KAK : Mari Pulang Ke Negeri Para Nabi
Kajian Ahad Kesayangan
Mari Pulang Ke Negeri Para Nabi
SESI 1
Mapping the Gazan War: TAUFAN AL-AQSA
https://youtube.com/live/96o9DX00HTc?feature=share
SESI 2
SEJARAH DAN KEMULIAAN GAZA & KAWASAN SEKITAR GAZA
https://youtube.com/live/HLOBKWcMVPs?feature=share
Asal-Usul Nama GAZA
Gaza adalah salah satu kota kuno di wilayah Syam, yang namanya mengalami perubahan-perubahan seiring dengan perubahan bangsa-bangsa yang menguasai wilayah tersebut.
Gaza pernah dikenal dengan nama Gaza, Gaza Hasyim (Hasyim adalah nama Kakek Nabi ï·º).
Bangsa Kana’an menyebutnya sebagai Hazati
Bangsa Mesir Kuno menyebutnya: Ghazzatu
Bangsa Asysyiria menyebutnya: Azzati
Pasukan Salib menyebutnya: Gadres
Bangsa Turk menyebutnya: Ghazza
Inggris menyebutnya: Ghazza
Artinya:
‘Izzah yang berarti: *Bermartabat, tak terkalahkan, kekuatan.*
Ustadzah Atina dalam #KajianAhadkesayangan
Para ahli sejarah mengatakan bahwa bangsa yang meninggali Gazza dari masa ke masa terkenal sebagai bangsa yang bertahah dengan kokoh.
BANGSA-BANGSA KUNO PEMBANGUN WILAYAH GAZA
1. Bangsa Ma’in
Gaza telah, selama berabad-abad, memiliki kaitan erat dengan orang Arab dan kehidupan Arab.
Dan jika orang Ma’in bukanlah orang yang meletakkan batu fondasi di Gaza, maka merekalah yang pertama mengunjunginya dan membanjiri pasarnya.
Bangsa Ma'in biasa membawa barang dagangan mereka ke sana, seperti minyak wangi, rempah-rempah, bukhur.
2. Bangsa Saba’
Bangsa Saba’ merupakan bangsa Arab yang tinggal di bagian selatan Jazirah Arab. Bila ditelusuri, garis keturunan mereka kembali ke Qahtan. Dan mereka adalah bangsa yang besar, dengan perdagangan yang luas dan pengaruh yang besar. Dan mereka mendirikan kerajaan Saba’. yang ibukotanya adalah (Ma'rib). Profesor Glazer menyimpulkan dari prasasti arkeologi yang ditemukan di selatan Jazirah Arab bahwa bangsa Saba’ memerangi bangsa Malin, dan mengalahkan mereka di pertengahan abad kedua SM.
Negara ini mencapai puncak kejayaan dan kejayaan perdagangannya.
Gaza adalah salah satu kota terpenting yang dikunjungi kaum Saba dengan kafilah dagang mereka.
Wilayah yang saat ini kita sebut Timur Tengah:
Jangan lagi menyebutnya sebagai Timur Tengah, tetapi:
Ard Al-Anbiya
(Land of 26 Prophets)
- Ustadzah Atina
(Peneliti @InstitutAlAqsa)
GAZA DI PERIODE KAN'AN
Walaupun tadi disebutkan bangsa pembangunnya adalah bangsa Ma’in dan Saba’, namun ada bangsa-bangsa yang menempatinya juga setelah itu.
Ibnu Jarir At Tabari menyebutkan bahwa kabilah-kabilah bangsa Kan'an berasal dari bangsa Arab kuno (Arab Al-baidah).
Mustafa Ad Dibagh (biladuna - Filistin) menyebutkan bahwa bangsa Kan'an adalah keturunan dari Sam bin Nuh 'Alaihissalam yang menempati wilayah Jazirah Arab dan pada tahun 3000-2500 SM berhijrah ke wilayah Syam yang memiliki tanah yang subur, karena sebagian besar wilayah Jazirah Arab merupakan padang pasir. Semenjak hijrah bangsa Kan'an ke Syam, Syam dikenal sebagai tanah Kan'an (tanah yang dihuni orang Kan'an).
Gaza adalah batas bagian selatan Tanah Kan'an, di mana Tanah Kan'an dari Gaza ke arah utara, termasuk di dalamnya Shaida (Acre) dan Akka (Akko) dan wilayah pesisir.
Penulis buku Tarikh Gaza menyebutkan bahwa tidak ada yang tahu pasti kapan Kan'an pertama kali menempati wilayah Gaza bukti-bukti sejarah memperkirakan bahwa bangsa Kan’an sudah lebih dari 5.000 tahun mendiami wilayah ini.
Ditemukan di Gaza sisa-sisa dari tembok kota yang diperkirakan dibangun di masa bangsa Kan'an.
Awalnya bangsa Kan'an menempati daerah terpisah-pisah kemudian menempati satu wilayah dan menjadi bangsa yang kuat hingga dapat memperluas kekuatan, dan bahkan menguasai Syam & Mesir yang bertahan dalam jangka waktu tertentu.
Bangsa Kan'an dikenal sebagai bangsa yang terampil dalam seni membangun bangunan dan dalam memotong batu-batu besar.
Bangsa Kan'an yang pertama kali mengetahui budidaya pohon zaitun di wilayah Syam. Bani Israil (keturunan Nabi Ya'qub bin Ishak bin Ibrahim) belajar budidaya pohon zaitun dari bangsa Kan'an (ingat bahwa ketika Nabi Ibrahim hijrah ke Baitul Magdis, saat itu sudah ada bangsa Kan'an yang menempati wilayah BM turun temurun). Demikian pula pakaian dan tembikar.
Mereka juga telah mengenal pertambangan dan menggunakan abjad/ aksara penulisan.
Bangsa Kan'an yang memulai pertama kali menetapkan adanya peraturan atau undang-undang dalam sebuah negeri atau wilayah.
Bani Israil banyak belajar banyak hal dari bangsa Kan'an termasuk penetapan syariat, gagasan-gagasan, inovasi hingga militer mereka.
Pada masa Kan'an, Gaza adalah salah satu kota industri dan salah satu pusat perdagangan penting.
Bangsa Kan'an juga terampil dalam seni perang. Sejarah menceritakan kepada kita tentang mereka dan keahlian mereka dalam berperang, dan tentang mereka yang menjadi batu sandungan bagi bangsa Mesir, setiap kali bangsa Mesir berusaha menguasai wilayah Syam.
Bangsa Kan'an dikenal begitu berani shingga mereka menyerang Ramses II (Fir'aun di masa Nabi Musa
'Alayhissalam). Bangsa Kan'an dikenal sebagai bangsa yang kuat dan besar hingga pada masa Nabi Daud dan Nabi Sulaiman 'Alayhimassalam yang mengalahkan bangsa Kan'an yang menguasai Syam dan bangsa Amori yang menguasai daerah Mesopotamia.
Sejak masa Nabi Daud dan Nabi Sulaiman 'Alaihimassalam bangsa
Kan'an tidak lagi dikenal kecuali sebagai bagian dari sejarah.
BANGSA-BANGSA DARI MASA KE MASA YANG MENEMPATI WILAYAH SYAM, BAITUL MAQDIS, & SYAM
10.000 SM: Bangsa An-Nathifiyyun
3000 SM: Kan’an
1900 SM: Bangsa di Masa Nabi Ibrahim ‘alayhissalam
1800 SM: Bangsa di Masa Nabi Ishaq ‘alayhissalam
1700 SM: Bangsa di Masa Nabi Ya’qub dan Yusuf ‘alayhimassalam
1300 SM: Bangsa di Masa Nabi Musa ‘alayhissalam
1000 SM: Bangsa di Masa Nabi Daud dan Nahi Sulayman ‘alayhimassalam.
586 SM: Bangsa Babilonia
539 SM: Bangsa Persia
63 SM: Bangsa Yunani
5 M: Bangsa di Masa Nabi ‘Isa ‘alayhissalam
380 M: Bangsa Byzantium
614 M: Bangsa Persia
Ustadzah Atina (Peneliti @InstitutAlAqsa) dalam #KajianAhadKesayangan
GAZA DI PERIODE FIR'AUN
Gaza telah lama menjadi penghubung Mesir dan Syam, begitu pula pada masa Firaun.
Gaza menjadi perhatian bagi bangsa-bangsa di sekitar wilayah ini dan yang mau menguasai Syam di sekitarnya. Gaza memiliki kedudukan militer dan ekonomi yang penting bagi para pasukan yang mau menyeberangi wilayah padang pasir. Karena itulah Gaza selalu menjadi lokasi yang sangat diperhatikan raja-raja, sultan dan para Fatihin yang menguasai wilayah Nil sejak masa Firaun hingga saat ini. Mesir pada masa Fir'aun menyebut Gaza sebagai "Gazati".
Mesir dalam sejarah memiliki banyak pengaruh di Gaza saat menguasai wilayah ini sehingga gaya bangunan, makanan, logat, adat, kebiasaan, perayaan, bentuk wajah penduduk, model pakaian, dan hal-hal lain di Gaza memiliki banyak kemiripan dengan Mesir.
Pasukan-pasukan yang menyeberangi Sinai menuju Suriah meninggalkan beberapa tentaranya di wilayah Gaza. Begitupun pada masa damai orang-orang Mesir banyak yg datang ke Gaza dan menempati Wilayah Gaza.
GAZA PADA MASA HYKSOS
Gaza pada masa itu merupakan kota utama bangsa Hyksos, namun lokasinya ke arah Tel Ajul dan berlokasi di dekat perairan laut Tengah.
Kemudian terjadi suatu wabah hingga kemudian penduduk wilayah tersembut berpindah dan menempati wilayah Gaza yang sekarang.
Hal itu terjadi pada masa Hyksos, yaitu 2000 tahun sebelum kelahiran Nabi Isa 'Alayhissalam.
BANGSA FILISTIN DI GAZA
Bangsa Filistin termasuk bangsa yang kuno yang menempati wilayah Gaza dan telah menempati wilayah pesisir laut Mediterania sebelum masa Nabi Ibrahim ‘Alayhissalam.
Bangsa Filistin menjadikan Gaza sebagal benteng yang tidak dapat ditembus, karena Gaza berbatasan dengan Mesir dari selatan, bangsa Amalek dari timur, dan bangsa-bangsa lain yang bertetangga dengannya, seperti bangsa Edom, dan bangsa-bangsa lain.
Bangsa Filistin ini yang kemudian namanya dikenal dan dipakai untuk merujuk wilayah Filistin (wilayah tepi laut Mediterania yang dihuni olen bangsa ini).
Bangsa Filistin memiliki kerajaan yang besar dan peradaban makmur yang berumur panjang. Mereka terkenal dengan perdagangan darat, laut, dan seni. Para prajurit memakai helm baja, perisai besi, pedang, tombak, dan anak panah; Dan mereka membuat alat perang ini dengan tangan mereka sendiri.
Di masa damai, mereka membuat bajak dan peralatan rumah tangga.
Bani Israil biasa datang kepada mereka dan membeli kerajinan tangan dari mereka.
Mereka memiliki perahu, kereta, dan kuda. Agama mereka adalah agama paganisme.
Terdapat lima kota bagi Bangsa Filistin paling penting dan disebutkan dalam sejarah, yaitu:
1. Gaza
2. Ashdod
3. Asqolan
4. Ekron
5. Gat
Terdapat perbedaan pendapat mengenai asal mereka. Sejumlah pendapat mengatakan mereka datang dari arah Utara Suriah, ada yang mengatakan mereka berasal dari pulau Kreta di Yunani yang datang dari arah Mesir setelah pulau mereka diserang Mesir pada masa Ramses II (1340 SM) dan kemudian menempati wilayah pesisir antara Yafa dan Gaza.
Pada saat bangsa Filistin ini datang, yang menempati wilayah Gaza dan pesisir laut Syam adalah bangsa Ma'in dan Saba' sebagaimana yang sebelumnya telah dijelaskan, yang merupakan pendiri Gaza.
Kemudian bersama waktu, bangsa Filistin bercampur dengan bangsa Saba' dan Main tersebut dan menyerap bahasa mereka, sehingga tidak ada perbedaan antara mereka.
Bahkan disebutkan dalam sejarah bahwa Bani Israil menyebut bangsa Filistin dan bangsa Arab ini satu nama = Bangsa Filistin
Terdapat sejumlah peperangan antara Bani Israil dan bangsa Filistin, saat itu bangsa Filistin menempati wilayah pesisir dan Bani Israil menempati Wilayah pegunungan.
Bangsa Filistin menguasai seluruh wilayah-wilayah Baitul Maqdis dan pesisir hingga dibebaskan di masa Nabi Daud dan Nabi Sulaiman 'Alayhimassalam.
SEJARAH BANI ISRAIL DI BAITUL MAQDIS
Kapan Bani Israil berada di Gaza?
Diawali saat Nabi Yusuf membawa keluarganya dan 12 saudaranya untuk menempati Mesir. Di sana keturunan mereka menjadi 12 suku.
Lalu kemudian sampailah 12 suku yang bernama Bani Israil ini ke masa Nabi Musa.
Nabi Musa ‘alayhissalam menyatukan kembali Bani Israil di Mesir dan menyelamatkan mereka dari penindasan Firaun dan kaumnya. Nabi Musa pun mengajarkan mereka tauhid, dan shalat menghadap Ka’bah. Jadi kiblat Bani Israil saat di Mesir menghadap ke Ka’bah.
Maka Nabi Musa kemudian membawa mereka hijrah dari Mesir dan membawa mereka ke Syam, menyelamatkan diri dari penindasan Fir’aun.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa hal ini terjadi pada tahun 1486 SM dan yang lain mengatakan bahwa itu terjadi pada tahun 1227 SM, pada masa pemerintahan Firaun Mesir yang dikenal sebagai Ramses II.
Dan sebagaimana kita telah mengetahui, akhirnya Fir’aun ditenggelamkan Allah di Laut Merah.
Setelah kejadian ini kemudian Bani Israil tersesat di padang gurun Sinai yang tandus, tidak ada tanaman dan air sebagai hukuman mereka karena menolak perintah Allah ketika mereka mendapati bahwa di Baitul Maqdis dan wilayah Syam terdapat kaum-kaum yang terkenal kuat yaitu bangsa Amalik, bangsa Filistin, Kan'an, 'Anaqin, Midyan.
Bani Israil terus terlunta di Sinai, sampai akhirnya Nabi Musa wafat, dan lanjut ke masa Nabi Yusya’ bin Nun.
Nabi Yusya’ bin Nun kemudian membawa Bani Israil membebaskan dan tinggal di Baitul Maqdis.
Bagaimana dengan Gaza di Masa Nabi Yusya’ bin Nun?
Gaza belum berhasil dikuasai saat itu.
Gaza berhasil dikuasai saat Masa Nabi Daud dan Nabi Sulayman ‘alayhimassalam.
Setelah berhasil membunuh Jalut, dan kemudian meninggalnya Raja Talut dan Nabi Syamuil, Daud menjadi Raja dan Nabi (1055 SM).
Nabi Daud bergerak dari Utara ke Selatan dan membebaskan wilayah-wilayah di selatan Syam dan mengalahkan bangsa-bangsa yang menempati wilayah tersebut, diantaranya bangsa Filistin.
Adapun Gaza, baru di bawah pemerintahan Bani Israil pada masa Nabi Sulaiman 'Alayhissalam setelah menggantikan ayahnya (930-960 SM).
Nabi Sulaiman memiliki pasukan yang kuat dan membebaskan seluruh wilayah-wilayah hingga Eufrat dan Mesir.
Kerajaan Nabi Sulaiman sangat luas dan menguasai wilayah laut, dan menguasai jalur perdagangan antara Syam dan Mesir, sampai ke Yaman, Arab hingga ke Gaza di arah lain.
••••••••••••••••••
Penjajahan yang terjadi atas keluarga kita di Gaza dan Palestina tentu membangkitkan rasa ingin berbuat melakukan sesuatu.
Jangan hanya reaktif, tapi harus pro-aktif dalam bentuk menjaga keistiqamahan dalam:
- Meningkatkan iman dan taqwa pada Allah subhanahu wa Ta’ala.
- Berdoa, berdoa, dan berdoa.
- Berinfaq harta, waktu, tenaga.
- Menyebarkan informasi yang terverifikasi dari sumber yang dapat dipercaya.
- Menjaga persatuan dan ukhuwwah ummat.
Di antara yang paling penting juga adalah:
Terus mengejar ilmu.
Amal, perjuangan dan pembelaan kita harus didasari dengan ilmu.
Yuk! Kita belajar di @kajiankesayangan tentang mengapa kita berjuang & bagaimana kita berjuang untuk kebebasan dan kemenangan ummat di Gaza, Palestina, Baitul Maqdis dan Syam bersama guru-guru kita di @sahabatalaqsha @institutalaqsa & @majelismaimunah.
Istiqamahkan tekad, fokuskan tujuan, persiapkan diri, anak keturunan, dan seluruh anggota keluarga untuk berjuang dalam jangka panjang dengan terus berharap agar Allah segerakan datangnya kemenangan.
••••••••••••••••••
SESI 3
GEOPOLITIK STRATEGI TANAH & LAUT SYAM: MENGAPA DIJAJAH DAN MENGAPA HARUS DIPERJUANGKAN
https://youtube.com/live/xKZFp023qOs?feature=share
Terjemah Surah Ar-Ruum ayat 1-6
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
1. Alif Laam Miim
2. Telah dikalahkan bangsa Romawi
3. di negeri yang terdekat, dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang,
4. dalam beberapa tahun [lagi]. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah [mereka menang]. Dan di hari [kemenangan bangsa Rumawi] itu bergembiralah orang-orang yang beriman,
5. karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
6. [sebagai] janji yang sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Kenapa kita belajar Geopolitk:
1. Untuk memahami bahwa agama Islam bukan agama yang sempit, bukan agama untuk wilayah kecil/lokal saja. Tapi agama yang meminta untuk berpikir secara global. Sebagaimana kita melihat dalam Surah Ar-Ruum di atas.
2. Kita mesti paham bahwa tujuan penciptaan kita bukan untuk diri kita sendiri. Sebagaimana Nabi ï·º diutus bukan hanya untuk bangsa Arab saja. Hal ini pun bisa dilihat dalam surah Ar-Ruum, bagaimana kita diminta untuk memperhatikan bangsa Romawi.
TENTANG PENGGAMBARAN PETA
Secara sejarah, ternyata dulu, peta-peta tidak seperti sekarang (bukan hanya dalam hal tampilan dan teknologi), yang menjadi pusat dari peta dunia bukan Eropa atau Amerika, tetapi Peta Baitul Maqdis.
Posisinya sangat strategis: Terletak di antara tiga benua.
GEOPOLITIK LAUT
Mengenai geopolitik laut, bukan tentang apa yang terjadi di laut, tetapi bagaimana pengaruhnya pada keadaan di darat.
Kita mungkin mengenal Columbus, yang ternyata adalah salah satu penyumbang dana besar untuk prajurit salib.
Namun, kita mesti juga mengenal Cheng Ho. Beliau sebenarnya lebih hebat lagi dari Columbus. Dalam pelayarannya ia bisa membawa 317 kapal yang isinya bisa sampai 27.000 awak. Dan ia adalah seorang Muslim yang juga berdakwah di Indonesia.
Laut itu penting, sampai sekarang. Karena 80-85% transportasi barang itu masih lewat laut. Dan karena itulah ada suatu titik-titik strategis yang disebut choke point/bottleneck. Di antaranya Panama Canal, Terusan Suez, dsb.
ELEMEN GEOPOLITIK TANAH DAN LAUT SYAM
Demografi
- populasi yang ada di sekitar Laut Mediterania, Tanah Para Nabi ini mencapai 480 juta orang.
Sumber Daya Alam
- Minyak bumi/Oil. Siapa yang memiliki sumber daya minyak bumi/oil? Saudi Arabia, Irak, Kuwait, UEA, Qatar, Iran. Dan dunia ini masih sangat bergantung pada minyak bumi, yang transaksinya menggunakan US Dollar.
- Gas Alam. Hampir semua perwakilan perusahaan-perusahaan Gas Alam di dunia itu rebutan di sini.
Signifikasi Sejarah
Yang menarik adalah bahwa signifikansi Baitul Maqdis telah terlihat dari peta-peta zaman dahulu. Di antaranya peta-peta yang ditemukan sejak tahun 1520, 1560, 1750, dan seterusnya. Peta-peta signifikasi geopolitik Baitul Maqdis bukan hanya terlihat dari gambar-gambar peta oleh Ahli Geografi Islam, tapi juga yang bukan beragama Islam (bahkan peta yang digambar Napoleon).
Lokasi Strategis
Secara historis, Laut Syam/Laut Mediterania juga adalah pangkalan-pangkalan para khalifah, sampai zaman Ottoman. Masuk di jalur penting di zaman Romawi, Jalur Sutranya Cina.
TEORI GEOPOLITIK BARAT
Peta ini menjadi rujukan Stalin, Hitler, dll adalah konsep Geopolitik Mackinder. Mackinder mengatakan bahwa yang paling penting adalah Heartland. Tapi kemudian ada yang menyanggah yaitu peta geopolitik dari Spykman, yang berfokus pada Rimland.
TEORI GEOPOLITIK LINGKARAN BARAKAH
Teori ini mengambil sudut padang dari Al-Qur’an, Surah Al-Israa’ ayat 1.
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda [kebesaran] Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
“Barakna hawlahu (Kami berkahi sekelilingnya)”
Maka pusat dari lingkaran itu berarti adalah pusat berkah, yaitu Baitul Maqdis.
Lalu bagaimana, berat sekali ujian kita, Ummat Islam. Mari kita melakukan ribath masing-masing. Walaupun tampaknya skenarionya sangat berat untuk saudara-saudara kita di Syam, tapi mari kita berdoa. Dan ingatlah firman Allah dalam Surah Ar-Ruum, “Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah [mereka menang]. Dan di hari [kemenangan bangsa Rumawi] itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. [sebagai] janji yang sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Kak Azka Madinah
••••••••••••••••••
SESI 4
ABU BAKAR RADHIYALLAAHU ‘ANHU DAN TAHAP-TAHAP NABAWIYAH PEMBEBASAN BAITUL MAQDIS
Ahmad Dawamul Muthi, STP, MA
https://youtube.com/live/0YWultzwZPE?feature=share
Ketika Rasulullah ï·º diangkat menjadi Nabi, ada Asabiqunal Awwalun. Yaitu orang-orang yang pertama beriman:
1. Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu ‘anha. Penting kita lihat bagaimana, yang pertama beriman adalah seorang perempuan.
2. Zaid bin Haritsah bin Syarahil Al-Kalbi radhiyallahu ‘anhu.
3. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu
4. Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Merupakan shahabat Nabi ï·º yang pertama kali beriman. Abu Bakar, tanpa berpikir dulu, langsung mengiyakan dan mengimani risalah Nabi ï·º, karena telah melihat akhlaq keseharian Nabi ï·º. Dan setelah beliau menerima Islam, beliau langsung bergerak berdakwah.
Lalu orang-orang yang berhasil bersyahadat melalui wasilah dakwah Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu:
- Utsman bin Affan Al-Umawi radhiyallahu ‘anhu
- Abdurrahman bin Al-Awwam Az-Zuhri radhiyallahu ‘anhu
- Sa’ad bin Abi Waqqash Az-Zuhri radhiyallahu ‘anhu
- Thalhah bin ‘Ubaidillah At-Talmi radhiyallahu ‘anhu
IKATAN DENGAN BAITUL MAQDIS (PERIODE MEKKAH)
Tahap yang dilakukan Nabi ï·º dalam pembebasan Baitul Maqdis:
Mengaitkan Hati - Jiwa - Pikiran para Shahabat radhiyallahu ‘anhum.
Kapan perintah shalat turun kepada Nabi Muhammad ï·º?
Perintah shalat lima waktu memang turun saat Isra’ Mi’raj, dan turun pada tahun ke-10 kenabian.
Pertanyaan berikutnya: Bila perintah shalat lima waktu turun saat Isra’ Mi’raj, maka apakah tahun-tahun sebelumnya Nabi ï·º tidak shalat?
Perintah shalat lima waktu memang turun saat Isra’ Mi’raj, dan turun pada tahun ke-10 kenabian. Tetapi sejak Nabi ï·º diutus menjadi Nabi dan Rasul, sebenarnya telah ada perintah shalat. Perbedaannya adalah bentuknya.
Sebelum Isra’ Mi’raj belum shalat lima waktu seperti yang kita ketahui sekarang. Di Al-Qur’an dijelaskan bahwa bentuk shalat sebelum Isra’ Mi’raj itu tiga waktu - Pagi, Petang, dan Malam.
Ini dikuatkan di dalam surah yang turun setelah Surah Al-‘Alaq, yaitu Surah Al-Muzzamil ayat 1-5.
“Hai orang yang berselimut [Muhammad], bangunlah [untuk shalat] di malam hari kecuali sedikit [daripadanya], [yaitu] seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.”
Jadi saat itu, perintah shalat malam adalah wajib. Seiring berjalan waktu, shalat malam berubah, dari wajib menjadi sunnah. Namun saat Surah ini turun, maka Nabi ï·º melaksanakannya hampir sepanjang malam. Sepertiga malam shalat, dua pertiganya Beliau ï·º shalat.
Jadi perlu kita pahami bahwa, sebelum Isra’ Mi’raj sudah ada perintah shalat. Konsekuensinya, ketika shalat, menghadap kemana?
Ternyata, Baitul Maqdis-lah kiblat Shalat Nabi ï·º dan para Shahabat ketika itu.
Dari Ibnu Abbas, "Rasulullah shalat menghadap ke Baitul Maqdis semasa ia di Mekkah dengan Ka'bah berada di tengah-tengahnya. Ketika ia hijrah ke Madinah, ia tetap menghadap Baitul Maqdis selama 16 bulan sebelum diperintahkan menghadap ke Ka'bah".
(Musnad Ahmad)
Artinya, satu tahun setengah setelah Beliau ï·º hijrah ke Madinah, Beliau masih menghadap ke Baitul Maqdis.
Bila dijumlahkan periode Mekkah 13 tahun ditambah satu setengah tahun setelah hijrah ke Madinah, maka total Beliau ï·º dan para Shahabat menjadikan Baitul Maqdis sebagai kiblat adalah 14,5 tahun.
Artinya, selama mayoritas hidupnya Nabi ï·º, Beliau ï·º berkiblat, terkoneksi, dan terhubung dengan Baitul Maqdis.
Dari sini, kita harus bisa memahami ikatan hati Beliau ï·º secara relijius kepada Baitul Maqdis: sangat erat sekali.
Selain menjadi Kiblat, banyak sekali surah-surah pendek Al-Qur’an yang dibaca Rasulullah ï·º sedari awal shalat di periode Makkah:
- Surah At-Tiin. Buah tin dan buah zaitun. Sudah mahsyur bagi orang-orang Makkah, Buah tin dan buah Zaitun hanya ada di wilayah Syam yang di dalamnya mencakup Baitul Maqdis.
- Surah Al-Anbiya. Di dalam Surah ini, Allah menceritakan kepada Nabi ï·º tentang nabi-nabi sebelumnya. Jadi, seperti yang kita ketahui, sepertiga isi Al-Qur’an berisi kisah. Di dalam sepertiga itu, mayoritasnya bercerita tentang nabi-nabi yang berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan Baitul Maqdis. Misalnya, sekilas saja, kita mengetahui bahwa Nabi Isa lahir di Baitul Maqdis. Begitu juga mengenai ibundanya, yaitu Maryam binti ‘Imran, yang kita mengenal proses melahirkan dan mengandungnya. Nabi Zakariyya, Nabi Yahya, Nabi Sulayman, Nabi Daud, Nabi Yusuf, Nabi Ibrahim. Jadi, dapat kita bayangkan, saat itu, surah-surah yang dibaca oleh Nabi.
- Surah Al-Israa’.
- Surah Ar-Ruum. Yang telah dibahas oleh Kak Azka kemarin. Bagaimana ini adalah dorongan dan panduan untuk ummat agar tidak buta pada politik dunia. Pikiran dan cakrawala ummat dibuka luas.
Ketika Surah Ar-Ruum turun, terjadi kehebohan di Makkah. Karena kaum kafir Quraisy merasa senang dengan kemenangan Persia atas Romawi Timur. Karena mereka merasakan adanya ikatan sebagai sesama penyembah berhala.
Abu Bakar merespon ayat ini dengan melakukan taruhan dengan Ubay bin Khalaf yang merupakan pembesar Quraisy. Saat itu, belum ada syariat haramnya taruhan.
Saat itu, Romawi Timur sungguh kalah telak, karena banyak sekali wilayah kekuasaannya yang direbut oleh Persia. Rasa-rasanya mustahil Romawi Timur akan bangkit kembali.
Pada saat itu, naluri keimanan Abu Bakar merespon, untuk mendukung ayat Al-Qur’an Surah Ar-Rum yang mengabarkan bahwa setelah nanti Romawi kalah, Romawi akan menang kembali. Respon Abu Bakar ini, seperti melawan arus opini pengamat politik mayoritas saat itu. Karena Abu Bakar mendukung apa yang dikatakan di dalam Al-Qur’an, bahwa Romawi kelak akan memutarbalikkan situasi.
Beliau taruhan bahwa tiga tahun lagi Romawi akan menang. Ini diceritakan oleh Abu Bakar kepada Nabi ï·º.
Ketika mengetahui ini, maka Beliau ï·º mengatakan naikkan saja sampai sembilan tahun. Dan Abu Bakar pun menurutinya, dan datang kepada Ubay bin Khalaf untuk menaikkan jumlah taruhan dan jumlah prediksi kemenangan menjadi sembilan tahun.
Abu Bakar adalah satu-satunya shahabat yang merespon ayat ini sebagai bentuk dukungan terhadap ayat Al-Qur’an yang turun, dan juga sebagai penguat iman kepada shahabat yang lain, terutama untuk yang baru masuk Islam.
Sembilan tahun kemudian, bertepatan dengan kemenangan Umat Islam dalam Perang Badar, datanglah berita bahwa Romawi mulai perlahan tapi pasti, mulai menyerang balik.
Dan karena ikatan Abu Bakar dan para Shahabat dengan Baitul Maqdis cukup kuat: lagi-lagi Abu Bakar melebihi shahabat-shahabat yang lain. Seperti mendirikan masjid di sekitaran rumahnya. Beliau Shalat di sini dan terlihat oleh orang-orang Makkah. Di sana beliau shalat dan khusyu’ menangis saat membaca Al-Qur’an di kala shalat. Ini adalah bentuk dakwah Abu Bakar.
Tiga tahun sebelum peristiwa Isra’ Mi’raj, atau tahun ke-7 kenabian terjadilah peristiwa pemboikotan, dan merupakan peristiwa yang sangat berat untuk Nabi ï·º dan Ummat Islam di Makkah saat itu. Lokasinya di lembah Abu Thalib, wilayah Bani Hasyim. Boikot dilakukan selama tiga tahun, tanpa ada pasokan logistik masuk. Peristiwa ini sampai memberikan efek kepada Ibunda Khadijah, karena ummat tidak mendapatkan kehidupan yang layak. Di akhir periode boikot, Ibunda Khadijah pun wafat, dan yang kemudian disusul oleh wafatnya paman Beliau ï·º. Ini menyebabkan guncangan jiwa yang sangat dahsyat untuk Nabi ï·º.
Setelah itu, terjadi juga peristiwa Thaif. Saat Beliau ï·º mencari objek dakwah baru di Thaif, ternyata Beliau ï·º malah dipersekusi sampai dilempari batu. Di sinilah Beliau ï·º berdoa sebagaimana yang telah dibacakan oleh Kak Azka di sesi sebelum ini. Bagaimana Beliau ï·º mengakui kelemahan dan mengharap panduan dari Allah.
Setelah masa-masa yang berat ini, Allah membukakan Baitul Maqdis. Rasulullah ï·º seperti dihibur dengan Baitul Maqdis.
Dari sini kita bisa mengambil inspirasi bagaimana Baitul Maqdis menjadi pusat harapan, pusat kebahagiaan. Karena, Rasulullah ï·º setelah melewati titik terendah dalam hidupnya, seakan-akan grafiknya langsung naik, karena Allah menghibur Nabi ï·º dan memperjalankan Beliau ï·º ke Baitul Maqdis, sebagaimana yang kita baca dalam Surah Al-Israa’ ayat 1.
Isra’ Mi’raj merupakan bukti betapa sentralnya posisi Baitul Maqdis, karena jika Allah yang Maha Berkuasa berkehendak, bisa saja bagi Allah untuk menaikkan Rasulullah ï·º ke langit itu langsung dari Makkah, tanpa melewati Baitul Maqdis. Jadi, ada pesan lain, karena Rasulullah diperjalankan dulu ke Baitul Maqdis, ke negeri para nabi, dan kemudian baru dari situ diangkat ke langit dan menerima perintah shalat lima waktu. Yang kemudian diturunkan lagi ke Baitul Maqdis, dan kembali ke Makkah, hanya dalam waktu semalam.
Ini sebuah mukjizat. Karena perjalanan dari Makkah ke Baitul Maqdis itu normalnya membutuhkan waktu dua bulan pulang pergi. Sementara Nabi ï·º diberangkatkan menggunakan buroq hanya dalam waktu semalam, pulang pergi. Ini juga menjadi pesan bagi kita, bagaimana Baitul Maqdis menjadi titik sentral dalam Isra’ Mi’raj. Artinya, kita perlu fokus pada Baitul Maqdis. Karena Allah mementingkannya, maka kita pun harus mementingkannya.
Terkait tentang Isra’ Mi’raj ini juga ada kisah yang terkait dengan Shahabat yang mulia, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. Karena di dalam peristiwa Isra’ Mi’raj ini, Nabi ï·º dicaci maki saat kembali ke Makkah. Karena perjalanan yang hanya mengambil waktu selama semalam ini, seakan-seakan seperti khayalan saja untuk orang yang hanya mengandalkan logika, terutama untuk kaum kafir Quraisy. Pada saat itu, rencananya kaum Kafir Quraisy memanfaatkan momentum ini untuk melemahkan Islam di Makkah. Mereka ingin menggiring opini bahwa Nabi ï·º berbohong.
Di saat penduduk Makkah gempar dengan peristiwa Isra’ Mi’raj ini, maka Kaum kafir Quraisy langsung menceritakan kepada Abu Bakar dengan maksud menghasut. Ternyata di luar dugaan, keimanan Abu Bakar memang sangat luar biasa. Abu Bakar tidak melihat langsung, tidak berada di lokasi. Namun, ketika mendengar bahwa yang menyampaikan berita adalah Nabi ï·º, maka tanpa ragu sedikitpun, Abu Bakar menjawab bahwa bila ini dikatakan oleh Nabi Muhammad ï·º, maka itu pasti benar.
Inilah Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. Yang membenarkan. Yang beriman dengan utuh. Saat ini, Beliau menjadi penentu. Karena saat beliau membenarkan, maka masyarakat Makkah yang telah beriman kemudian menjadi stabil lagi. Dari sinilah Abu Bakar mendapatkan gelar Ash-Shiddiq. Gelar yang berhubungan dengan peristiwa Isra’ Mi’raj. Gelar yang berhubungan dengan Baitul Maqdis.
Jadi rangkaian peristiwa di Makkah ini telah memperlihatkan bagaimana ikatan hati, jiwa, dan pikiran ummat Islam telah tersambung sangat kuat dengan Baitul Maqdis dan Masjidil Aqsha.
Inilah fondasi awal bagaimana Nabi ï·º mendidik para Shahabat di fase Makkah.
IKATAN DENGAN BAITUL MAQDIS (PERIODE MADINAH)
Di Madinah pun, Rasulullah ï·º pun masih terus mempertahankan ikatan hati, jiwa dan pikiran Ummat Islam yang telah terjalin kuat dengan Baitul Maqdis.
Di antaranya adalah banyaknya hadits-hadits yang turun berkaitan dengan keutamaan Baitul Maqdis:
- Kabar gembira yang disampaikan Rasulullah ï·º pada perang Tabuk, bahwa di antara tanda kiamat adalah peristiwa pembebasan Baitul Maqdis.
- Dan saat di Madinah, Baitul Maqdis menjadi bahan diskusi dalam kehidupan sehari-hari kaum Muslimin, baik kalangan dewasa, anak-anak, laki-laki, perempuan, atau pun di kalangan hamba sahaya.
Sebagaimana Hadits Maimunah binti Sa’d: Dari Maimunah -bekas sahaya Nabi ï·º- bahwasanya dia pernah berkata, “Wahai Rasulullah, fatwakan kepada kami tentang Baitul Maqdis.”
Maka, Beliau bersabda: “Datangilah ia dan shalatlah di dalamnya – ketika di negeri tersebut sedang terdapat peperangan – jika kalian tidak dapat shalat di dalamnya maka utuslah seseorang membawa minyak (yang dengannya) dinyalakan di lentera-lenteranya.“
Comments
Post a Comment