Problema Kesehatan Mental Wanita

 KAJIAN ONLINE di FOS 03

"Problema Kesehatan Mental Wanita"

📅  Sabtu, 30 Desember 2023
19.30 - 21.00 WIB
🏡 Room Kajian FOS3
🧕 Muwajjih  : Bunda Enchi

••••

Perhatian Islam terhadap Kesehatan Mental


oleh Muhammad Nur Faqih, S.Ag 

•Larangan membahayakan diri sendiri
•Larangan menyakiti hati orang lain
•Perhatian para ulama terhadap ilmu kejiwaan
•Perintah untuk berobat atau mengambil sebab kesembuhan

Kesehatan mental atau mental health adalah kesehatan yang berkaitan dengan kondisi emosi, kejiwaan, dan psikis seseorang. Hal ini bisa saja berpengaruh besar terhadap kepribadian dan perilaku seseorang. Dan lebih berbahaya lagi seandainya seseorang tidak bersegera untuk mencoba beradaptasi dengannya. Kondisi mental yang tidak sehat dari seorang muslim akan mempengaruhi bagaimana ibadahnya kepada Allah ‘Azza Wajalla.

Islam sangat memperhatikan 5 kebutuhan dasar dari seorang manusia, yang mencakup agama, jiwa, harta, keturunan, dan akal. Dan jiwa seseorang tidak hanya terbatas pada fisiknya, melainkan juga kondisi mentalnya. Bahkan, Islam juga sudah menyediakan obatnya.

Beberapa hal yang secara umum atau khusus menunjukkan kepada kita agar memperhatikan kesehatan mental adalah:

Larangan Membahayakan Diri Sendiri

Allah ‘Azza Wajalla berfirman,

وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ

“Berinfaklah di jalan Allah, janganlah jerumuskan dirimu ke dalam kebinasaan, dan berbuatbaiklah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)

Dalam ayat ini, Allah ‘Azza Wajalla melarang hamba-Nya untuk menjerumuskan diri dalam kehancuran.

Syekh Abdurrahman As-Sa’diy rahimahullahu menjelaskan,

والإلقاء باليد إلى التهلكة يرجع إلى أمرين: ترك ما أمر به العبد, إذا كان تركه موجبا أو مقاربا لهلاك البدن أو الروح، وفعل ما هو سبب موصل إلى تلف النفس أو الروح, فيدخل تحت ذلك أمور كثيرة، فمن ذلك, ترك الجهاد في سبيل الله, أو النفقة فيه, الموجب لتسلط الأعداء، ومن ذلك تغرير الإنسان بنفسه في مقاتلة أو سفر مخوف, أو محل مسبعة أو حيات, أو يصعد شجرا أو بنيانا خطرا, أو يدخل تحت شيء فيه خطر ونحو ذلك، فهذا ونحوه, ممن ألقى بيده إلى التهلكة.
ومن الإلقاء باليد إلى التهلكة الإقامة على معاصي الله, واليأس من التوبة، ومنها ترك ما أمر الله به من الفرائض, التي في تركها هلاك للروح والدين.

“Menceburkan diri dalam kehancuran ini merujuk pada dua hal, yaitu 1) meninggalkan sesuatu yang Allah perintahkan, yang bisa menyebabkan kehancuran bagi badan dan juga jiwanya dan 2) mengerjakan sesuatu yang bisa menghancurkan fisik dan jiwanya. Banyak sekali hal yang tercakup dalam kaidah ini. Di antaranya: meninggalkan jihad di jalan Allah, atau meninggalkan infak di jalan Allah, yang menjadikan kaum muslimin dikalahkan musuh, atau menjadikan dirinya kalah di peperangan atau safar yang menakutkan, atau sengaja masuk di sarang hewan buas dan ular, atau naik pohon dan rumah yang mudah runtuh, atau masuk ke tempat yang membahayakan. Ini semua adalah contoh menjerumuskan diri ke dalam kehancuran. Contoh lain misalnya berbuat maksiat kepada Allah, tidak bertobat kepada-Nya, meninggalkan perintah Allah seperti tidak mengamalkan perkara warisan, yang mana di dalam perkara-perkara ini terdapat kehancuran terhadap jiwa dan agama.” (Tafsir As-Sa’diy)

Maka, dengan sengaja menjadikan jiwa atau mentalnya rusak atau dirusak oleh orang adalah bentuk pelanggaran terhadap larangan Allah ‘Azza Wajalla di dalam ayat ini. Atau yang lebih parah menjadi sebab sakit hatinya seorang muslim adalah sesuatu yang dilarang. Demikian pula, yang disampaikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama dalam sabda beliau,

لا ضرر ولا ضرار

“Tidak boleh melakukan hal yang berpotensi membahayakan orang lain dan tidak boleh pula membalas memberikan bahaya.” (HR. Malik secara mursal)

Larangan Menyakiti Hati Orang Lain

Islam sangat memperhatikan kondisi hati umatnya. Baik dengan melarang seseorang menyakiti orang lain maupun melarang dari memiliki penyakit hati. Contoh kecilnya adalah sebagaimana larangan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dari berbuat najwa,

إذا كنتم ثلاثة فلا يتناجى رجلان دون الآخر حتى تختلطوا بالناس أجل أن يحزنه

“Jika kalian bertiga, maka janganlah dua orang berbisik-bisik tanpa menyertakan orang yang ketiga sehingga kalian berbaur dengan yang lainnya. Karena hal tersebut melukai hatinya.” (HR. Bukhari no. 5816)

Begitu pun, ketika Islam melarang dari berkata dusta, karena bisa menyakiti sesama muslim. Sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama,

لَا يَصْلُحُ ‌الْكَذِبُ إِلَّا فِي ثَلَاثٍ: كَذِبِ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ لِيُرْضِيَهَا، أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ، أَوْ كَذِبٍ فِي الْحَرْبِ

“Tidak diperkenankan berdusta, kecuali dalam tiga kondisi, yaitu seorang suami yang ingin membuat pasangannya bahagia, saat memperbaiki hubungan sesama manusia, dan cerdik dalam strategi perang.” (HR. Ahmad no. 27608)

Islam juga melarang seorang menjadi sebab muslim lainnya merasa tidak aman dari gangguannya, baik gangguan tangan maupun lisannya. Dan seringkali lisan seseorang itu lebih tajam daripada senjata yang dipegangnya. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,

المُسْلِمُ مَن سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِن لِسَانِهِ ويَدِهِ، والمُهَاجِرُ مَن هَجَرَ ما نَهَى اللَّهُ عنْه

“Muslim (yang sejati) adalah yang tidak mengganggu kaum muslimin yang lain, baik dengan lisan dan tangannya. Seorang yang berhijrah (yang sejati) adalah orang yang menjauhi hal yang dilarang oleh Allah ‘Azza Wajalla.” (HR. Bukhari no. 10)

Perhatian Para Ulama terhadap Ilmu Kejiwaan

Allah ‘Azza Wajalla berfirman,

وَفِیۤ أَنفُسِكُمۡۚ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ

“(Begitu juga ada tanda-tanda kebesaran-Nya) pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. Adz-Dzariyat: 21)

Syekh Abdurrahman As-Sa’diy rahimahullahu menjelaskan,

“Bahwa di antara tanda-tanda kebesaran Allah adalah Allah menjadikan dalam diri seorang hamba pelajaran, hikmah, dan rahmat yang menunjukkan bahwa Dialah Allah yang Maha Esa yang tidak ada yang berhak dimintai pertolongan, kecuali hanya Dia. Dan Dia tidak menciptakan setiap makhluk dengan sia-sia.” (Tafsir As-Sa’diy)

Ayat tersebut dan ayat-ayat lain di dalam Al-Qur’an menunjukkan kepada kita agar memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah, bahkan yang ada dalam diri kita sendiri. Di antaranya adalah kondisi kejiwaan kita. Tentu saja, dengan memperhatikan rambu-rambu yang dijelaskan para ulama agar kita tidak terjerumus ke dalam keyakinan yang menyesatkan di dalam ilmu kejiwaan.

Perintah untuk Berobat atau Mengambil Sebab Kesembuhan

Beberapa di antara pemuda/i muslim pasrah dengan kondisi mentalnya dan menjadikan itu sebagai alasan untuk membenarkan setiap tindakannya. Maka, hal seperti ini tidaklah dibenarkan. Bahkan, mayoritas ulama menganjurkan agar seseorang mengambil sebab untuk menyembuhkan penyakit yang menimpa dirinya sendiri. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama,

إن الله تعالى أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً فتداووا ولا تداووا بالحرام

“Sesungguhnya Allah Ta’ala menurunkan penyakit dan obatnya. Dan Allah menjadikan obat untuk setiap penyakit. Maka, berobatlah kalian dan janganlah berobat dengan yang diharamkan Allah ‘Azza Wajalla.” (HR. Abu Dawud no. 3874)

Di antara yang dianjurkan adalah menjadikan Al-Qur’an sebagai salah satu sebab syar’i yang ditempuh oleh seseorang yang memiliki kesehatan mental yang terganggu. Allah ‘Azza Wajalla berfirman,

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا

“Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin. Sedangkan bagi orang-orang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.” (QS. Al-Isra: 82)

Syekh Abdurrahman As-Sa’diy rahimahullahu menjelaskan,

فالقرآن مشتمل على الشفاء والرحمة، وليس ذلك لكل أحد، وإنما ذلك للمؤمنين به، المصدقين بآياته، العاملين به، وأما الظالمون بعدم التصديق به أو عدم العمل به، فلا تزيدهم آياته إلا خسارًا، إذ به تقوم عليهم الحجة، فالشفاء الذي تضمنه القرآن عام لشفاء القلوب، من الشبه، والجهالة، والآراء الفاسدة، والانحراف السيئ، والقصود السيئة

“Al-Qur’an mengandung kesembuhan dan rahmat, meskipun tidak untuk setiap orang. Sesungguhnya ia hanya untuk mereka yang beriman kepada Al-Qur’an, mengimani ayat-ayatnya, beramal dengannya. Adapun mereka yang berbuat lalim dan tidak percaya dengan Al-Qur’an, bahkan enggan mengamalkannya, maka tidaklah bertambah bagi mereka dengan ayat-ayat Allah, kecuali hanya kerugian belaka. Al-Qur’an kelak menjadi hujah atas perilaku mereka. Dan kesembuhan yang terkandung di dalam Al-Qur’an adalah umum, baik kesembuhan dari penyakit jiwa seperti syubhat, kebodohan, keyakinan batil, disorientasi yang jelek, maksud yang buruk.” (Tafsir As-Sa’diy)

Dengan kita mengetahui bahwa di dalam Al-Qur’an terdapat obat, maka bagi mereka yang merasa kesehatan mentalnya tidak maksimal, segeralah mengambil sebab dengan banyak mendekatkan diri kepada Allah dengan membaca Al-Qur’an, menghafalkannya, mengamalkannya, kemudian menempuh sebab syar’i berupa datang ke psikolog atau psikiater agar ia bisa semakin menikmati ibadahnya kepada Allah ‘Azza Wajalla.
***
Penulis: Muhammad Nur Faqih, S.Ag.
Alumni jurusan Ilmu Hadis STDI Imam Syafii Jember Pengasuh website tanyahadits.com
Artikel: Muslim.or.id

••••

▬▬▬▬▬▬ •◇✿◇• ▬▬▬▬▬▬⁣

💦💕Nikmat Sehat

▬▬▬▬▬▬ •◇✿◇• ▬▬▬▬▬▬⁣


📙 Ada sebuah kisah nyata yang dialami oleh orang terkaya di Saudi Arabia. Pada suatu hari, di rumahnya ada acara pesta yang dihadiri oleh banyak pejabat teras di negeri itu. Lalu pada acara itu dia menjadi sorotan banyak orang, karena begitu banyaknya makanan enak yang disajikan pada pesta tersebut tidak disentuhnya, dan di atas piring makanannya cuma tersaji dua buah roti kering layaknya makanan orang miskin.

Lalu spontan dia teriak dengan lantangnya di depan banyak tamu, mengungkapkan isi hati atas penyakit yang dideritanya, bunyi teriakannya sebagai berikut : “Hadirin sekalian, tahukah mahalnya sebuah nilai sehat? Andaikata uang dan kekayaan yang berlimpah ruah yang saya miliki hari ini bisa membeli sehat dan membuat saya makan makanan enak seperti yang disajikan di atas meja. Saya sanggup dan siap membeli setiap satu piring makanan seharga USD$10.000 (setara dengan Rp 90.000.000)"

(Dikutip dari Tubuh Anda adalah Dokter yang Terbaik, Dr. Husen A. Bajry Md, PHD, hal 201).

🤲🏻 Subhanallah… kesehatan tubuh adalah anugerah Allah yang harus disyukuri. Dengan tubuh yang prima seorang mukmin mampu beribadah dengan lebih maksimal. Dia bisa menegakkan shalat dengan lebih baik, berpuasa menunaikan haji dengan penuh semangat, mampu menghadiri majelis ilmu, menolong sesama dengan kekuatan fisiknya, bahkan berjihad.

Tentu saja kesehatan jasmani yang baik harus dilandasi keimanan yang kokoh kepada Allah Ta’ala. Kesehatan tanpa diiringi iman sering kali membuat manusia lalai dan sombong bahkan nikmat tersebut bisa mendorongnya untuk berbuat dosa dan maksiat pada Allah Ta’ala.

☝🏻 Islam telah mewasiatkan kepada umatnya agar tidak tertipu dengan nikmat sehat dan waktu luang. Dan Allah juga memerintahkan hambaNya untuk selalu berdo’a agar dihindarkan dari berbagai penyakit.

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْبَرَصِ, وَالْجُنُوْنِ ,وَالجُزَامِ,وَمِنْ سَيْءِ اْلأَسْقَامِ

“Ya Allah, sungguh aku  berlindung kepadaNya dari penyakit belang, gila, lepra, dan dari keburukan segala macam penyakit” (HR Abu Dawud no. 1554, An Nasa’i [VIII/270], Ahmad [III/192], Ibnu Hibban no. 1013 dan lainnya, dari Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu. Lihat Shahih Al-Jami’us Shaghir [no. 1281]).

🤲🏻 Selain berdo’a seorang mukmin perlu berusaha agar badan tetap bugar, serta kesehatan spiritual juga terjaga maka langkah taktisnya adalah mendekatkan diri pada Allah dengan senantiasa meniti jalan hidup orang yang diperintahkan Allah Ta’ala.

Orang yang dekat dengan Rabbnya dia  akan merasakan kebahagiaan hati, jiwanya tenteram dan hal ini sangat berpengaruh pada kesehatan jasmaninya. Dengan senantiasa menjalin keakraban dengan Allah melalui berbagai ibadah yang disyari’atkan-Nya dari seorang hamba akan lebih sehat jasmani dan rohaninya.

📝Begitu pula dengan gaya hidup, usahakan menjauhi hal-hal yang merusak kesehatan, konsumsi makanan dan minuman bernutrisi, pola makan seimbang, mengkonsumsi madu juga sangat bagus untuk kesehatan, perbanyak sayur dan buah-buahan. Selain itu hindari stres yang berlebihan dengan berpikir Islami lagi positif.

Dengan menjauhi berbagai penyakit hati seperti iri, dengki, hasad, berprasangka buruk, was-was dan lain-lain insyaallah Anda akan memiliki ketahanan tubuh yang maksimal dan ketahanan mental spiritual yang kokoh dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

📝 Dengan nikmat sehat yang dioptimalkan dapat membuat anda lebih intens dan fokus beribadah kepada Allah. Peluang dan kesempatan ini jangan disia-siakan dimana banyak orang sangat mendambakan sehat ketika Allah mentaqdirkannya terbaring karena sakit.

📝 Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa
Referensi :
Tubuh Anda Adalah Dokter Yang Terbaik. Dr. Husen A-Bajry, MD, PHD, Media Prima Indonesia, Bogor, 2008.
Kumpulan Doa dari Al Qur’an dan As Sunah yang Shahih, Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2004.
Artikel Muslimah.or.id
© 2023 muslimah.or.id
Sumber: https://muslimah.or.id/10480-nikmat-sehat.html
___

||• Dipublikasi Ulang Oleh :


𝐆𝐑𝐔𝐏 𝐖𝐀𝐆

••••

Isi VN Bunda Enchy:

Berbicara tentang kesehatan mental biasanya kita menjadi rancu, karena kalau berbicara tentang kesehatan, kita akan otomatis terarahkan ke kesehatan badan/jasad saja.

Pada saat ini viral terkait dengan bahasan mental health, healing...

Secara teoritis, umat islam seharusnya tidak perlu berada dalam kondisi kesehatan mental yang down, karena shalat dan dzikir yang kita lakukan seharusnya sudah cukup menjadi penenang.

Saat ini banyak persoalan terkait ketidakseimbangan kesehatan mental.
Pada dasarnya setiap insan memiliki 3 unsur pada dirinya, yakni jasad (fisik), ruh (bukan sekedar mental dalam pengertian pikiran dan perasaan, tapi lebih luas dari itu) dan akal. Ketiganya ini harus seimbang.

Kesehatan badan/jasad akan mudah terdeteksi , karena terkait dengan sejauh mana kesehatan kita, keharusan kita mencukupi kebutuhan (makanan/vitamin).

Berbicara kesehatan akal juga akan lebih mudah dibahas daripada kesehatan ruh. Kesehatan akal itu terkait dengan fokus kita, nge-lag-nya seorang perempuan ketika haid atau ketika nifas akan berkurang, contohnya pada bunda Enchy yang mudah terdeteksi biasanya setelah melahirkan akan menambah minus kacamata dan tentunya mempengaruhi penglihatan. 

Ditambah, seorang perempuan dipengaruhi hormon yang lebih kompleks daripada laki-laki. Dan itu akan betul-betul bikin baper (bawa perasaan), baik ketika menjelang haid, ketika haid, selepas haid, selalu saja ada banyak drama-drama. Bersyukurlah apabila dramanya hanya sedikit. Dan hormon ini ikit mempengaruhi kesehatan akal.

Kesehatan akal ini akan equivalen dengan kesehatan ruh dan kesehatan jasad, tiga unsur itu adalah sebuah kesatuan, ibaratnya sebuah segitiga sama sisi, dimana ada keterkaitan antarketiganya.

Ketika kita berpikir bahwa kesehatan jasad kita itu ya karena jasad kita aja, ada pemisahan dari tiga unsur tadi, maka pada saat itu kita sedang menjalankan role model yg menyesatkan, karena ketiga unsur itu tidak bisa dipisahkan.

Apabila jasad kita tidak diurus dengan baik maka itu akan berpengaruh pada akal kita yang akan lebih lambat berpikir, tetapi terkadang hal ini tidak mudah untuk kita pahami.

Kita harus mengutamakan kesehatan ruh yang notabene lebih dari sekedar kesehatan mental saja.

Apabila kesehatan ruh ini diabaikan, tidak diperhatikan, maka itu akan berefek pada kesehatan jasad.

Manakala kita membiarkan sebuah rangkaian perasaan tidak pada tempatnya (kesehatan ruh), tidak sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah, maka pada saat itu sebetulnya kita sedang menanam penyakit.

Kesehatan ruh/ mental yang memburuk/sakit tersebut, akan membuat nafsu makan pun berkurang, sehingga badan ikut sakit (lesehatan fisik) akibat tubuh yang tidak mendapatkan asupan yang sesuai. Hal ini juga berpengaruh pada kesehatan akal yang menjadi lebih lemot, tidak bisa berpikir praktis, jernih dan jeli, dan itu sangat berakibat pada tubuh kita.

Allah pernah mengatakan dalam hadis "Aku ada didalam prasangka hamba-Ku".

°°°


وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675]

°°°

Dalam hadis qudsi Allah berfirman, “Aku bersama prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia berprasangka baik, itulah yang ia dapatkan. Namun, jika ia berprasangka buruk, itu pula yang ia dapatkan” (hadis hasan dalam kitab al-Jami ash-Shaghir lis Suyuthi).

°°°

Jadi kalo kita berprasangka akan jatoh, ya kita akan jatoh, kalau akan berprasangka sakit ketularan ya benar akan tertular.

Pemikiran kita merupakan hasil dari perenungan atau prasangka kita.

Ketika kita memiliki masalah, seperti tadi contohnya perasaan kita yang tidak karuan/ tidak pada tempatnya,  sebetulnya itu bentuk kode keras kalau ruh kita bermasalah. Hal ini tentunya akan berdampak pada ibadah kita, seperti tilawah yang berkurang, dzikir berkurang, shalawat berkurang, shalat tidak khusyu hanya sekedar ceklis/mengugurkan kewajiban, shaum/puasa jarang dilakukan, dan pasti ini akan turut mempengaruhi jasad.

••••

Sesi Tanya Jawab

1️⃣
1.Bu bgm dg kondisi baby blues yg dialami seorang wanita pasca melahirkan apakah itu termasuk dari problem kesehatan mental atau bisakah kita mengatakan hal tsb terjadi krn kurangnya keimanan?
2.Cerewet yg berlebihan krn tak suka melihat hal yg tak beraturan di rumah apakah termasuk problem mental juga bu..kalau iya bgm mengatasinya?

Jawab:
1. Betul, baby blues termasuk dalam problema kesehatan mental. Baby blues bukan persoalan kekurangan iman, lebih kepada ketidaksiapan seorang ibu, suaminya (bapak si bayi) dan support system disekelilingnya. Ini terjadi karena gelombang ketidaksiapan mental menghadapi kondisi yang serba baru.

Seorang perempuan pada saat melahirkan akan kehilangan hormon estrogen (hormon wanita) sampai 70%. Makanya kenapa ada seorang ibu baru melahirkan bisa membunuh bayinya. Karena pd saat melahirkan semua keluar beserta menipisnya hormon estrogen. Padahal hormon estrogen ini diperlukan agar menyeimbangkan emosi. Hormon ini berkaitan dengan kondisi labil tidaknya pikiran dan mental seorang perempuan. Dan ini bisa dipercepat sembuhnya dipercepat menjadi baiknya, apabila support system (suami, orang tua dan mertuanya) bisa memberikan sebuah dukungan dalam hal yang sangat maksimal.

Dan perlu disampaikan, ini bukan masalah kurang keimanan, tetapi pengelolaan bagaimana dia mengalami kesulitan untuk bisa menormalkan mentalnya. Posisi menormalkan ini berkaitan juga dengan makanan, pikiran dan kata-kata atau ungkapan disekelilingnya. Hal ini akan sangat cepat diatasi apabila ia diberi dukungan secara verbal, serta dukungan secara fisik seperti memeluk, mengusap, lalu apabila lelah si ibu/istri boleh istirahat. Sebenarnya ini berkaitan dengan masalah teknis, tapi kerap kali ini diabaikan.

2. Cerewet berlebihan karena tak suka melihat hal tak beraturan di rumah, ini termasuk problem mental health juga.

Artinya, ia tidak bisa berdamai dengan keadaan/kondisinya, biasanya disebut OCD yang biasanya serba ingin rapih. Hal ini perlu didukung oleh faktor lingkungan (seperti pasangan dan anak-anaknya). Tidak hanya ibu-ibu, ini juga bisa terjadi pada bapak-bapak, kalau bapak-bapak yang cerewet bisa melebih dari ibu-ibu.

Cerewet ini artinya dia tidak siap, tidak mau menerima perbedaan. Padahal perbedaan itu adalah hal yg manusiawi. Kalau tidak berbeda, kita tidak akan bisa punya pasangan.

Mengatasinya dengan dicari dulu sumber permasalahan utama, kenapa dia bisa cerewet berlebihan. Kalau karena ketidakteraturan dirumah, berarti dia harus belajar unuk memahami, belajar untuk sedikit menjadi tidak beraturan, belajar paham bagaimana orang-orang bisa menjadi tidak teratur. Wallahualam

2️⃣ Izin bertanya. Kasusnya seperti ini, ada seseorang yang pernah menyakiti saya secara verbal, saya cukup mengerti bagaimana kondisi orang itu pada saat itu sampai berkata2 sedemikian rupa. Yah mungkin, pada saat itu dia sebenarnya memang sedang melampiaskan emosinya. Meskipun saya mengerti, tetapi perkataan tersebut masih tersimpan di benak saya. Orang tersebut sekarang sudah wafat, insyaallah sudah saya maafkan juga, tetapi bagaimana ya, perkataannya itu masih teringat dan terasa menyakitkan. Pokoknya kalau sedang sedih atau terpuruk, perkataan orang tersebut selalu teringat, dan seperti menjadi doa untuk keadaan saya yang sekarang. Apakah sebenernya saya belum ikhlas memaafkan ya karena masih teringat terus? Bagaimana cara mengatasi mental yang memburuk akibat kekerasan verbal? Karena takutnya perkataan tersebut justru akan menjadi trauma🙏🏻

Jawab:
Memang kekerasan secara verbal itu akan lebih fatal daripafa kekerasan fisik.

Pada dasarnya perempuan memang tidak mudah untuk melupakan. Dan itu adalah perjuangan kita sebagai perempuan.

Yang perlu dilakukan adalah menerima dan memaafkan diri sendiri dulu. Terima, oh iya saya pernah dibegitukan dan terasa sangat menyakiti. Terima, kemudian maafkan diri kita sendiri. Baru setelah itu memaafkan orang yang sudah melakukannya, apalagi kalau orang itu sudah wafat. Jangan sampai ini menjadi bumerang untuk kita, karena ibaratnya itu menjadi dosa jariyah yang akan terus diterima oleh orang yang bersangkutan.  

Kalau kita berpikir itu hal yang wajar, karena dia sudah menyakiti kita. Tapi, apapun yg terjadi di dunia ini, Allah melalui Rasul-Nya telah menyampaikan bahwa apa yang terjadi, salah satunya adalah karena kita sudah menanam sesuatu. Jadi apa yang kita lakukan kepada orang lain bila itu adalah buruk, itu akan kembali kepada diri kita sendiri.

Jadi kalau kita terus memelihara pemikiran tersebut, itu dendam ya dan itu jatuhnya sudah trauma. Karena trauma itu kan selalu teringat, itu ciri-cirinya. Dan memang khas perempuan banget untuk mendendam, saya memaafkan tapi tidak melupakan, itu artinya memang belum memaafkan.

Kemudian minta doa ke diri sendiri.

Kemudian coba dengan memaafkan dan mengirim doa untuk almarhum atau almarhumah yang sudah mengatakan atau memberikan kekerasan verbal itu.

Kirimkan sebanyak mungkin al-fatihah, untuk orang tersebut, dan untuk diri sendiri.

Perbanyak memaklumi dan kemudian minta kepada Allah secara langsung to the point, secara verbal bukan hanya disebutkan dalam hati. Yaa Allah tolong agar hamba bisa menerima dan bisa sembuh dari kesehatan mental dan kesakitan ini.

Khususkan shalat hajat untuk meminta. Sebagaimana orang itu telah secara khusus memberikan kesakitan terus kedalam diri Anda, maka khususkan shalat taubat dan shalat hajat terutama, untuk meminta kepada Allah untuk diberi dan didampingi untuk berproses memaafkan dan berproses menyembuhkan.

Semoga Allah berkenan menyembuhkan mba atau siapapun, agar bisa sembuh mental dan fisik kita.

Jadi, ingat apa yang kita lakukan itu akan berimbas balik pada diri kita. Dan mau memberika shodaqoh itu pasti akan berimbas baik pada kita, tapi apabila kita terus mendendam maka akan ada orang lain juga yang mendendam pada diri kita. Wallhualam

3️⃣ Bu saya ingin bertanya..
1. Jadi temen saya menitip pertanyaan sama saya, temen saya memiliki masa lalu yg kelam di masa lalu yg dia lakukan saat dia pacaran.. lalu temen saya ini suka berbohong sama orangtuanya dulu saat dia masih pacaran. Lalu qadarullah orangtua temen saya ini ga setuju sama laki2 itu (pacaranya temen saya) akhirnya temen saya putus sama pacarnya karena tidak direstui sama orangtuanya. Dan setelah putus dia mengetahui bahwa mantan pacarnya itu banyak berbohong sama temen saya itu.. temen saya terpukul, stress, sangat sedih dan dia kembali kepada Allah dia bertaubat.. terkadang kenangan di masa lalu itu menghantui pikiran temen saya itu. Jadi dia suka sedih setiap hari.. dan terkadang dia takut akan masa  depan. Lalu bagaimana caranya agar temen saya ini bisa tenang dan percaya bahwa masa depan akan baik2 saja karena dia sudah bertaubat??

Jawab:
Kan itu sudah putus, meski ternyata Anda/teman Anda kemudian mengetahui kalau mantan pacarnya suka berbohong, kenapa masih dipikirkan?

Yang penting sekarang adalah taubat dengan taubatan nasuha, taubat dengan sebenar-benarnya, bukan taubat sambel. Insyaallah pasti Allah akan berikan jalan, asal kita yakin.

Misal ya nama teman anda adalah mba ana, mba ana kan pada saat pacaran dengan si x itu suka berbohong, sudah berbohong kepada Allah, kepada orangvtua. Padahal dosa kepada orang tua itu pembahasannya instan dan langsung, sebagian besar mungkin akan dibalas dunia dan juga diakhirat.

Maka kenapa dibohongi oleh mantan pacar, mba ana menjadi stress. Padahal lebih berat berdosa dan berbohong kepada orang tua daripada mengetahui bahwa mantan pacar anda sudah berbohong pada diri anda.

Sekarang anda fokuskan saja bagaimana agar bisa memohon maaf kepada aorang tua. Kalau kepada Allah bentuk taubatan nasuha mudah. Beneran mudah, asal kita sungguh-sungguh. Tapi kepada orang tua, sama seperti diri kita yang sulit memaafkan, anda sampai jadi terpukul dan stress gara-gara mantan pacar ketahuan banyak berbohong, lantas bagaimana perasaan orang tua anda, maka bertaubatlah dengan sungguh.

Kenangan memang menyakitkan. Sekarang taubati waktu pacaran seberapa besar anda pernah berbohong kepada orang tua. Insyaallah berbarengan dengan itu, ketika orang tua sudah memaklumi, sudah ridho, sudah memaafkan, insyaallah jalan keluarnya akan timbul dengan lebih baik.

Jadi yg paling pertama anda lakukan adalah taubat dengan taubatan nasuha , setelah itu shalat hajat untuk meminta kepada Allah agar bisa memiliki masa depan yang baik. Masa lalu yang ada miliki tutup, ga usah disebut lagi. Anda bisa sampai pada titik sekarang, yang masih Allah berikan kehidupan, mungkin bisa jadi ada yangg tidak menyinggung lagi ketika anda berpacaran, bisa jadi Allah sebenarnya sedang menutup aib anda. Bismillah ya. Wallahualam

4️⃣ Bu...bagaimana cara menyikapi tmn yg baper pdhl sebelum dia pensiun fine2 aja...skrg malah berbalik 180°😊bhkn yg tadinya dia slalu rame klo chatt...skrg jd menghilang bisa dibilang jarang bnget chatt lg ..htr nhn😊🙏🏻

Jawab:
Kalau sudah pensiun, berarti dia dudah lebih dari 55 ya, kalau seorang pendidik atau dosen, berarti usianga sudah lebih dari 60. Proses menjadi manula, apalagi perempuan dengan menopausenya, Allahu Akbar, disertai dengan penurunan kemampuan untuk mengingat, bahkan  bisa timbul demensia, diawal lupa, tidak ingat. Bagaimana jadinya? Doakan saja, tetap sapa dia dengan baik kemudian doakan, dan terus coba ajak. Kalau dia misalnya terus berpikir ah saya mah sedang seperti ini, kalau rumahnya dekat tanya langsung atau japri saja tanya kenapa. Kemudian sama-sama carikan solusinya. Wallahualam.

5️⃣ Assalamualaikum,
Ibu, izin bertanya, mohon pencerahan, apabila ketika kita sedang dihadapkan dengan cobaan sakit, kita selalu merasa sudah tahu yang harus dilakukan, harus ini harus itu, subhanallah, dan kenapa di dalam jiwa ini selalu merasa tidak cukup? Selalu merasa cemas, cemas bahkan terhadap hal kecil. Mohon pencerahan nya ibu 🙏🏻
Jazakillah khayran

Jawab:
Harus dicermati, "selalu merasa sudah tau apa yang harus dilakukan", disitu ada konsep sombong sedikit. Itu termasuk ciri orang yang tidak mudah untuk mempercauai orang lain, makanya selalu tidak merasa cukup.

Kenapa tidak merasa cukup? Karena dalam hati dia tidak yakin sudah tau.

Taubatilah, dengarkan pendapat sekitar sesuai porsinya. Tidak harus membuat kita mengikuti apa yang orang sekitar kita katakan. Tapi jadikan itu referensi agar kita bisa mengambil keputisan dengan lebih baik. Kemudian libatkan Allah, sertakan Allah dalam proses apapun.

Jika kita sakit, maka hal yang pertama kita lakukan adalah sampaikan pada Allah didalam sujud kita, didalam shalat taubat dan shalat hajat. Yaa Allah aku terima sakit ini dan aku memohon Yaa Allah berikan petunjuk untuk berproses sembuh dari sakit itu.

Kalau ternyata itu takdir Allah untuk kita, diberikan sakit yg sangat mengganggu, berpikir ulang lagi untuk mengeluh, sampaikan pada diri sendiri bahwa betapa banyak dosa-dosa di masa lalu, dan bisa jadi Allah sedang upayakan untuk menghapus dosa-dosa itu dengan sakit tersebut.

Jadi kita positive vibes, husnudzan kepada Allah, karena tidak mudah u nuk husnudzan kepada Allah. Konsep kita husnudzan kepada manusia, kita akan jernih nih dalam berpikir. Tp husnudzon kepada Allah, kadang-kadang kita terjebak pada sesuatu yg salah.

Semoga Allah bisa memberikan kesembuhan yang sempurna dan tidak meninggalkan sakit yang lain, semoga diri bisa mengatasi rasa cemas itu. Wallahualam

6️⃣ Yani 0S59 bu ustadzah.. bagaimana sikap qt apabila kseharian slalu dgn org yg sering menyakiti perasaan hati qt,yg slalu salah ini n itu sehingga sngt mengganggu mental sy, trimakasih

Jawab:
Pertama, tata dulu hati Anda.

Kedua, terima dulu apa yg dia katakan, kemudian analisa apakah itu memang terjadi pada diri anda, atau itu karena dia memang julid atau bisa jadi dia sedang iri.

Ketiga, ajak ngobrol. Buat rencana untuk ngobrol berdua ditempat yang nyaman dan enak, kemudian sampaikan perasaan anda, sampaikan kalau dia sudah menyakiti hati Anda. Katakan sebetulnya anda keberatan dengan diri saya yang mana agar nanti diperbaiki, tapi mohon caranya tidak begitu. Sampaikan kalau anda tidak suka dengan cara dia.

Kadang-kadang itu justru memang akan memicu sebuah pertengkaran. Orang kalau disampaikan keadaan diri yang sesungguhnya kadang-kadang ga mau nerima. Tapi kalau dia tidak sadar apa yang dia lakukan sudah membuat orang lain tidak nyaman, perlu kita beri tau.

Karena seringkali yang terjadi adalah dia ga tau, atau bisa jadi dia juga ga mau tau. Maka sampaikan saja apa adanya. Kalau dia orangnya muka badak, tidak mau tau, ya sudah lebih baik jauhi.

Saya yakin kalau dia masih memiliki hati nurani, dia akan mundur teratur tidak akan menyampaikan lagi. Mudah-mudahan bsia menjawab sedikit. Wallahualam

••••


Closing statement:

Semoga semua kita dalam ridho & maghfirah Allah Azza wa Jalla...
Aamiin
Senantiasa dalam keberkahan, lindungan dan senantiasa bisa memaksakan lidah kita untuk berdzikir menyebut asma Allah, bershalawat & beristighfar hingga helaan nafas terakhir kita ..
Aamiin ya Allah ya Mujibassailin

Mohon dimaafkan segala kurang & salah...
Wallahu'alam bishowab...

Billahi fisabilil haq...
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Comments

Popular Posts