Mengenal Allah Lebih Dekat
📄 *NOTULENSI KAJIAN KITAB NASHIHATILINNISA*
📚 Tema : "Mengenal Allah Lebih Dekat"
► Serial Nasehat Untuk Muslimah
I Kitab Nashihati Linnisa نصيحتي للنساء
| Sabtu, 27 Januari 2024 | | 15 Rajab 1445H
| Jam 05.30 - 06.30
🎙️Ustadzah Imroatul Azizah حفظها الله
Inspirator Muslimah
| Alumnus Daar El-Hadits Yaman
| Pimpinan Sekolah Alam Tahfizh Unggulan
http://bit.ly/satuofficial
﷽
Ustadzah membuka majelis dengan pujian kepada Allah, shalawat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, muqodimah dan do'a-do'a.
🏷️ Doa memohon ilmu yg bermanfaat
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima.
🏷️ Do’a dimudahkan segala urusan
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
[Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” (QS. Thoha: 25-28).
Alhamdulillaahil-ladzii bini'matihi tatimmush-shoolihaat, kita diberikan kesempatan untuk duduk dimajelis ilmu. Ini adalah nikmat yang luar biasa Allah dan Allah berikan kepada siapa yang Allah kehendaki.
Bersyukur kita diberikan nikmat untuk belajar, karena dengan ilmu kita bisa beramal. Semoga Allah istiqomahkan kita didalamnya. Mari kita perbanyak bersyukur yang senantiasa memberikan nikmat untuk terus menuntut ilmu.
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Ya Rabb kami terimalah dari (amalan kami), sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
📚 Tema : "Mengenal Allah Lebih Dekat"
Pentingnya kita mengenal Allah, mengenal Allah adalah sumber ketenteraman didunia dan akhirat. Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata,
“Ibnu Mas’ud pernah mengatakan, ‘cukuplah rasa takut kepada Allah sebagai bukti keilmuan..’
Kurangnya rasa takut kepada Allah itu muncul akibat kurangnya pengenalan/ma’rifah yang dimiliki seorang hamba kepada-Nya..
Oleh sebab itu, orang yang paling mengenal Allah ialah yang paling takut kepada Allah.
Ustadzah bercerita ketika dalam majelis ilmu ada penuntut ilmu yang ia tidak bisa melihat tapi tidak menurunkan semangat ia untuk duduk dimajelis ilmu. Ya Rabb..hendaknya ini menjadi semangat untuk kita lebih semangat lagi menuntut ilmu.
Belajar tidak senantiasa dari buku, terkadang yang kita lihat memberikan kita banyak pelajaran hidup. Mari terus mendekat kepada Allah, bersemangatlah berilmu lalu beramal. Bersegeralah Melakukan Kebaikan Sebelum Datang Musibah. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Bersegeralah melakukan amalan sholih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia” (HR. Muslim no. 118).
Jika kita mengenal Allah maka kita akan merasakan manisnya iman. Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُـحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِـي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِـي النَّارِ.
“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) barangsiapa yang Allâh dan Rasûl-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allâh. (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allâh menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.”
Ilmu yang paling utama adalah ilmu mengenal Allah. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
ٍأَنَّ شَرْفَ العِلْمِ تَابِعٌ لِشَرْفِ مَعْلُوْمِه
“Keagungan suatu ilmu dilihat dari keagungan yang dipelajari.”
Lalu beliau rahimahullah melanjutkan, “Tidak diragukan lagi bahwa ilmu tentang Allah kemudian tentang nama dan sifat-Nya serta perbuatan-Nya adalah ilmu yang paling mulia dan utama. Ilmu ini dibandingkan dengan ilmu lainnya sama saja dengan membandingkan Allah dengan lainnya. Bahkan ilmu tentang Allah ilmu yang paling mulia dan ilmu dasar dari segalanya.” (Miftah Daar As-Sa’adah, 1:306)
💬Jalan meraih kebahagiaan yaitu mengenal dan dekat dengan Rabb kita. Lalu bagaimana cara mengenal Allah ta’ala yaitu dengan memahami asmâ’ul husnâ (nama-nama) dan sifat-sifat-Nya yang mulia.
Ustadzah mengingat jika kita melihat saudari kita yang baru mengenal sunnah maka sapalah ia dengan penuh hangat. Sehingga membekas kehadiranya dalam majelis ilmu diterima dan disambut dengan penuh kasih sayang walaupun mungkin cara berpakaian belum tertutup dengan sempurna sebagaimana pakaian muslim sesuai syariat.
Ketauhilah ya akhwat bisa jadi seseorang yang baru mengenal sunnah lebih baik dalam berilmu dan beramal dibandingkan kita yang sudah lama mengaji. Lembutkan hati kita untuk saling berkasih sayang dan rangkul saudari kita untuk mengenal agama ini dengan penuh hikmah.
Semoga Allah jadikan kita pembuka pintu-pintu kebaikan bagi orang lain.
📍Tanya Jawab Bagian Tujuh Belas :
Apakah Allah mempunyai mata ataukah tidak?
↪️ Jawab:
Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam senantiasa tercurahkan atas Rasulullah. Amma ba'du
~ Allah & berfirman kepada Nabi-Nya Nuh
... أَنِ ٱصْنَعِ ٱلْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا ...
"... Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami..." (QS. Al-Mu'minun [23]: 27)
Dari ayat diatas kita mengetahui bahwa Rabb kita Azza wa Jalla memiliki sifat. Dan kabar itu datang dari firman Allah Ta’ala. Nabi Nuh diperintahkan membuat perahu, Allah katakan Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami.
Nabi Nuh adalah Nabi yang patuh kepada Rabb-Nya. Walaupun didalam dakwahnya Nabi Nuh mendapatkan nyir-nyiran dari kaum nya.
~ Dalil lain Allah Ta’ala berfirman:
تَجْرِى بِأَعْيُنِنَا..
"Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami..."
(QS. Al-Qamar [54]: 14)
Ayat diatas menjelaskan kisah Nabi Musa yang ia ketika masih bayi dihanyutkan ke sungai yang kemudian diasuh oleh istri fir’aun.
~ Ketika Allah mengajak bicara Nabi Musa
... وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِّنِّى وَلِتُصْنَعَ عَلَىٰ عَيْنِىٓ
"Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku." (QS. Thaha [20]: 39)
Meyakini Allah memiliki mata cukup dengan kita imani tanpa bertanya bagaimana mata Allah. Dalam menetapkan sifat Allah kita tidak boleh melakukan tahrif, ta’thil, tamtsil, dan takyif.
Keyakinan yang benar seorang muslim terhadap nama dan sifat Allah adalah sebagaimana dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah: “Termasuk keimanan kepada Allah adalah beriman terhadap sifat-sifat Allah yang telah Allah tetapkan untuk diri-Nya dan Rasulullah tetapkan untuk Allah tanpa melakukan tahrif, ta’thil, tamtsil, dan takyif “ (Al ‘Aqidah Al Wasitiyyah).
~ Allah berfirman kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam:
وَٱصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا ۖ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ
"Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabb-mu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Rabb-mu ketika kamu bangun berdiri." (QS. Ath-Thur [52]: 48
Meyakini tentang nama dan sifat Allah, sekaligus untuk membantah sekte Jahmiyyah yang ia mengingkari nama dan sifat-sifat Allah. Maka perlu kita ketahui bahwa orang-orang yang mengingkari sifat-sifat Allah dan mentakwil sifat-sifat tersebut, kendati mengimani sebagian sifat yang lain, pada hakikatnya mereka adalah pengikut kaum Jahmiyyah.
Mulai abad ke dua hijriyah, muncullah kelompok-kelompok yang menyimpang dari aqidah ahlus sunnah, di antaranya Jahmiyyah dan Mu’tazilah. Aqidah mereka dalam masalah sifat kalam adalah mereka meyakini bahwa Allah Ta’ala berbicara dengan kalam yang bisa didengar, dengan huruf, kapan saja dan dengan bahasa apa saja yang Allah kehendaki.
Mereka (Jahmiyyah dan Mu’tazilah) mengatakan, disebut “kalamullah” itu sebagai bentuk pemuliaan dari Allah Ta’ala terhadap makhluk-Nya, dan bukan sebagai sifat Allah Ta’ala. Ini menyimpangnya kelompok Jahmiyyah dan Mu’tazilah.
~ Dalil selanjutnya, Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di hadapan manusia lalu memuji Allah karena memang Dialah satu-satunya yang berhak atas pujian kemudian beliau menceritakan Dajjal. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
إِنِّى لأُنْذِرُكُمُوهُ ، وَمَا مِنْ نَبِىٍّ إِلاَّ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ ، لَقَدْ أَنْذَرَ نُوحٌ قَوْمَهُ ، وَلَكِنِّى أَقُولُ لَكُمْ فِيهِ قَوْلاً لَمْ يَقُلْهُ نَبِىٌّ لِقَوْمِهِ ، تَعْلَمُونَ أَنَّهُ أَعْوَرُ ، وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
“Aku akan menceritakannya kepada kalian dan tidak ada seorang Nabi pun melainkan telah menceritakan tentang Dajjal kepada kaumnya. Sungguh Nabi Nuh ‘alaihis salam telah mengingatkan kaumnya. Akan tetapi aku katakan kepada kalian tentangnya yang tidak pernah dikatakan oleh seorang Nabi pun kepada kaumnya, yaitu Dajjal itu buta sebelah matanya sedangkan Allah sama sekali tidaklah buta“. (HR. Bukhari no. 3337 dan Muslim no. 169)
Dalil lain dari Anas, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا بُعِثَ نَبِىٌّ إِلاَّ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ الأَعْوَرَ الْكَذَّابَ ، أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ ، وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ ، وَإِنَّ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مَكْتُوبٌ كَافِرٌ
“Tidaklah seorang Nabi pun diutus selain telah memperingatkan kaumnya terhadap yang buta sebelah lagi pendusta. Ketahuilah bahwasanya dajjal itu buta sebelah, sedangkan Rabb kalian tidak buta sebelah. Tertulis di antara kedua matanya “KAAFIR”.” (HR. Bukhari no. 7131)
Ustadzah Imroatul Azizah Hafizhahallah mendoakan semoga kita bisa tinggal dimadinnah.
Dajjal Tidak Akan Memasuki Makkah dan Madinah. Diharamkan kepada Dajjal untuk memasuki Makkah dan Madinah ketika dia keluar di akhir zaman berdasarkan hadits-hadits shahih yang menjelas-kan hal itu. Adapun negeri-negeri lainnya, maka sesungguhnya Dajjal akan memasukinya satu persatu.
Dajjal akan muncul dari Ashbahan dan akan menelusuri muka bumi. Tidak ada satu negeri pun melainkan Dajjal akan mampir di tempat tersebut. Yang dikecualikan di sini adalah Makkah dan Madinah karena malaikat akan menjaga dua kota tersebut. Dajjal tidak akan memasuki kedunya hingga akhir zaman. Dalam hadits Fathimah bin Qois radhiyallahu ‘anha disebutkan bahwa Dajjal mengatakan,
فَأَخْرُجَ فَأَسِيرَ فِى الأَرْضِ فَلاَ أَدَعَ قَرْيَةً إِلاَّ هَبَطْتُهَا فِى أَرْبَعِينَ لَيْلَةً غَيْرَ مَكَّةَ وَطَيْبَةَ فَهُمَا مُحَرَّمَتَانِ عَلَىَّ كِلْتَاهُمَا كُلَّمَا أَرَدْتُ أَنْ أَدْخُلَ وَاحِدَةً أَوْ وَاحِدًا مِنْهُمَا اسْتَقْبَلَنِى مَلَكٌ بِيَدِهِ السَّيْفُ صَلْتًا يَصُدُّنِى عَنْهَا وَإِنَّ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلاَئِكَةً يَحْرُسُونَهَا
“Aku akan keluar dan menelusuri muka bumi. Tidaklah aku membiarkan suatu daerah kecuali pasti aku singgahi dalam masa empat puluh malam selain Makkah dan Thoybah (Madinah Nabawiyyah). Kedua kota tersebut diharamkan bagiku. Tatkala aku ingin memasuki salah satu dari dua kota tersebut, malaikat menemuiku dan menghadangku dengan pedangnya yang mengkilap. Dan di setiap jalan bukit ada malaikat yang menjaganya.” (HR. Muslim no. 2942)
Semoga Allah jauhkan kita dari fitnah Dajjal.
Dari dalil di atas kita mengetaui bahwa Allah memiliki penglihatan, menetapkan adanya penglihatan bagi Allah, serta bahwa Allah Maha Melihat. Dan wajib bagi kita mengimaninya tanpa tahrif (memalingkan/menyelewengkan maknanya), ta'thil (menolak lafazh dan maknanya), tasybih (menyerupakan dengan makhluk-Nya) dan tamtsil (tanpa menggambarkan dengan makhluk-Nya).
*Sesi Tanya Jawab*
📍Cara mendakwahi orang tua yang belum mengenal sunnah :
▪︎ Langkah pertama:
Yaitu perbanyak doakan. Doakan keluarga kita yang belum mengenal sunnah, kita tidak pernah tau kapan Allah berikan hidayah untuk mereka.
▪︎ Langkah kedua :
yaitu mendakwahkan kepada mereka dengan ilmu dan penuh hikmah. Ajarkan mereka dengan syariat yang benar yang sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
▪︎ Langkah ketiga :
Tunjukan akhlak kita dengan baik, bermuamallah dengan orang tua dengan adab yang mulia. Makin kita beradab kepada mereka biidznillah mereka akan menerima dan Allah gerakan hati mereka untuk mengenal sunnah.
📍Bagaimana cara agar anak mencintai Allah?
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu diriwayatkanbahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya. Keduanya orang tuanya yang menjadikannya sebagai Yahudi, Nashrani atau Majusi..” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Dibawah 7 tahun yaitu tumbuhkan rasa cinta kepada Allah. Ini pondasi awal, jika anak sudah mencintai Allah maka mereka akan mudah untuk menjalankan syariat Allah. Mengenal Allah butuh ilmu.
Ketauhilah mendidik anak layaknya seperti kita sedang menanam. Dan untuk menamam kita butuh tanah yang baik, diberikan pupuk, dan disirami. Begitu juga dalam mendidik anak kita butuh belajar, agar bisa menanami anak dengan ilmu dan kebaikan lainnya.
والله أعلمُ بالـصـواب
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
Jazaakillahu khairan ustadzah Imroatul Azizah حفظها الله atas waktu, ilmu, nasehat nya, semoga ilmu yang telah sampai kepada kami, Allah mudahkan untuk kami amalkan. Barokallahu fiikum
Notulensi
📝 Wellin Zarlin
Comments
Post a Comment