Ensiklopedi Adab Islam
Ensiklopedi Adab Islam
Ustadz Fatkhur Rakhman
Amar ma'ruf nahi mungkar bisa dilakukan siapapun, karena tidak terbatas waktu dan tempat.
Adab yang di bahas adalah adab yang ke-7, yaitu
Memutus sifat tamak dari kebaikan orang lain/memutus berharap dari kebaikan orang lain.
Kita tidak perlu mengharapkan imbalan dari orang lain atau pujian dari orang lain.
Contoh, mengajak orang lain kajian, maka kita tidak boleh mengharap imbalan dari orang tersebut. Jika kita mengharapkan imbalan, maka sejatinya kita sedang mencari sesuatu yang sifatnya sedikit. Jika mencari imbalan tersebut, maka biasanya melupakan sesuatu yang sifatnya banyak. Jadi rugi 2 hal.
1. Rugi dunia akhirat, karena mengharapkan imbalan dari manusia.
2. Seandainya ia mengharapkan harta dari orang tersebut, pasti dia akan bermuka 2. Berbasa basi, dan tidak perhatian dengan perbuatannya.
Kurangilah ketergantungan kepada dunia, putuslah rasa harap kepada makhluk.
karena jika mengharapkan imbalan orang, sejatinya ia menghadapi 2 perkara yang sebenernya dia tidak mampu pada perkara tersebut.
1. pemberian orang yang akan dia dapatkan. manusia itu lemah, jika di beri hadiah, maka akan tunduk dan patuh. pemberian kadang membuat hati menjadi lemah, begitu pun dengan amar ma'ruf nahi mungkar.
2. ridhonya mereka tidak akan pernah kita dapatkan. ridhonya semua orang adalah tujuan yang tidak akan tercapai, tapi, kalau kita memutuskan rasa tamak, maka selesai, kita tidak capek. karena yang di kejar hanyalah keridhaan Allah 💖💖
hendaknya yang mengharap pahala dari Allah memutus rasa harap kepada makhluk...
dan ingat, bahwa perkara dunia itu sangat kecil.. Rasulullah sampai gamau mengulang kalimat dunia di dalam hadits nya.
adab ke-8
Tidak mengingkari perkara yang masih di perselisihan para ulama
jangan ingkari tapi bertoleransilah.
perbedaan karena macamnya beda, (tanawuk). contohnya bacaan solat. (doa iftitah)
karena masing masing punya dalil.
misal 1 Hasan yang 1 nya dhoif, itu saja kita harus bertoleransi. apalagi jika keduanya ada hadit yang menguatkan.
misal, ketika tasyahud apakah menggerakkan jari? maka dalam masalah ini, kita berlapang dada. tetapi kalau isyarat ini jelas dalilnya. maka harus di lakukan. (🫵🏻)
perbedaan pendapat kalau tidak bertentangan dengan ijma para ulama maka kita tidak boleh mengingkari nya. karena masing-masing ada dalilnya. boleh di ingkari apabila sudah bertentangan dengan ijma para ulama. kalau ada pendapat yang bertentangan dengan ijma para ulama, dan dalilnya sudah jelas bertentangan maka boleh di ingkari. contoh tentang haramnya riba. jika ada pendapat yang membolehkan maka, pendapat tersebut sangat layak untuk di ingkari.
adab yang ke-9
Mencari waktu yang tepat untuk mengingkari kemungkaran
kalau mau menasihati cari waktu yang tepat. tapi ketika belum memiliki waktu yang tepat, harus tetap ada keinginan untuk berdakwah.
adab yang ke-10
Memperhatikan adanya tahapan atau metode cara mengingkari
1. hendaklah merubah dengan tangan, kalau ga mampu maka dengan lisan, kalau ga mampu maka dengan hati, dan mengingkari dengan hati adalah selemah lemahnya iman. jika hanya bisa mengingkari dengan hati maka tetep dengan pemikiran "kalau aku mampu, maka aku akan rubah hal tsb" tapi, ketika dengan lisan sudah di rasa cukup, maka tidak perlu dengan tangan. contohnya menyuruh anak untuk solat. ketika di nasihati dengan lisan, si anak sudah mau solat, maka gausah di pukul. intinya harus ada tahapan yang baik.
kemudian memulai dari yang terpenting lalu yang penting. misalnya, dakwahkan tentang tauhid dulu sebelum yang lainnya.
kemudian hendaklah dengan sembunyi sembunyi karena siapapun orang nya jika di nasihati terang-terangan pasti tidak akan suka. karena malu ketika kejelekannya di ketahui banyak orang, ini tabiat manusia.
selanjutnya..
tidak boleh mencari-cari aurat/kesalahan orang lain. karena di Islam tidak ada perbuatan memata matai atau tajasus. barang siapa yang mencari aurat sesama muslim maka Allah akan tampakkan auratnya, dan barangsiapa yang sudah Allah tampakkan auratnya maka walau dia di dalam rumah tetap akan Allah tampakkan auratnya atau kesalahannya.
dan harus berhati hati dari sifat UJUB.
UJUB adalah merasa apa yang di lakukan dia lebih baik dari orang lain. mirip dengan sombong, kalau sombong, sudah sampai pada tahapan merendahkan orang lain, kalau UJUB hanya merasa lebih baik tanpa merendahkan.
Adab memakai alas kaki.
1. niat yang baik.
menjaga kaki, menjaga kebersihan, menunjukkan nikmat Allah.
2. merasakan nikmat, ucapakan alhamdulilah.
3. membiasakan memakai sandal ketika keluar rumah, karena di ibaratkan seperti kendaraan. (menjadikan kesulitan lebih sedikit) tidak panas, dll.
4. memperhatikan kebersihan sandal.
5. penekanan kebersihan sandal, (bersih dari najis)
6. memakai sandal sambil duduk (jika sandal nya seperti sepatu)
supaya memudahkan. dan ini anjuran dari nabi, tapi kalau sandalnya mudah di pakai, memakai sambil berdiri di perbolehkan.
Comments
Post a Comment