Dzat Yang Maha Mulia, Yang Maha Perkasa
📄 *NOTULENSI KAJIAN FIKIH ASMAUL HUSNA*
(Pekan lalu)
📚 Bab "Dzat Yang Maha Mulia, Yang Maha Perkasa (العزيز) ; Yang Maha Berkuasa, Maha Memaksa (الجبار)"
🔎Pertemuan Ke-60
🏷️ Pembahasan Fikih Asmaul Husna
*Karya Shaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al 'Abbad Al Badr حفظه الله تعالى*
🎙️Ustadz Rosyid Abu Rosyidah, S.Ag., M.Ag حفظه الله تعالى
Hari/Tanggal: Jumat, 16 February 2024 | 6 Sha'ban 1445 H
🕖 Pukul : 07.00 WIB - selesai.
📑 Kajian Khasanah
﷽
Ustadz membuka majelis dengan pujian kepada Allah, shalawat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, muqodimah dan do'a.
Alhamdulillaahil-ladzii bini'matihi tatimmush-shoolihaat, bersyukur kita kepada Allah atas limpahan nikmat Nya. Allah kumpulkan kita dalam nikmat keimanan, nikmat sehat, nikmat waktu luang dan Allah berikan kita Rahmat untuk bermajelis ilmu. Semoga kita terus mensyukuri nikmat yang Allah berikan. Nikmat ketundukan hati untuk duduk dalam majelis ilmu, semoga duduk nya kita dalam majelis ilmu tercatat dalam bentuk ketaatan dan bentuk syukur kita kepada Allah dan memperberat amal timbangan kita di yaumil Qiyamah.
📚 Bab "Dzat Yang Maha Mulia, Yang Maha Perkasa (العزيز) ; Yang Maha Berkuasa, Maha Memaksa (الجبار)"
Nama Allah (العزيز) ; (الجبار) memiliki makna yang sama yaitu Maha perkasa, hanya saja keperkasaan Allah pada Al Jabar lebih khusus sedangkan pada Al Aziz lebih umum. Kedua nama Allah (العزيز) ; (الجبار) disebutkan secara bersamaan di dalam al-Qur-an al-Karim, yaitu pada firman-Nya:
و هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِى لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْمَلِكُ ٱلْقُدُّوسُ ٱلسَّلَٰمُ ٱلْمُؤْمِنُ ٱلْمُهَيْمِنُ ٱلْعَزِيزُ ٱلْجَبَّارُ ٱلْمُتَكَبِّرُ ۚ سُبْحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ
"Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (Qs. Al-Hasyr [59]: 23)
Nama Al-Jabbar tidak disebutkan dalam Al-Qur-an kecuali pada ayat di atas. Namun ada sebuah riwayat yang ini adalah kisah israiliyyat, disampaikan oleh Syaikh Abu bakar jabir Al jazairi rahimahullah. Ketika zulaikha menggoda Nabi Yusuf saat tengah berduaan, kemudian zulaikha menutupi wajah patung yang dimilikinya. Lalu Nabi yusuf berkomentar, apakah engkau malu dengan pengawasan jamat (benda mati seperti patung) dan engkau tidak malu dengan pengawasan Al Malik Al Jabbar?
Ini merupakan sebuah dalil bahwa Al Jabbar adalah Maha perkasa yang Kemaha perkasaan nya bahkan sudah diketahui oleh Nabi-Nabi sebelumnya. Al-Jabbar dikaitkan dengan kemaha perkasaannya Allah atas segala Makhluk-Nya.
🥀 Banyak dari kita merasa malu dan takut dengan pengawasan cctv dibandingkan dengan pengawasan detail Allah.
Kita dapati beberapa video, orang-orang yang melakukan sesuatu karena ia tidak mengetahui bahwa ada cctv yang mengawasi nya. Namun setelah ia tau ada cctv yang mengawasi gerak gerik nya maka kedzoliman nya ia pun ia lepaskan. Seakan-akan ia lebih takut dengan kamera cctv mampu merekam tapi punya banyak kelemahan dan rekaman nya pun bisa direkayasa. Ia justru tidak takut dengan pengawasan langsung oleh Allah. Ketauhilah betapa detailnya pengawasan Allah Al Jabbar, Dzat Yang Maha Perkasa.
Sedangkan nama Al-'Azîz disebutkan dalam Al-Qur-an hampir kurang lebih seratus kali. Makna Al-'Azîz artinya adalah Yang memiliki seluruh makna tentang izzah (kekuasaan). Sebagaimana firman Allah :
إِنَّ ٱلْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا ۚ
"Sungguh, kekuasaan (kemuliaan) itu seluruhnya milik Allah...." (Qs. Yunus [10]: 65)
Allah yang memiliki kekuasaan atas makhluk-Nya. Allah memiliki kekuasaan mencabut nikmat dan memberikan nikmat, Allah yang memelihara dan Allah juga mencampakan. Lalu pantaskan untuk kita merasa sombong?
Ada tiga makna besar yang dikaitkan dengan Al Aziz yaitu :
▪︎ Makna pertama
Yaitu Keperkasaan yang bermakna kekuatan. Sifat keperkasaan Allah yang tidak ada satu pun kekuatan makhluk dapat menyamainya, betapa pun besarnya kekuatan itu. Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ ذُو ٱلْقُوَّةِ ٱلْمَتِينُ
"Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh." (Qs. Adz-Dzâriyât [51]: 58)
Sebesar apapun kekuatan seseorang, ia pasti khawatir ketika rejeki, kekayaan, harta nya berkurang. Padahal siapa yang memberikan rejeki? Dialah Allah, yang memiliki kekuatan lagi sangat kokoh.
... أَوَلَمْ يَرَوْا۟ أَنَّ ٱلل َّهَ ٱلَّذِى خَلَقَهُمْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُمْ قُوَّةً ۖ...
"Tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan mereka. Dia lebih hebat kekuatan-Nya dari mereka?"
(QS. Fushshilat [41]: 15)
..وَلَوْ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ إِذْ يَرَوْنَ ٱلْعَذَابَ أَنَّ ٱلْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا..
"..Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik
Allah...." (QS. Al-Baqarah [2]: 165)
Sekuat apapun kekuasaan seseorang ketika ia dihadapkan dengan kematian, siksa neraka pasti ia akan gemetar. Dari sini kita ketauhi bahwa segala kekuatan itu hanya milik Allah.
...إِنَّ ٱللَّهَ قَوِىٌّ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ
"..Sungguh, Allah Maha Kuat lagi sangat keras siksa-Nya" (QS. Al-Anfâl [8]: 52)
مَا قَدَرُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ
"Mereka tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya. Sungguh, Allah Maha Kuat, Maha Perkasa." (QS. Al-Hajj [22]: 74)
▪︎ Makna kedua
Yaitu kekuasaan, keperkasaan yang berkonsekuensi dengan ketidak butuhan terhadap apapun. Allah tidak butuh dengan bantuan, pujian, Karena Allah Maha Kaya dengan Dzat-Nya sehingga Allah tidak butuh kepada siapa pun. Seluruh hamba tidak akan bisa menimpakan bahaya atau memberikan manfaat kepada Allah; akan tetapi Dialah yang Maha Memberikan bahaya dan manfaat, Maha Pemberi dan Maha Menahan.
Ketika kita memuji Allah, bukan berarti Allah butuh pujian. Justru kita yang butuh untuk memuji, mengagungkan Allah.
Dan makhluk tidak akan sampai pada tahapan tidak membutuhkan orang lain. Bahkan sekalipun seseorang adalah raja tetap ia butuh kepada bawahan nya. Karena semua kita butuh orang lain.
Sungguh Dialah Allah dengan kemaha perkasaannya tidak butuh dengan makhluk-Nya.
Maha Suci Allah dari dikalahkan oleh makhluk ciptaan-Nya, dari dikuasai seseorang, dari semua aib dan kekurangan yang tidak layak bagi keagungan dan kemuliaan-Nya, dari
seluruh sifat yang bertentangan dengan kesempurnaan-Nya, serta dari adanya tandingan dan sekutu. Allah berfirman :
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ . وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ . وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (الصافات: ١٨٠-١٨٢)
“Maha Suci Tuhanmu yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan (orang-orang Musyrikin menyifati Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak; maka Allah menyucikan dirinya dari segala macam sifat-sifat yang tidak layak). Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul (karena mereka menyifati Allah dengan sifat-sifat yang layak). Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.” (Qs. Ash-Shaffat [37]: 180-182)
...وَلَهُ ٱلْمَثَلُ ٱلْأَعْلَىٰ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
"Dia memiliki sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (Qs. Ar-Rûm [30]: 27)
قُلْ أَرُونِىَ ٱلَّذِينَ أَلْحَقْتُم بِهِۦ شُرَكَآءَ ۖ كَلَّا ۚ بَلْ هُوَ ٱللَّهُ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
"Katakanlah: "Perlihatkanlah kepadaku sembah-sembahan yang kamu hubungkan dengan Dia sebagai sekutu-sekutu-Nya, sekali-kali tidak mungkin! Sebenarnya Dialah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (Qs. Saba' [34]: 27)
▪︎ Makna ketiga
Yaitu keperkasaan Allah dalam hal kekuasaan dan menguasai menundukan semua makhluk-Nya. Alam semesta dan seisinya ada di bawah kekuasaan Allah, tunduk pada kekuasaan-Nya, patuh pada kehendak-Nya. Seluruh jiwa makhluk ada dalam genggaman tangan-Nya. Tidak ada makhluk yang bergerak dan berpindah tempat melainkan dengan daya, kekuatan dan izin-Nya. Apa yang dikehendaki Allah terjadi, maka terjadilah. Dan apa yang tidak dikehendaki Allah terjadi, ia tidak akan pernah terjadi. Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan kekuatan Allah.
:قُلِ ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلْمُلْكِ تُؤْتِى ٱلْمُلْكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ ۖ بِيَدِكَ ٱلْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Qs. Ali Imran [3]: 26)
تُولِجُ ٱلَّيْلَ فِى ٱلنَّهَارِ وَتُولِجُ ٱلنَّهَارَ فِى ٱلَّيْلِ ۖ وَتُخْرِجُ ٱلْحَىَّ مِنَ ٱلْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ ٱلْمَيِّتَ مِنَ ٱلْحَىِّ ۖ وَتَرْزُقُ مَن تَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)". (Qs. Ali Imran [3]: 27)
Sering kita dengar sabda Rasulullah ﷺ :
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ: يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ لَا يُؤْمِنُ بِي، إِلَّا دَخَلَ النَّارَ”
“Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman kekuasaan-Nya, tiada seorang pun yang mendengar tentangku dari kalangan umat ini, baik orang Yahudi ataupun orang Nasrani, kemudian ia tidak beriman kepadaku, melainkan dia masuk neraka.”
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah makhluk terbaik, pembuka pintu syurga, jiwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berada dalam genggaman Allah. Apalagi diri kita, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ما مِن قَلبٍ إلَّا بيْنَ أُصبُعينِ مِن أَصابعِ الرَّحمنِ إنْ شاءَ أَقامَه، وإنْ شاءَ أَزاغَه.
“Tidak ada hati kecuali berada di antara dua jari Allah ‘Azza wa Jalla. Jika Allah berkehendak Allah akan meluruskannya, dan jika Allah berkehendak maka Allah akan memalingkannya.” (HR. Ibnu majah)
Mau sekuat apapun makhluk, yang menggerakkan hatinya adalah Allah. Ini menunjukan keperkasaan Allah.
Lalu bagaimana dengan Allah Al Jabbar?
Yaitu keperkasaan Allah ada dalam nama Allah Al Aziz. Keperkasaan yang bermakna kekuasaan.
Kemuliaan dalam arti kekuasaan merupakan salah satu makna yang terkandung dalam nama al-Jabbar (Maha Kuasa). Salah satu makna dari
al-Jabbar adalah menguasai segala sesuatu (yang merupakan makna dari al-Qahhâr); segala sesuatu hina di hadapan-Nya, ia tunduk kepada-Nya.
Alam langit dan bumi beserta seluruh makhluk yang ada di dalamnya, semua gerakan dan diam mereka tunduk pada Allah. Segala yang
datang dan pergi dikuasai oleh Pemilik dan Pengaturnya.
Semuanya tidak mempunyai kekuasaan
hak untuk memutuskan sesuatu, bahkan segala perintah (ketetapan dan keputusan) hanyalah milik Allah. Keputusan hukum syariat, takdir, dan
ganjaran, semuanya milik-Nya. Tidak ada pembuat keputusan kecuali Allah. Dan tidak ada Rabb atau Ilah yang berhak disembah selain-Nya.
Namun bukan maksudnya hamba dipaksa (tidak ada pilihan) untuk melakukan perbuatannya. Maksud sebenarnya sebagaimana apa yang difirmankan Allah Ta’ala :
:وَقُلِ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ ۖ فَمَن شَآءَ فَلْيُؤْمِن وَمَن شَآءَ فَلْيَكْفُرْ ۚ...
"Dan katakanlah (Muhammad): Kebenaran itu datangnya dari Rabbmu; barangsiapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir....' (QS. Al-Kahfi [18]: 29)
(7)وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا
(8)فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
(9)قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا
(10)وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”(QS. Asy-Syams [91]: 7-10)
↪️ Al-Jabbar memiliki tiga makna
▪︎ Pertama, Al-Jabbar bermakna menundukan, memenangkan (al-Qahhâr), dan ini sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
▪︎ Kedua, Al-Jabbar yaitu memiliki kelembutan dan kasih sayang-Nya; sebab Allahlah yang menenangkan hati yang resah, mencukupi kebutuhan kaum fakir miskin, memudahkan segala kesulitan, memberikan taufik kepada orang yang sakit dan yang tertimpa musibah agar bersabar serta memudahkan kesembuhannya, selain juga memberinya ganjaran yang besar atas musibahnya.
Allah Maha perkasa, memiliki sifat kelembutan menolong makhluk-Nya yang lemah. Mungkin ada manusia yang kuat tapi kuatnya ia tidak pernah menolong manusia, lalu kuatnya untuk apa?
Allah yang secara khusus memperbaiki hati
mereka tunduk pada keagungan dan kemuliaan-Nya, mencintai diri-Nya, tunduk pada kesempurnaan-Nya, berharap karunia dan juga
nikmat-Nya, dengan kecintaan yang Dia curahkan dalam hati mereka beserta makrifat (pengetahuan), taufik ilahiah dan hidayah-Nya.
Ucapan: اللهم ا جبرني
"Ya Allah, perbaikilah aku."
Maksudnya adalah permohonan kepada Allah agar memperbaiki keadaan hamba serta
menghindarkannya dari segala yang tidak disenangi dan segala kejahatan yang mungkin terjadi terhadapnya.
Ketika duduk di antara dua sujud, Nabi biasa membaca doa berikut:
اللهم اغفر لي وارحمني واجبرني واهدني وارزقني
"Ya Allah ampunilah aku, sayangilah aku, perbaikilah aku, berilah petunjuk kepadaku, dan karuniakan rezeki padaku." (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Renungilah ketika mengucapkan doa diatas. Ini moment khusyu kita bermunajat kepada Allah.
▪︎ Ketiga, Al-Jabbar dalam arti Maha Tinggi Allah di atas segala sesuatu, dan bagi-Nya semua makna ketinggian yaitu ketinggian
dalam Dzat, kemuliaan, maupun keperkasaan (kekuatan).
Nabi kita Muhammad mengagungkan Rabbnya ketika dalam ruku dan sujudnya dengan menyebut kata "jabarût" (keperkasaan,
kekuasaan), Dia yang menunjukkan nama-Nya, Al-Jabbar.
Di dalam Musnad dan Sunan terdapat riwayat dari Auf bin Malik al-Asyja'i, dia bertutur: "Aku pernah mengerjakan shalat bersama Rasulullah pada suatu malam. Beliau lalu berdiri dan membaca surah Al-Baqarah. Tidaklah beliau melewati ayat rahmat melainkan beliau
pun berhenti dan memohonkan rahmat-Nya. Dan tidaklah beliau melewati ayat tentang azab melainkan beliau pun berhenti sejenak dan
memohon perlindungan (kepada Allah dari azab-Nya)."
Auf mengutarakan:
"Selanjutnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam rukuk dengan tempo yang
sama dengan berdirinya seraya berdoa saat rukuknya: 'Maha Suci Allah pemilik kekuasaan (keperkasaan), kerajaan, kebesaran, dan keagungan."
Sesudah itu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sujud dengan tempo yang sama dengan berdirinya seraya berdoa di dalam sujudnya ini seperti doa tadi. Setelah itu, beliau membaca surah Ali 'Imran. Dilanjutkan membaca surah demi surah." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan an-Nasai).
Salah satu cara uwais al qorni berkhalwat kepada Allah yaitu ia sholat malam dan memperlama rukuk. Malam besok nya ia sholat malam dengan memperlama sujud. Dan ini ia lakukan sebagaimana yang dilakukan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Dalilnya :
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sujud dengan tempo yang sama dengan berdirinya seraya berdoa di dalam sujudnya ini seperti doa tadi. Setelah itu, beliau membaca surah Ali 'Imran. Dilanjutkan membaca surah demi surah." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan an-Nasai).
Jabarût (kekuasaan) sejatinya hanyalah milik Allah. Siapa saja yang menyombongkan diri dengan kekuasaannya, ia pasti akan mendapat
murka Allah dan siksa-Nya. Allah mengancam siapa saja yang angkuh dengan kekuasaannya dengan siksaan yang keras, terkuncinya hati dari
hidayah-Nya, serta menjadi penghuni Neraka di hari Kiamat. Allah berfirman:
...كَذَٰلِكَ يَطْبَعُ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ
"Demikianlah Allah mengunci hati setiap orang yang sombong dan berlaku sewenang-wenang." (QS. Al-Mu'min [40]: 35)
Dan Allah berfirman:
وَاسْتَفْتَحُوا وَخَابَ كُلُّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ (15) مِنْ وَرَائِهِ جَهَنَّمُ وَيُسْقَى مِنْ مَاءٍ صَدِيدٍ (16) يَتَجَرَّعُهُ وَلا يَكَادُ يُسِيغُهُ وَيَأْتِيهِ الْمَوْتُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَمَا هُوَ بِمَيِّتٍ وَمِنْ وَرَائِهِ عَذَابٌ غَلِيظٌ (17) }
Dan mereka memohon kemenangan (atas musuh-musuh mereka) dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala, di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, diminumnya air nanah itu dan hampir dia tidak dapat menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati; dan di hadapannya masih ada azab yang berat. (QS. Ibrahim [14]: 15-17)
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan at-Tirmidzi, dari Abu Hurairah, ia berkata; Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
(( يخرج عنق من الناريوم القيامة له عينان يبصر بهما وأذنان يسمع بهما ولسان ينطق به فيقول: إني وكلت بثلاثة: بكل جبار عنيد وبكل من ادعى مع الله
إلها آخر والمصورين ))
"Pada hari Kiamat, ada leher yang keluar dari Neraka; ia memiliki dua mata untuk melihat, dua telinga untuk mendengar, dan satu lisan untuk
berbicara. Ia berkata: 'Sungguh, aku diperintahkan untuk mencari tiga golongan manusia; orang yang angkuh lagi membangkang, orang yang mengaku ada tuhan lain selain Allah, dan orang yang suka menggambar (makhluk bernyawa)." HR. Imam Ahmad (II/336), At-Tirmidzi No. 2574.
Mari bermuhasabah, jika dalam diri kita terjangkit bibit kesombongan maka bersegera meminta ampunan kepada Allah. Kita berlindung kepada Allah, Al-Jabbar, dari Neraka dan juga murka-Nya. Kita pun berlindung kepada Allah dari perilaku, hawa nafsu, dan penyakit hati. Sungguh, Allah Maha Mendengar seluruh doa yang dipanjatkan hamba-hamba-Nya.
والله أعلمُ بالـصـواب
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
Jazakallahu khairan ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله atas waktu, ilmu, nasehat nya, semoga ilmu yang telah sampai kepada kami, Allah mudahkan untuk kami amalkan. Barokallahu fiikum.
✏️Notulen
Wellin Zarlin
Comments
Post a Comment