Banyak Anak = Banyak Masalah, Benarkah?

Banyak Anak = Banyak Masalah, Benarkah?

Ustadz Rosyid Abu Rosyidah.


Dahulu orang tua kita sering menyerukan, "Banyak anak banyak rezeki." Ungkapan ini sangat familiar. Sementara sekarang, ketika keimanan semakin rapuh, syubhat yang ada adalah banyak anak, banyak masalah. Ini.. kalau di tuntut, di mulai dari keengganan punya anak. Ada slogan, "childfree" Apakah ini hanya alasan umat zaman sekarang yang males dalam mendidik anak? ogah mendidik anak?  karena riweh?


Nabi banyak menyerukan kepada kaumnya, untuk banyak mengajari anak-anak dan Nabi tidak menyerukan ini melainkan karena beliau pasti perhatian kepada anak. Nabi sangat perhatian kepada sahabat Junior nya, kepada anak-anak kecil. Nabi menyerukan umatnya agar punya banyak anak, padahal beliau anaknya sedikit? pun juga istri beliau banyak. masa iya, yg istrinya hanya 1 suruh banyak anak?


Bagaimana syariat menjawab syubhat ini?


Nabi menyuruh kita untuk punya keturunan, bahkan beliau senang ketika banyak pengikutnya. (dari anak-anak kita) ini adalah hujjah/dalil bahwasanya Islam menyerukan banyak anak.


Anak ketika membuat masalah, poin pertama yang harus di catat adalah, WAJAR itu adalah sesuatu yang wajar. sunatullah, garis dari Allah.


Jangankan ada banyak anak, ga ada anak aja pasti ada masalah. rumah tangga pasti ada masalahnya. ketika tambah anak 1 2 apalagi banyak maka wajar apabila masalahnya semakin banyak. inilah fitrohnya. 


Tapi, dibalik masalah yang banyak, pun juga banyak pahala. Membanggakan nabi, dan jelas semua ini akan memberikan kebaikan dengan sepeninggal kita. dengan catatan, kalau ingin banyak anak banyak masalah, tapi juga banyak kebaikan.. dengan cara kita tunaikan secara penuh hak dan kewajiban kita kepada anak. yang jadi masalah adalah ketika banyak anak tetapi kita tidak punya banyak benefit/keuntungan.



misal, ada yang bilang, "saya pusing banyak anak." kemudian muncul baby blues, secara psikologis emang ada. yaitu keadaan yang tidak siap akan kehadiran anak yang membuat diri bisa stress. ini semua, kalau kita runtut, sebetulnya muaranya 1, apa? kurangnya ilmu. baik itu ilmu tentang takdir dan ilmu pengasuhan. 


Malik bin Dinar pernah mengomentari seseorang yang solatnya tidak benar. kemudian ia justru berkomentar kasihan keluarga nya. kenapa? padahal kan, yang salah solatnya. tapi kenapa ia katakan kasihan keluarga nya?


jawabannya adalah, seseorang yg solat itu adalah lelaki yang paling tua di keluarga nya dan keluarga nya akan belajar dengan dia. kalau dia solatnya jelek? bagaimana dg keluarga dan kerabatnya?


inilah keutamaan pentingnya mendidik anak. dan bersabar dengan nya.


ketika banyak anak banyak masalah, maka bukan masalahnya yang di tanyakan, karena banyak anak banyak masalah memang sunatullah, sudah wajar. tapi yang tanya adalah, siapa yang bertanggung jawab terhadap masalah tersebut? jika masalah terselesaikan, maka orang tua nya bertanggung jawab.


Ummar bin Khattab pernah berpesan kepada seseorang, *didiklah anak-anak mu dengan benar, karena sejatinya, engkau akan ditanya, tentang anakmu. apa yang engkau ajarkan kepada anakmu, dan anakmu akan di tanya tentang baktinya pada dirimu*


maka orang tua bukan di tanya, "berapa uang saku untuk anakmu?" dll. tapi mereka di tanya oleh Allah, pendidikan apa yang sudah kau ajarkan untuk anak-anak mu"


dan anak akan di tanya tentang birul walidainnya kepada orang tua. tetapi, orang tua akan di tanga terlebih dahulu sebelum hal ini.


jadi, bukan fasilitas apa yg sudah diberikan, bukan pula kemudahan duniawi yang sudah kita berikan kepada anak, melainkan pendidikan apa yang telah kita ajarkan kepada anak anak kita? 😭😭😭


kalau ternyata, kita sebagai ortu belum tuntas menunaikan hak dan kewajiban, maka, wajar apabila masalah tak terselesaikan.


zaman sekarang orang-orang kafir fokus merusak kaum wanita karena ia mudah di serang mental dan pikirannya. setelah wanita, mereka menyerang generasi muda, makanya tak heran apabila banyak generasi muda yang gampang galau. mudah mengeluh dlsb.


mendahulukan untuk mengajari anak adalah lebih penting dari pada mencari maisyah, menurut para salafus shalih.


kok bisa? 

padahal, mendidik butuh biaya?

ya.. kalau dilihat dari sisi biaya.


tapi mendidik bukan hanya menyekolahkan. akan tetapi, bagaimana mengajari dan mencontohkan ibadah, adab dll. kepada anak. serta bentuk pendekatan diri kepada anak. maka sangat penting untuk membersamai anak.


maksimalkan harta yang kita miliki untuk mengubah masalah yang ditimbulkan karena banyak anak, menjadi sebuah benefit yang menguntungkan untuk akhirat kita.


para ulama menjadikan mendidik anak sebagai perjalanan yang nikmat lagi menyenangkan. serta sebagai hiburan.


ketika anak lebih mendengarkan nasihat orang lain di banding diri kita sebagai orang tua, maka ini wajar. karena manusia yg paling tidak butuh dnegan kita adalah keluarga. ini sandaran ulama serta sebagai hiburan mereka. percayalah, dahulu mereka juga merasakan, ketika anaknya lebih nurut kepada orang lain daripada orang tuanya.


contoh orang lain: guru.


SEMOGA BERMANFAAT

Comments

Popular Posts