalagi terhadap sesama muslim, mengajak untuk membenci dan merasa paling benar sendiri, jangan diikuti dan abaikan saja, sebab akan menimbulkan permasalahan di dunia bahkan di akhirat.

Semoga kita dapat memadamkan kebencian yg ada dalam diri kita. Semoga semua makhluk bebas dari kebencian serta hidup dalam kedamaian. Semoga semua makhluk berbahagia.

Kebencian dan dendam tidak layak hadir dalam hati seorang Muslim. Apalagi perasaan tsb tertuju kepada saudara seiman. Itulah mengapa, Al-Quran mengabadikan satu doa yg dapat kita dawamkan manakala terbersit kebencian kepada seseorang yg baik agamanya.

رَبَّنَا ٱغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلْإِيمَٰنِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ.

"Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara² kami yg telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang² yg beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang".

فَقَالُوْا عَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْنَا ۚرَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ فَقَالُوْا عَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْنَا ۚرَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ

“Kepada Allah-lah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi kaum yg dhalim, dan selamatkanlah kami dgn rahmat-Mu dari orang² kafir". (QS. Yunus : 85 - 86).

وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ اِلَّآ اَنْ قَالُوْا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَاِسْرَافَنَا فِيْٓ اَمْرِنَا وَثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ.

"Dan tidak lain ucapan mereka hanyalah doa, “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa² kami dan tindakan² kami yg berlebihan (dalam) urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang² kafir.” (QS. Al-Imran : 147).

Jika ada seseorang yg membenci pada kita atau ada hal yg tidak kita senangi dari perangainya, maka kita dianjurkan untuk segera membaca doa berikut agar terhindar dari keburukannya :

اَللَّهُمَّ لَا يَأْتِي بِالحَسَنَاتِ إِلَّا أَنْتَ، وَلَا يَذْهَبُ بِالسَّيِّئَاتِ إِلَّا أَنْتَ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

"Ya Allah, tidak ada yg mendatangkan kebaikan kecuali Engkau. Tiada pula yg menghilangkan keburukan kecuali Engkau. Tiada daya dan upaya kecuali dgn kekuatan Allah.”

Jika kita khawatir timbul kemarahan atas keburukan dan kebencian orang lain terhadap kita, maka kita bisa mengucapkan doa riwayat Imam Al-Ghazali rahimahullah dalam Kitab Ihya Ulumuddin, sbg berikut :

اَللَّهُمَّ رَبَّ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ ، وَأَذْهِبْ غَيْظَ قَلْبِيْ ، وَأَجِرْنِيْ مِنْ مُضِلَّاتِ الفِتَنِ

“Ya Allah, Tuhan Nabi Muhammad, ampunilah dosaku, redamlah murka hatiku, dan lindungilah diriku dari pengaruh (setan) yg menyesatkan dalam cobaan.”

Jika bertemu dgn orang yg membenci dan memusuhi kita, berdoalah dan tetap sampaikan salam kepadanya :

اَللّهُمَّ اِنَّانَجْعَلُكَ فِيْ نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوْذُبِكَ مِنْ شُرُوْرِهِمْ

"Ya Allah, sesungguhnya aku menjadikan Engkau di leher mereka (agar kekuatan pada orang jahat itu tidak berdaya saat berhadapan dgn kami) dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan mereka."

Agar berani menghadapi manusia terutama yg membenci dan memusuhi kita, maka kita bisa membaca doa berikut :

حَسْبي اللّهُ لا إلهَ إِلاّ هوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهوَ رَبُّ العَرْشِ العَظيمِ ، وَأمْتَنِعُ بِحَوْلْ الله وَقُوَّتِهِ مِنْ حَوْلِهِمْ وَقُوَّتِهِمْ ، وَأمْتَنِعُ بِرَبِّ الفَلَقِ مِنْ شَرِّ ما خَلَقَ ، وَلا حَوْلَ وَلا قوَّةَ إِلاّ بِاللّهِ.

"Cukup Allah sebagai penolongku, tiada Tuhan selain Dia. Kepada-Nya aku berserah diri dan Dia Tuhan ‘Arsy yg agung. Aku menangkal melalui upaya Allah dan kekuatan-Nya dari upaya dan kekuatan mereka. Aku menangkal melalui Tuhan fajar dari keburukan apa yg Ia ciptakan. Sesuatu yg dikehendaki Allah, tidak kekuatan kecuali dgn pertolongan Allah."

Wallahu A'lam
Semoga bermanfaat !!```

•••

NASEHAT SYAIKH NAWAWI AL BANTANI, “KASIH SAYANG ALLAH SWT ITU BISA DARI HAL YANG KECIL

```𝓐𝓵𝓯𝓲𝔂𝓪𝓱-𝓡𝓮𝓬𝓸-𝓕𝓪𝓭𝓱𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱

Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani (1813 - 1897) adalah seorang ulama Indonesia yg sangat terkenal. Ia mengajar hingga wafat di Mekkah. Ia bergelar al-Bantani karena ia berasal dari Banten. Ia adalah seorang ulama dan intelektual yg sangat produktif menulis kitab fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis. Jumlah karyanya mencapai tidak kurang dari 115 kitab.

Dalam Kitabnya “Nasha'ihul-'Ibad”, Syaikh Nawawi Al-Bantani menulis :

Imam Asy-Syibli pernah memberi dua nasehat:

1) Jika ingin merasa hatimu tenang dan tenteram bersama Allah, janganlah engkau turuti hawa nafsumu.

2) Jika engkau ingin dikasihi Allah maka kasihilah makhluk-Nya.

Di dalam mimpinya, Asy-Syibli mengalami kematian. Lalu, setelah kematiannya itu dia ditanya tentang keadaannya, dan beliau menjawab, “Allah swt. bertanya kepadaku,

‘Wahai hambaku, apakah kamu tahu apa sebab Aku mengampuni dosa2mu?’
Aku menjawab, ‘Sebab amal salehku.’

Allah swt. berfirman, ‘Bukan.’
Aku berkata, ‘Sebab keikhlasan ibadahku.’

Allah swt. berfirman, ‘Bukan.’
Aku menambahkan, ‘Sebab haji, puasa dan shalatku.’

Allah swt. kembali berfirman, ‘Bukan.’
Maka, aku bertanya keheranan, “Lantas, sebab apa wahai Tuhanku?’

Allah swt. menjawab, ‘Ingatkah saat engkau berjalan di sebuah lorong, di Baghdad? Bukankah engkau menjumpai seekor anak kucing yg lemas akibat cuaca yg ekstrim hingga dia meringkuk kedinginan di sudut bangunan? Dengan rasa sayang, kemudian engkau mengambilnya, meletakkannya dalam sebuah keranjang yang engkau bawa, melindunginya dari udara yg dingin?’

Aku menjawab, ‘Ya. Hamba ingat.’
Allah swt. berfirman, ‘Lantaran kasih sayangmu terhadap anak kucing itulah, Aku memberimu rahmat.’”

Sahabatku,

Bayangkan, hanya karena menyayangi seekor hewan, Allah Swt memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya yg menjadikan seseorang hamba bisa masuk Surga. Dalam hadits yg lain, hatta seorang pelacur bisa masuk Surga hanya karena memberi minum seekor anjing yg kehausan.

So, senantiasa berbuat baiklah kita kepada sesame walau sekecil apapun, karena kita tidak akan pernah tahu, dari perbuatan baik yg mana, Allah Swt memberi rahmat-Nya. Sebaliknya hindari maksiat walau sekecil apapun dosanya, karena kita siapa tahu maksiat yang kita anggap sepele itu justru yg mendatangkan murka-Nya.

Semoga Allah Swt senantiasa membimbing kita dan anak2 keturunan kita, keluarga kita semuanya, dan semoga Allah Swt golongkan kita ke dalam golongan orang2 yang Saleh. Aamiin

Semangat pagi Sahabatku, Happy Wednesday ya, selamat beraktifitas, menjemput rezeki, menunaikan kewajiban dalam rangka menggapai rhido-Nya. jangan lupa saling berlomba dlm kebaikan dan saling berpesan dalam kebenaran dan kesabaran.

Allahumma shali ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad
BarakaAllah fikum

Aamiin```

Jangan lupa Follow Ig kami @Rudi Reco

```❌WARNING HALAL DI SHARE, DILARANG MERUBAH MENGEDIT LOGO NAMA GROUP PENULIS ATAUPUN MENGGANTI GAMBAR/VDEIO YANG TERTERA PDA ARTIKEL TANPA SEIZIN PENULIS KARENA TERMASUK PENCURIAN TANPA ADAB

سَلْسَبِيلة//رودي//روضة//فضيلة

۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞```

®┈•┈••✾•◆❀💌❀◆•✾••┈

®


[[UIS]]

•••


Comments

Popular Posts