MENGAJARKAN ANAK TENTANG HARI AKHIR

Youtube : https://bit.ly/mutiarahikmahofficial 

https://youtu.be/MERcJYzO4VA?si=WlYpfR0YZDLenh4j

✍🏻 *NOTULENSI KAJIAN KITAB TARBIYATUL ABNA* 📚

 _Serial Parenting Islami_


🗓️ Selasa 13 Februari 2024

🕰️ Pukul : 16.00 WIB

Pemateri : Ustadzah Imroatul Azizah حفظها الله تعالى

📄Tema : _*MENGAJARKAN ANAK TENTANG HARI AKHIR*_


بسم الله الرحمن الرحيم


Muqaddimah:


Alhamdulillah kita dipertemukaj kembali di dalam majelis ilmu. Allah adalah dzat apa yang diprasangkakan hambanya, mari kita mengikhlaskan niat kita untuk menuntut ilmi dan mengamalkannya. Jika tidak ada niat untuk mengamalkannya, maka Allah Azza wa jalla tidak akan memberikan ilmunya. Niatkan belajar untuk mengamalkannya untuk diri kita dan anak-anak kita. Semoga Allah mengumpulkan kita kembali didalam SurgaNya sebagaimana Allah mengumpulkan kita di dalam majelis ilmu.


Syaikh menjelaskan kepada kita pentingnya memberikan pengetahuan tenyang adanya hari akhir/ hari kiamat. Karena ketika kita mengingatkan tentang anak kita hari akhir, dan akan mempertanggung jawabkan apa yang kita perbuat. Harapannya agar anak berhati-hati, karena apa yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan dihari akhir nanti.


↪️Kita sebagai orang tua harus membantu anak kita untuk mencintai Rasulullah ﷺ anak yang mencintai Rasulullah ﷺ akan mendapatkan syafaatnya.


🏷Jelaskan tentang hadist telaganya Rasulullah ﷺ. Telaganya Rasulullah ﷺ sangat luas.


Sungai Al-Kautsar


Terdapat hadits dalam shahih Muslim, dari Anas, ia berkata, suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di sisi kami dan saat itu beliau dalam keadaan tidur ringan (tidak nyenyak). Lantas beliau mengangkat kepala dan tersenyum. Kami pun bertanya, “Mengapa engkau tertawa, wahai Rasulullah?” “Baru saja turun kepadaku suatu surat”, jawab beliau. Lalu beliau membaca,


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأَبْتَرُ


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus” (QS. Al Kautsar: 1-3). Kemudian beliau berkata, “Tahukah kalian apa itu Al Kautsar?” “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”, jawab kami. Rasulullah shallallahu  ‘alaihi wa sallam bersabda,


فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدَنِيهِ رَبِّى عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِ خَيْرٌ كَثِيرٌ هُوَ حَوْضٌ تَرِدُ عَلَيْهِ أُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ آنِيَتُهُ عَدَدُ النُّجُومِ فَيُخْتَلَجُ الْعَبْدُ مِنْهُمْ فَأَقُولُ رَبِّ إِنَّهُ مِنْ أُمَّتِى. فَيَقُولُ مَا تَدْرِى مَا أَحْدَثَتْ بَعْدَكَ


“Al Kautsar adalah sungai yang dijanjikan oleh Rabbku ‘azza wa jalla. Sungai tersebut memiliki kebaikan yang banyak. Ia adalah telaga yang nanti akan didatangi oleh umatku pada hari kiamat nanti. Bejana (gelas) di telaga tersebut sejumlah bintang di langit. Namun ada dari sebgaian hamba yang tidak bisa minum dari telaga tersebut.  Allah berfirman: Tidakkah engkau tahu bahwa mereka telah amalan baru sesudahmu.” (HR. Muslim, no. 400).


Penting bagi kita untuk mempelajari ilmu-ilmu Allah karena kita akan mengajarkan anak-anak kita. 


🏷Syaikh berkata, di hari akhir adanya hisab. 


↪️Diriwayatkan dari ‘Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


يَجْمَعُ اللهُ الأَوَّلِيْنَ وَالآخِرِيْنَ لِمِيْقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُوْمٍ قِيَامًا أَرْبَعِيْنَ سَنَةً شَاخِصَةً أَبْصَارُهُمْ يَنْتَظِرُوْنَ فَصْلَ الْقَضَاء


“Allah mengumpulkan semua manusia dari yang pertama sampai yang terakhir, pada waktu hari tertentu dalam keadaan berdiri selama empat puluh tahun. Pandangan-pandangan mereka menatap (ke langit), menanti pengadilan Allah.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dan ath-Thabrani. Hadits ini dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wat-Tarhib, no.3591).


🏷 *Hisab menurut istilah aqidah memiliki dua pengertian.*


1️⃣Pertama. Al ‘Aradh (penampakan dosa dan pengakuan), mempunyai dua pengertian.


Pengertian umum, yaitu seluruh makhluk ditampakkan di hadapan Allah dalam keadaan menampakkan lembaran amalan mereka. Ini mencakup orang yang dimunaqasyah hisabnya dan yang tidak dihisab.


Pemaparan amalan maksiat kaum Mukminin kepada mereka, penetapannya, merahasiakan (tidak dibuka dihadapan orang lain) dan pengampunan Allah atasnya. Hisab demikian ini dinamakan hisab yang ringan (hisab yasir)


2️⃣Kedua. Munaqasyah (diperiksa secara sungguh-sungguh) dan inilah yang dinamakan hisab (perhitungan) antara kebaikan dan keburukan


Untuk itulah Syaikhul Islam menyatakan, hisab, dapat dimaksudkan sebagai perhitungan antara amal kebajikan dan amal keburukan, dan di dalamnya terkandung pengertian munaqasyah. Juga dimaksukan dengan pengertian pemaparan dan pemberitahuan amalan terhadap pelakunya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan di dalam sabdanya:


مَنْ حُوسِبَ عُذِّبَ قَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ أَوَلَيْسَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا قَالَتْ فَقَالَ إِنَّمَا ذَلِكِ الْعَرْضُ وَلَكِنْ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ يَهْلِكْ.


“Barangsiapa yang dihisab, maka ia tersiksa”. Aisyah bertanya,”Bukankah Allah telah berfirman ‘maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Hal itu adalah al ‘aradh. Namun barangsiapa yang dimunaqasyah hisabnya, maka ia akan binasa”.[Muttafaqun ‘alaihi].


🏷 *HISAB PASTI ADA*


Kepastian adanya hisab ini telah dijelaskan di dalam al Qur`an dan Sunnah. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :


فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ ﴿٧﴾ فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا


Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah.[al Insyiqaq/84:7-8].


وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ﴿١٠﴾فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا﴿١١﴾وَيَصْلَىٰ سَعِيرًا


Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: “Celakalah aku”. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).[al Insyiqaq/84:10-12].


إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ﴿٢٥﴾ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ

"Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka."

[al Ghasyiyah/88:25-26].


الْيَوْمَ تُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ ۚ لَا ظُلْمَ الْيَوْمَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ


Pada hari ini, tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.[al Mu’min/40:17].


Sedangkan dalil dari Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , di antaranya hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Aisyah, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau berkata:


لَيْسَ أَحَدٌ يُحَاسَبُ إِلَّا هَلَكَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَيْسَ اللَّهُ يَقُولُ حِسَابًا يَسِيرًا قَالَ ذَاكِ الْعَرْضُ وَلَكِنْ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ هَلَكَ


“Tidak ada seorangpun yang dihisab kecuali binasa,” Aku (Aisyah) bertanya,”Wahai Rasulullah, bukankah Allah berfirman ‘pemeriksaan yang mudah’?” Beliau menjawab,”Itu adalah al aradh, namun barangsiapa yang diperiksa hisabnya, maka binasa”.


🏷Waktu Mudamu Akan Ditanya


Dari Abu Barzah Al-Aslami, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ


“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana ia infakkan dan (5) mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi no. 2417, dari Abi Barzah Al Aslami. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)


🏷Sesungguhnya ketika ingin amal kita selamat, bagaimana kita harus menyakini bahwa ketika ada seseorang yang melakukan dosa besar. Keyakinan bahwa dosa besar, tidak mengeluarkan islam, dia akan disiksa tetapi tidak keluar dari islam. Belajar kembali tentang aqidah ahlusunnah wal jama’ah. Bagaiamna para pendahulu kita memperlajari keyakinan yang benar kepada Allah. 


↪️Diriwayatkan dari sahabat Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


لاَ يَرْمِي رَجُلٌ رَجُلًا بِالفُسُوقِ، وَلاَ يَرْمِيهِ بِالكُفْرِ، إِلَّا ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ، إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كَذَلِكَ


“Janganlah seseorang menuduh orang lain dengan tuduhan fasik dan jangan pula menuduhnya dengan tuduhan kafir, karena tuduhan itu akan kembali kepada dirinya sendiri jika orang lain tersebut tidak sebagaimana yang dia tuduhkan.” (HR. Bukhari no. 6045)


📚Berceritalah tentang hari kiamat, bahwa ia adalah hari dikumpulkannya manusia dari yang awal sampai yang terakhir, orang-orang yang dekat dan yang jauh. Dia adalah hari dikembalikannnya hak-hak kepada pemiliknya,diambil dari yang berlaku zalim untuk dikembalikannya kepada yang dizalimi. Pada hari itu, orang-orang taat diberi balasan berupa keberhasilan masuk surga, dan orang-orang jahat dibalas dengan masuk neraka. 


🏷 *JIN JUGA AKAN DIHISAB*


Sesungguhnya jin juga akan dihisab karena mereka juga dibebani syari’at. Mereka akan dihisab dan diberikan balasan atas amal mereka. Oleh karena itu, jin yang kafir juga akan dimasukkan ke dalam Neraka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


اُدْخُلُوْا فِيْ أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ مِنَ الْجِنِّ وَالإِنْسِ فِي النَّارِ (38)


“Masuklah kamu sekalian ke dalam Neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu.” (QS. Al-A’raaf: 38)


Demikian pula sebaliknya, bangsa jin yang beriman juga akan masuk ke dalam Surga dan merasakan kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalamnya.


↪️Ajarkan kepada anak bahwa orang yang dzalim akan mendapatkan balasannya di hari akhir. Katakan kepada anak: *nak jangan pernah menjadi orang yang zalim karena orang dzalim akan berdiri dihadapan Allah dan akan mempertanggungjawabkan perbuatannya*


↪️Banyak kedzaliman merajalela,kita hidup di akhir zaman. Yang lemah semakin tertindas. Semuanya akan berakhir, kelak orang dzalim itu menyesal karena mereka akan mempertanggungjawabkan perbuatannya.


“Pada hari itu, orang-orang taat diberi balasan berupa keberhasilan masuk surga, dan orang-orang jahat dibalas dengan masuk neraka”


Surga itu diberikan kepada hamba-hambanya yang beramal shalih. 


💡Orang yang mengetahui ilmunya, berbeda dengan orang yang tidak mengetahuinya. 


🏷 *Kiat memasuki surga Firdaus adalah dengan melakukan enam amalan seperti yang disebutkan dalam ayat:*


قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (3) وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ (4) وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (5) إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (6) فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ (7) وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (8) وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (9) أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ (10) الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (11)


Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,


(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya,


dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,


dan orang-orang yang menunaikan zakat,


dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,


kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.


Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.


Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.


dan orang-orang yang memelihara shalatnya.


Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,


(yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.


(QS. Al-Mu’minun: 1-11)


🏷Hanya di tangan Allah semata pemberian kehidupan. Dan hanya di tanganNya, mengambil kembali yang telah Dia berikan pada ajal yang telah digariskan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ


Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. [Ali Imran/3:185].


Perbanyak doa:


🏷️Doa Memohon Surga Dan Berlindung Dari Neraka


اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ

Allaahumma innii as-alukal jannah, wa a’uudzu bika minan-naar.


Ya Allah, aku mohon kepada-Mu surga, dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka


🏷 *MINTALAH SURGA FIRDAUS*


Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


” فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ، وَأَعْلَى الْجَنَّةِ …


“Apabila kalian memohon kepada Allah, maka mohonlah surga Firdaus, karena ia adalah surga yang terletak paling tengah dan paling tinggi”.

(HR. Bukhari, no. 2790).


📚Berceritalah dan jelaskan kepada anak tentang apa saja yang ada pada hari kiamat berupa shirath( jembatan) dan timbangan serta telaga Nabi ﷺ.


↪️Diriwayatkan dari kalangan para Sahabat, di antaranya ; Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhu, Ibnu Mas’ûd Radhiyallahu anhu dan Ka’ab bin Ahbâr bahwa yang dimaksud dengan mendatangi neraka dalam ayat tersebut adalah melewati shirâth


Sementara itu, banyak sekali riwayat dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang ini, di antaranya:


Sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi:


ثُمَّ يُؤْتَى بِالْجَسْرِ فَيُجْعَلُ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْجَسْرُ قَالَ مَدْحَضَةٌ مَزِلَّةٌ عَلَيْهِ خَطَاطِيفُ وَكَلَالِيبُ وَحَسَكَةٌ مُفَلْطَحَةٌ لَهَا شَوْكَةٌ عُقَيْفَاءُ تَكُونُ بِنَجْدٍ يُقَالُ لَهَا السَّعْدَانُ


Kemudian didatangkan jembatan lalu dibentangkan di atas permukaan neraka Jahannam. Kami (para Sahabat) bertanya: “Wahai Rasûlullâh, bagaimana (bentuk) jembatan itu?”. Jawab beliau, “Licin (lagi) mengelincirkan. Di atasnya terdapat besi-besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Nejd, dikenal dengan pohon Sa’dân …… [Muttafaqun ‘alaih]


🏷 *BENTUK DAN KONDISI SHIRATH.*


↪️Dalam hadits yang sudah disebutkan di atas terdapat beberapa ciri atau sifat dan bentuk shirâth, yaitu: “Licin (lagi) mengelincirkan, di atasnya ada besi-besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Nejd, dikenal dengan pohon Sa’dân …”.


↪️Dan disebutkan lagi dalam hadits bahwa shirâth tersebut memiliki kait-kait  besar, yang mengait siapa yang melewatinya, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini:


وَيُضْرَبُ جِسْرُ جَهَنَّمَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُ وَدُعَاءُ الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ وَبِهِ كَلَالِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ أَمَا رَأَيْتُمْ شَوْكَ السَّعْدَانِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَإِنَّهَا مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ غَيْرَ أَنَّهَا لَا يَعْلَمُ قَدْرَ عِظَمِهَا إِلَّا اللَّهُ فَتَخْطَفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ رواه البخاري


Dan dibentangkanlah jembatan Jahannam. Akulah orang pertama yang melewatinya. Doa para rasul pada saat itu: “Ya Allâh, selamatkanlah, selamatkanlah”. Pada shirâth itu, terdapat pengait-pengait seperti duri pohon Sa’dân. Pernahkah kalian melihatnya?” Para Sahabat menjawab, “Pernah, wahai Rasûlullâh. Maka ia seperti duri pohon Sa’dân, tiada yang mengetahui ukuran besarnya kecuali Allâh. Maka ia mencangkok manusia sesuai dengan amalan mereka. [HR. al-Bukhâri]


Belajar tentang apa itu mizan?

Yaitu Timbangan pada hari kiamat


Imam Al-Muzani rahimahullah mengatakan, “Dengan dihadirkannya timbangan-timbangan.”


Dalam ayat disebutkan,


وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ


“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”  (QS. Al-Anbiya’: 47)


Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengatakan, “Akan ada timbangan yang adil pada hari kiamat. Namun sejatinya timbangan itu hanyalah satu. Disebut dengan kata mawazin (bentuk plural dari timbangan) karena amalan yang ditimbang itu banyak.”


💡Berceritalah tentang surga dan isinya, berupa kenikmatan yang kekal bagi penduduknya. Demikian juga neraka dan isinya yang disediakan untuk orang-orang kafir dan pendosa.


Jelaskan tentang kenikmatan kenikmatan surga agar mreka Bersemangat beramal shalih.


🏷Disurga  semua orang duduk berhadap-hadapan, mendapatkan buah-buahan dan tidak mendapatkan kelelahan.


↪️Di surga tidak ada kesulitan, gangguan, dan rasa capek


Allah Ta’ala berfirman,


لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُمْ مِنْهَا بِمُخْرَجِينَ


“Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.” (QS. Al-Hijr: 48). Ibnu Katsir rahimahullah ketika menerangkan ayat ini mengatakan, “Mereka tidak ada kesulitan dan gangguan.”


والله أعلمُ بالـصـواب


وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين


سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك


Notulen


Ukhti Sarah Nida Hafidzahallah

Comments

Popular Posts